الأربعاء، 17 كانون1/ديسمبر 2025

Prof. Akhiruddin Maddu: Mengukir Peradaban Berbasis Sains, Kreativitas, dan Inovasi

تقييم المستخدم: 5 / 5

تفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجوم
 

lognews.co.id - Setiap Ahad, di Al Zaytun menjadi momen yang ditunggu . Bukan karena hari libur, justru setiap Ahad menghadirkan Para Guru Besar yang menyampaikan paparannya tentang pengembangan Ilmu Pengetahuan berbasis LSTEAMS (Law, Science, Technology, Engineering, Art, Mathematic and Spiritual). ​Hari ahad merupakan momen mendapat pencerahan dari para profesor di berbagai bidang keilmuan. Pada Ahad, 14 September 2025, sesi ke 15, nara sumber yang diundang adalah Prof. Dr. Akhiruddin Maddu, M.Si., Guru Besar Departemen Fisika FMIPA IPB University. Tema kuliah umum yang disampaikan yaitu Mengubah Sumber Daya Alam menjadi Material Maju Berbasis STEM. Dalam orasinya, beliau memaparkan bahwa peradaban masa depan akan dibangun di atas fondasi kreativitas dan inovasi, bukan sekadar teori.

​Berpikir di Luar Kotak, Bertindak Inovatif: Kunci Kemajuan Peradaban

​Peradaban modern yang kita nikmati hari ini adalah buah dari pemikiran kreatif dan tindakan inovatif generasi terdahulu. Prof. Akhiruddin menjelaskan, berpikir kreatif adalah kemampuan untuk memandang masalah dari sudut pandang yang baru, sebuah proses yang lahir dari ide dan imajinasi. Namun, ide saja tidak cukup. Dibutuhkan tindakan inovatif untuk mewujudkan ide tersebut menjadi produk atau teknologi yang nyata dan bermanfaat.
​Sebagai contoh, ia memaparkan sejarah lampu yang telah menerangi dunia selama lebih dari satu abad. Dari lampu pijar Edison yang boros energi hingga lampu LED modern yang jauh lebih efisien dan terjangkau. Perkembangan ini adalah hasil dari ide-ide kreatif yang diimplementasikan menjadi inovasi yang berdampak jauh. Oleh karena itu, melatih pikiran kreatif sejak dini, bahkan dari PAUD, menjadi suatu keharusan. Modal utamanya adalah literasi dan keinginan untuk terus belajar dari berbagai sumber, termasuk dari alam sekitar.

L​STEAM: Melampaui Batas Ilmu Pengetahuan untuk Teknologi Berdampak

​Prof. Akhiruddin menekankan bahwa kemajuan teknologi tidak dapat dicapai hanya dengan satu disiplin ilmu. Sebaliknya, ini adalah era interdisipliner dan multidisiplin. Ia menguraikan konsep LSTEAM (Law, Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematics) sebagai sebuah kolaborasi yang tak terpisahkan. Law adalah landasan nilai dan moral untuk seluruh pengembangan ilmu pengetahuan.
​Sains adalah proses sistematis untuk memperoleh pengetahuan melalui observasi, eksperimen, dan pengujian hipotesis.
​Teknologi adalah penerapan praktis dari ilmu pengetahuan untuk menghasilkan produk yang berguna, dan ini menuntut keterampilan, bukan hanya pengetahuan.
​Engineering (rekayasa) adalah disiplin ilmu yang menerapkan prinsip ilmiah dan matematika untuk merancang dan membangun sesuatu.
​Art (seni) berperan penting dalam menciptakan produk yang menarik dan indah, karena tampilan yang kurang baik bisa membuat orang tidak tertarik, meskipun produknya berkualitas.
​Terakhir, Matematika adalah "bahasa ilmu" yang fundamental dan tak terpisahkan dari semua bidang, termasuk dalam sains dan rekayasa.

 

​Mengubah Sumber Daya Alam dan Limbah Menjadi Material Unggul Masa Depan

​Salah satu inti dari paparan Prof. Akhiruddin adalah risetnya tentang material maju (advanced materials), yaitu material yang sengaja direkayasa untuk memiliki sifat unggul atau baru. Beliau menunjukkan bagaimana kekayaan alam Indonesia dan bahkan limbah dapat diolah menjadi material bernilai tinggi.

​Pasir Silika: Pasir putih yang melimpah di pantai, seperti di Kepulauan Riau, mengandung silikon tinggi yang merupakan bahan dasar untuk mikroprosesor, otak dari handphone dan laptop kita. Sayangnya, Indonesia masih mengekspor bahan mentah ini, sementara produk jadinya diimpor kembali.

​Limbah Organik: Prof. Akhiruddin mengubah limbah menjadi material fungsional. Contohnya, kulit nanas dan sekam padi diolah menjadi karbon nano yang bisa menyerap gelombang radar, cocok untuk teknologi pertahanan seperti pesawat siluman. Ia juga memanfaatkan cangkang telur dan daun bambu untuk membuat bahan yang bisa memancarkan cahaya, membuka potensi untuk menciptakan LED dari bahan-bahan yang tak terduga.

​Ma'had Al-Zaytun: Membangun Peradaban dari Antusiasme dan Limbah

​Prof. Akhiruddin sangat mengapresiasi antusiasme dan kreativitas siswa Ma'had Al-Zaytun. Ia terkejut melihat proyek pembuatan kapal yang dikerjakan siswa, di mana mereka bahkan merekayasa besi bekas menjadi paku. Ini adalah contoh nyata dari berpikir di luar kotak yang menghasilkan tindakan inovatif dan produktif.
​Menurutnya, antusiasme ini adalah modal yang luar biasa bagi Ma'had untuk terus berkembang. Ia bahkan memberikan ide provokatif: suatu saat, Ma'had Al-Zaytun bisa menjadi tempat berdirinya pabrik mikrochip atau teknologi sel surya pertama di Indonesia, mengingat sumber daya alamnya yang melimpah.

​Epilog: Ciptakan Perubahan, Bangun Peradaban

​Prof. Akhiruddin Maddu mengingatkan bahwa peradaban tidak akan berubah tanpa kehadiran orang-orang kreatif dan inovatif. Kita semua memiliki peran untuk melanjutkan estafet ini. Jangan pernah menganggap ilmu itu sulit, karena yang sulit hanyalah cara pandang atau mindset kita. Dengan dasar ilmu yang kuat, didukung oleh semangat kolaborasi, dan kemauan untuk melihat potensi di balik hal-hal yang sering dianggap sepele, kita bisa mengubah limbah menjadi berkah, menciptakan teknologi yang berdampak, dan pada akhirnya, membangun peradaban yang lebih maju dan berkelanjutan.

(oleh Ali Aminulloh)