Lognews201.com, Bangkalan-Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD) di Desa Galis Dajah Kecamatan Konang Kabupaten Bangkalan nyaris saja diwarnai kericuhan namun tidak sampai melebar karena di tengahi pihak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pada Senin (19/9).
Pada saat Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa, seharusnya jatuh pada Selasa (27/9) September, tapi ternyata dimajukan jadi hari Senin (19/9), tanpa ada pemberitahuan kepada masyarakat setempat.
Walau acara dimajukan lebih cepat, acara Pembentukan Panitia Pemilihan (P2KD) tetap dilangsungkan dengan dihadiri oleh tokoh desa dan aparat dari Kodim dan Kapolres bahkan Intelijen.
Acara yang diadakan di balai desa yang kebetulan kediaman incumbent (Kepala Desa yang lama), yang kemudian timbul desas desus bahwa pihak Badan Permusyawatan Desa (BPD) diduga ikut berperan menentukan hasil pemilihan panitia dengan menunjuk panitia yang terkesan "asal" memposisikan sebagai panitia pemilihan kepala desa.
Sementara menurut BPD tersebut, apa yang dilakukan sudah sesuai dengan Pasal-Pasal yang berkaitan dengan kepanitiaan pemilihan sebagai prosedur mengambil alih kepanitiaan pemilihan kepala desa.
Hal itu bisa disaksikan dan dipantau oleh awak media dan salah satu mahasiswa turut menduga bahwa memang BPD ada " main " dalam proses pembentukan kepanitiaan pemilihan untuk calon Kades yang hanya ada dua calon kepala desa.
Sebelumnya, sudah jadi tradisi kepala desa bisa bertahan sampai tiga keturunan, dari bapak, anak cucu sehingga jabatan Kepala Desa hanya dimenangkan dari pihak sekitar keluarga.
Dari berbagai sumber diketahui bahwa dalam pembentukan panitia dan pemilihan panitia, warga merasa tidak diundang, sehingga kehadiran didominasi dari pihak panitia atau ketua panitia yang sekaligus juga ketua BPD, yaitu Bapak Bu'at.
Warga beranggapan orang yang ditunjuk kurang berkompeten menjadi saksi atau panitia pemilihan itu akan di tolak BPD dan yang dipilih itu hanya orang orang yang justru tidak tahu apa apa tentang apa itu panitia pemilihan.
Kemudian, mahasiswa dari warga setempat menawarkan diri untuk menjadi salah satu panitia pemilihan.
Atas dorongan rekan media, salah satu mahasiswa Trunojoyo Madura, Nasirin S.psi mendatangi salah satu panitia yang ditunjuk BPD.
Warga sempat beradu argumen, tapi segera ditengahi oleh pihak BPD dan akhirnya bisa meredakan emosi warga. (kholis/Kontri-untuk Indonesia)



