PEMILU
Tuesday, 24 September 2024

Yan Harahap : "ada kok !, Baliho Anies"

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

lognews.co.id, Bekasi - Sedang tren pemberitaan terkini partai Demokrat, membuat wartawan senior lognews.co.id, Nasution berbincang langsung dengan politisi Demokrat Yan Harahap, Deputi Strategi dan Kebijakan, Balitbang DPP Demokrat. Rabu (14/6/2023).

Ditanyai lewat sambungan telepon, soal kabar terkait Capres Anies yang belum memberikan gambaran siapa Cawapres yang menjadi pilihannya. inilah yang membuat Yan Harahap mendorong untuk segera diputuskan sehingga Partai Demokrat mempunyai waktu yang efektif untuk bisa berstrategi, mengkonsolidasi persiapan pemenangan ditiap struktur partai.

Yang lebih diharapkan, pengumuman calon wakil presiden (cawapres) segera dilakukan agar kita masih memiliki waktu yang cukup untuk melakukan konsolidasi, baik dalam hal infrastruktur maupun dukungan dari partai-partai yang berbeda. 

Koordinasi harus segera dilakukan untuk mencapai kesepakatan terkait pasangan calon wakil presiden (cawapres)" jelas Yan.

Semakin berjalannya waktu, nama AHY dalam bursa Cawapres makin seksi seperti sedang dilirik Partai merah untuk meminangnya, kepada wartawan, Yan memberi tanggapan tayangan youtube podcast chanel Akbar Faizal, tayangan 13 Juni 2023, mengutip pernyataan Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno, perihal dukungan Demokrat "kalau memang Demokrat serius ngangkat Anis Kenapa di mana-mana di baliho nggak ada Anies ?" diungkap ulang oleh Nasution.

Yan lantas mengatakan dirinya bisa dibuktikan, kalau dimana mana ada terpasang foto Anies.

"kurang jauh mainnya mungkin, mungkin kurang jalan jalan, cuma keliling di dalam rumahnya" ujar Yan sembari menjelaskan salah satu postingan twitternya yang dipenuhi materi gambar baliho atau billboard bergambar Anies bersama AHY terpampang disepanjang jalan.

Masih membahas tayangan youtube di chanel tersebut, Adi Prayitno juga mengungkapkan seperti membela AHY untuk maju sebagai Cawapees Anies, Yan sontak menilai hal tersebut sangat rasional, bila dilihat dari survey dan strategi pemenangan Anies.

Tidak sampai disitu, Yan kembali ditanyakan perihal agenda bertemunya AHY dan Puan, ada kemungkinan AHY sedang melakukan manuver politik.

 “apakah pertemuan AHY dan Puan yang akan dilakukan merupakan bagian strategi antar kedua partai ?” tanya Nasution.

Lagsung ditanggapi dengan cepat.

“bukan, yang penting kita diundang pertemuan, sebagai parpol memang harus dibuka komunikasi seluas luasnya, kita sambut baik gitu aja gampang, kita juga surprise dengan apa yang di katakan Sejken PDIP Hasto, artinya membuka komunikasi politik tapi kita harus mematuhi kesepakatan itu (koalisi perubahan )” ujar Yan.

Ditambahkan Yan kalau kita ada penawaran untuk menjadi cawapres maka perlu diapresiasi, dengan tetap (Demokrat) berepegang teguh pada koalisi dan kesepakatan partai.

“ya syukur alhamdulillah, kita anggap itu sebagai complement, kita sudah punya kesepakatan, tetap sepakati kesepakatan, dan mengikuti keputusan partai, itulah statement kita saat ini” jawab Yan.

Kembali ditanyakan mengenai adakah perpecahan di dalam tubuh Demokrat atau koalisi perubahan, terkait adanya rencana pertemuan Puan dan Anies, dengan tegas yan mengkonfirmasi bahwa Demokrat masih tetap solid dalam koalisi.

“kupastikan kupastikan nggak ada” ujar yan

Hal penting yang juga ditanyakan soal Partai Demokrat dalam menunggu detik detik keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai hasil uji materi sistem pemilu yang akan diumumkan esok 15 Juni 2023, Yan berpendapat demokrasi yang sudah ada bukan saat yang tepat untuk dicarikan berbagai alasan untuk ditiaddakan.

"tentu Yang paling kita harapkan, kewarasan masih menghinggapi hakim MK. Kanapa? Selalau kami sampaikan bahwa ibarat pertandingan, masuk menit terakhir ingin dimulainya pertandingan, tahapan sudah dipenuhi, tiba tiba di ubah aturan mainnya" uhar Yan.

Yan meyakini dengan menghargai Demokrasi yang sudah diperjuangkan dijaman pemerintahan SBY, seharusnya tidak dibutuhkan lagi alasan untuk mempertanyakan, kenapa rakyat harus memilih sesuai yang dikenalinya, bukan seperti membeli kucing dalam karung.

“Janganlah merampas hak pilih rakyat dengan tidak bebas memilih calonnya di 2024, jangan bikin rakyat memilih kucing dalam karung. Tetap terbuka, hargai demokrasi yang sudah a saat ini" tegas Yan.

Dimulakan dijaman SBY, sistem pemilu terbuka, bebas memilih atau menentukan siapa calonnya. 

"kalau tertutup, gelap, demokrasi gelap sudah, mereka tidak lagi bebas memilih siapa calonnya" pungkas Yan.

Berita terakhir Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat Benny K Harman mengungkapkan kemungkinan Ketua Umum AHY, berpeluang 80 persen menjadi bakal calon wakil presiden dari Anies Baswedan. (Amr/Hans - untuk Indonesia)