PEMILU
Thursday, 19 September 2024

Mei 2024 Indonesia Alami Deflasi Sebesar 0,03%

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Mei 2024 terjadi deflasi sebesar 0,03% secara bulanan, diumumkan Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti bahwa deflasi yang terjadi pada Mei 2024 itu bukan disebabkan turunnya daya beli.

Deflasi adalah suatu fenomena dimana harga-harga barang menurun secara masif atau terus menerus dalam periode yang singkat.

Ia menganggap kondisi itu lebih disebabkan fluktuasi harga rendah yang disebabkan pasokan sejumlah barang tengah tinggi.

"Enggak lah (deflasi karena daya beli lemah), ini karena fluktuasi harga, ini memang karena ada perubahan harga komoditas yang kita hitung dari keranjang inflasi," kata Amalia di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (3/6/2024).

Amalia menjelaskan salah satu faktor pendorong deflasi pada Mei 2024 ialah turunnya harga beras. Beras kata dia telah mengalami deflasi 3,59% dengan andil terbesar mencapai 0,15%. Produksi beras pada Mei ia catat sebesar 3,58 juta ton, lebih tinggi dari Mei 2023 sebesar 2,86 juta ton.

"Jika dilihat lebih rinci deflasi Mei utamanya didorong komoditas beras, pada Mei 2024 beras kembali deflasi 3,59% dan beri andil deflasi 0,15% meski produksi beras turun deflasi komoditas beras masih terjadi karena stok beras tersedia masih memadai," ucapnya.

Deflasi Mei 2024 ini merupakan pertama kalinya yang terjadi sejak Agustus 2023, dengan kelompok pengeluaran yang menyumbang deflasi terbesar ialah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,29% dengan andil 0,08%.

Komoditas penyumbang utama deflasi lainnya adalah

  1. beras dengan andil 0,15%, daging ayam ras dan ikan segar dengan andil masing-masing 0,03%, serta tomat dan cabai rawit dengan andil masing-masing 0,02%," ucapnya.
  2. kelompok pengeluaran transportasi dengan deflasi sebesar 0,36 dan andilnya 0,04%, tarif angkutan antar kota dengan andil 0,03%, tarif angkutan udara dengan andil 0,02%, serta tarif kereta api dengan andil 0,01%.
  3. Kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki sebesar 0,04% dengan andilnya 0%, serta informasi komunikasi, dan jasa keuangan 0,05% dengan andil juga 0%.

Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi ialah

  1. perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 0,87% dan andilnya 0,05%, serta penyediaan makanan dan minuman atau restoran 0,26% dengan andil 0,03%.
  2. Komoditas emas perhiasan, bawang merah, dan cabai merah dengan andil inflasi masing-masing 0,05%.
  3. Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,08% dengan andil 0,01%, serta perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga 0,05% dengan andil 0%.
  4. kelompok pengeluaran kesehatan dengan inflasi sebesar 0,04%, serta rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,10%.

Sebagai informasi, meski secara bulanan deflasi terjadi 0,03%, secara tahunan inflasi terjadi sebesar 2,84%, sehingga tahun kalender terjadi inflasi 1,16% lantaran deflasi baru terjadi pada bulan ini sejak Agustus 2023.  (Amr-untuk Indonesia)