lognews.co.id — Emiten minimarket Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) telah menutup ratusan gerainya pada tahun ini imbas kerugian gerai dan biaya sewa yang mahal.
Corporate Affairs Director Alfamart Solihin mengatakan Alfamart menutup ratusan gerai karena kerugian yang dialami oleh gerai bersangkutan. Adapun, salah satu kerugian itu terjadi karena biaya sewa yang tinggi, sementera penjualan melemah. "300-400 toko saya tahun itu tutup. Karena apa? Ya karena ya, Kalau untung pasti kita buka terus," kata Solihin (15/12/2024)
Pria yang juga menjabat sebagai ketua umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (DPP Aprindo) mengatakan, penutupan gerai merupakan keputusan yang berat. Namun, langkah itu perlu diambil karena tidak ada jalan lain.
Sebagai informasi, Alfamart juga membuka sistem kerjasama franchise dengan masyarakat dengan modal mulai dari Rp 300 juta. "Ada toko franchise dan ada toko reguler, tapi yang pasti kalau franchise masa iya kita paksakan mereka harus buka," jelas dia.
Meskipun begitu Alfamart tetap melakukan ekspansi bisnisnya memfokuskan penambahan gerai ke wilayah luar Jawa pada tahun ini. Corporate Communications GM Alfamart Rani Wijaya mengatakan sampai kuartal III/2024, total sudah ada 19.971 gerai Alfamart, bertambah 884 gerai sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) atau dibandingkan dengan total gerai per akhir Desember 2023 sebanyak 19.087 gerai. "Kami targetkan penambahan 1.000 gerai pada 2024. Proyeksi akhir 2024 Alfamart dapat mencapai target 1.000 gerai itu," ujarnya Senin (16/12/2024).
Tak hanya dalam negeri, AMRT juga membidik ekspansi di pasar internasional, khususnya Filipina dan mengeksplorasi peluang di negara-negara lain. Dalam menunjang ekspansinya tahun ini, AMRT mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp4,5 triliun sepanjang tahun ini. (Amri-untuk Indonesia)