PEMILU
Monday, 27 January 2025

KENAPA H. DEDI WAHIDI PERLU DIBELA DARI SERANGAN POLITIK BAR BAR

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

 Oleh : H. Adlan Daie

Analis politik dan sosial keagamaan

lognews.co.id - H. Dedi Wahidi, Anggota DPR RI perlu dibela. Serangan politik terhadap beliau sangat "bar bar" dan"political attacking", serangan politik bersifat personal, menyerang "dignity" dan martabatnya sebagai tokoh bukan sekedar tokoh politik tetapi juga tokoh NU.

Beliau dihasut di depan warga kampungnya sendiri oleh seorang calon bupati terkait gaji besar anggota DPR RI tetapi warganya "miskin miskin", sebuah penghasutan "kelas sosial" mirip model propaganda politik komunis, dituding "toglo" alias tidak tertib nalar dan "sumpah serapah" lainnya.

Penulis relatif dekat dengan H. Dedi Wahidi bahkan sangat dekat dalam relasi politik lebih dari 20 tahun. Penulis tidak dalam konstruksi membela dari sisi "subjektivitas" kedekatan penulis melainkan semata mata menegaskan ulang "testimoni" dua pejabat tinggi tentang H. Dedi Wahidi :

Pertama, dalam kunjungan Presiden Jokowi tahun 2018 saat bulan puasa Presiden berkeliling di kompleks pesantren Darul Ma'arif Kaplongan, sering pula disebut "kampus hijau" Kaplongan. 

Presiden Jokowi mengungkapkan kekagumannya tentang desain gedung gedung kokoh dan tertata rapi menurutnya sulit dilakukan oleh "swasta" tanpa nilai juang ketekunan lintas waktu. Itu apresiasi Jokowi dalam perspektif konstruksi "teknis".

Kedua, kunjungan Anies Baswedan (2015) saat menjabat menteri pendidikan di periode pertama kabinet Presiden Jokowi. Anies Baswedan sebagai praktisi dan pakar pendidikan dalam sambutannya melukiskan H. Dedi Wahidi "pelukis masa depan" warganya.

Anies Baswedan melakukan kilas balik tentang kemajuan bangsa Korea tentang apa yang dapat dibayangkan bagi masa depan warga sekitar Kaplongan jika akses pendidikan begitu jauh. Inilah perspektif Anies tentang pentingnya SDM dalam memajukan masa depan komunitas warga.

Dua testimoni simpel di atas sudah cukup mengirim pesan bahwa H. Dedi Wahidi sebagaimana juga penulis tulis tentang (Alm) H. Yance (dengan segala kekurangan manusiawi) telah mewariskan "legacy" bagi masa depan warga dan komunitas lingkungannya.

Dengan kata lain dari sudut pandang representasi politik sulit dicerna akal sehat beliau bisa terpilih 4 kali untuk DPR RI dalam suasana kebatinan warga lingkungan yang tidak percaya terhadap ketokohannya.

Sulit "kampus hijau" yang didirikannya eksis secara sosial jika tidak ditopang kepercayaan publik masyarakat sekitarnya, jika tidak berkontribusi dalam infrastruktur kemajuan sosial lingkungannya.

Pembelaan ini sepenuhnya berangkat dari intensi (niat) dan keyakinan penulis untuk membelanya sebagaimana dulu penulis membela Al Zaytun, tidak pernah menyesali atas resiko yang harus ditanggung penulis 

Pembelaan terhadap harkat, martabat, harga diri dan kehormatan seseorang (siapa pun itu) harus diletakkan di atas perbedaan kepentingan warna dan dukungan politik, di atas perbedaan ormas dan bahkan di atas perbedaan agama dalam konstruksi nilai nilai "penuntun" Pancasila. 

Karena itu kontestasi pilkada Indramayu 2024 sekeras apapun saling mengkritik, saling menegasi tawaran program dan menghujat kebijakan bagian dari proses pendewasaan berdemokrasi.

etapi sejauh tidak menyerang "dignity" dan "kehormatan" pribadi orang apalagi seorang tokoh. Nilai nilai "keadaban" Pancasila harus terus dijaga, dijauhkan dari perilaku "binatangisme politik" yang merusak dan menyerang. 

Wassalam.