lognews.co.id, Bekasi - Bekasi merupakan salah satu kota penyangga yang perkembangan infrastrukturnya sangat pesat, berdampak pada kualitas udara Kota Bekasi yang harus dijaga oleh karenanya perlu diimbangi dengan penghijauan, untuk membenahi permasalahan lingkungan, seperti gerakan Go Green yang di inisiasi oleh STT Bina Tunggal Bekasi, menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi, Perusahaan, Aliansi Buruh, Lingkungan pemerintah kota Bekasi, Dinas Pendidikan, Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia (IPEMI), Pelajar dan Mahasiswa, pada hari Sabtu, di STT Bina Tunggal Bekasi (10/6/2023).
Rencananya program penanaman sejuta pohon tabebuya akan disebar di 40 titik, terutama di Jl. Ahmad Yani, Jl. Sultan Agung Mayor Hasibuan, wilayah sekitar kantor Kecamatan Medan Satria, kantor Kelurahan Medan Satria, wilayah lingkungan sekolah SD, SMP, SMK, area Bekasi Utara, Bekasi Barat, dimulakan dari sekitar Medan Satria.

Penanaman pohon tabebuya, dilakukan secara simbolis oleh peserta yang hadir diantaranya, lingkungan pemerintah Kota Bekasi, Sekertaris Dinas LH, Kabid dan UPTD wilayah Medan Satria, Sekjab, Camat Medan Satria, Lurah Medan Satria, Pt. Alexindo, PT. unicall, Ketua komite SMAN 4, Martia Bhakti , SMAN 10, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi , SDN 1 Medan Satria, SDN 2 Harapan Mulia, SDN Cindera Mata, SMPN 19, SMPN 46, SMPN Patriot, dan SMP Seroja.
Tabebuya yang sudah ditanam oleh peserta penanaman sejuta pohon, dengan tinggi pohon rata rata 2 meter dengan akar masih dibungkus, dan selanjutnya akan dicangkul lebih dalam dan diberikan penyangga tambahan untuk memastikan pohon tersebut terjaga pertumbuhannya.
Pemilihan pohon berjenis tabebuya dimaksudkan selain untuk mengurangi polusi, meningkatkan kualitas udara, peneduh, pengindah, dan memberikan nilai estetika di Kota Bekasi.
Ketua Yayasan Bina Tunggal Zaiman M Affan, SE, Msi mengatakan dalam program Go Green penanaman sejuta tabebuya untuk menghadirkan solusi lingkungan dan mewarnai Kota Bekasi menjadi Kota yang lebih baik.
“hari ini dari kampus Bina Tunggal memulakan penanaman sejuta, terutama di 40 titik, dengan 200 pohon, di jalan Nasional Provinsi, sekolah, kantor Camat, Kelurahan, dan lingkungan pabrik.” Ujar Zaiman.
Ketua STT Bina Tungal, Adiman, ST., M.T mengucapkan terimakasih kepada peserta penanaman sejuta pohon tabebuya, untuk sama sama menghijaukan Kota Bekasi, dapat membantu menjaga udara yang sehat, karena tabebuya dapat menyerap karbon, mengeluarkan oksigen dan memberikan nilai estetika, dan memberi manfaat kepada Bekasi barat medan satria.

Camat medan satria yang diwakili Deddy Suparjan, menjelaskan program Go Green ini tidak hanya bermanfaat mempercantik namun punya manfaat menanggulangi bencana banjir, memanfaatkan herbalnya untuk penyakit susah tidur, gatal gatal. Deddy berujar tidak hanya partai tapi bunga juga bisa mewarnai kota bekasi.
“namun juga bisa mewarnai bukan hanya partai tapi bunga juga, berarti pohon pun mempercantik warna, merah ungu.dan lainnya, saya berharap kepada semua yang ada di Kecamatan Medan Satria dengan target 100 titik dilingkungan sekolah” ujar Deddy.
Hadir pula Ingrid Kansil ketua umum Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia (IPEMI) yang juga maju sebagai Caleg wilayah Jawa Barat 6 Depok dan Bekasi, mengatakan dalam sambutannya bahwa penanaman pohon tabebuya bisa diusulkan masuk kepada kurikulum sebagai kesadaran dan edukasi sehingga melekat kepada individu sedini mungkin.
Menurut Ingrid dalam penanganan lingkungan, pelaku usaha di IPEMI yang sudah berkembang hingga 17 Negara dan tersebar di 360 kota kabupaten, terinspirasi untuk mengkombinasikan dengan tanaman produktif dengan pohon sukun yang juga bisa berfungsi menjadi ketahanan pangan.
“membuka inspirasi saya untuk dibawa ke organisasi IPEMI Nasional melalui kerjasama ke Kementerian LH untuk menyebarkan bibit sukun keseluruh Indonesia” ujar Ingrid.
Benny Tunggul, selaku Direktur pengembangan STT Bina Tunggal Bekasi, mengungkapkan masa penghijauan di kota kota sekarang tidak lagi dikhususkan untuk menjaga tanah di tepi kali agar tidak longsor namun sekarang bagaimana menciptakan estetik suatu kota yang nyaman, indah, warna warni, dan instragamable,
“Jepang, Surabaya, bisa, kok Kota bekasi gak bisa. Secara penataan lebih gampang. Mengapa tidak dipamerkan melalui jalan nasional seperti, Ahmad yani. Jl. Provinsi hasibuan, Juanda, dan Jl. Sutan Agung, Cut Mutia. Dewi sartika, sehingga saat orang dari jakarta turun, melihat Bekasi lebih indah ketika adanya jalan tol yang di hasibuan minimal mewarnai kuning, hijau, merah, ungu” kata Benny.
Tabebuya menurut Benny bisa menggambarkan wajah kota bekasi yang berwarna.
“pohon tabebuya dapat menggambarkan ikonik kota bekasi yang warna warni, dan plural” ujar Benny.
Melalui program penanaman sejuta pohon tabebuya, Benny mendorong 4 hal, yang pertama, Kota Bekasi punya pohon ikonik estetika, yang memiliki daya tarik seperti bunga sakura, punya kebanggaan karena menyenangkan dilihat, sehingga ketika pohon sudah besar bisa jadi spot anak muda berswafoto karena instragamable, dan menjadi kohesi sosial anak anak muda.
Yang kedua, dengan keterlibatan berbagai sekolah dari tingkat SD, SMP, SMK, SMA, sebanyak 15 sekolah yang hadir dapat menyadarkan kepada anak didik dan orang tua,melestarikan lingkungan sekolah bagaimana anak juga nyaman belajar dilingkungan sekolah.
Kemudian yang ketiga, acara penanaman sejuta pohon tebubuya bisa ditingkatkan di wilayah kelurahan atau kecamatan, disamping menghijaukan setiap kecamatan juga punya karakteristik masing masing.
Keempat, pemilihan pohon jenis tabebuya mempunyai nilai ekonomi mengembangkan UMKM petani lokal untuk mengembangbiakan pohon tabebuya sehingga bisa menguntungkan bagi penjual dan petani juga dijadikan aset Kota Bekasi.
Disampaikan alasan Benny mendorong tabebuya jadi ikon Bekasi karena pas dengan karakteristik warga dan kotanya.
“menggambarkan miniatur Kota Bekasi yang harmonis dengan keberagaman, tapi terlihat juga dari segi penampilan perkotaan. Karena Kota Bekasi dari segi penataan sudah cukup bagus, hanya jadi terlihat lebih nyaman dengan rindangnya tapi juga karna warnanya” pungkas Benny.

Dalam sambutannya, Kiswati Ningrum Sekertaris Lingkungan Hidup Kota Bekasi, mengatakan dalam penghijauan pada program Go Green kali ini, pihak Kampus STT Bina Tunggal memberikan bibit, dan dipantau lokasi penanaman melalui UPTD di wilayah, dan dinas LH UPTD Taman Hutan Kota, membantu menanamkannya di lokasi yang tanahnya sesuai agar menjaga pohon tersebut tetap hidup.
“Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBDSDA) akan bersinergi yang memiliki tim taman, memantau titik tanaman” ujarnya.
Ditambahkannya, Plt Walikota Tri Adhianto punya program di Kota bekasi yang selama ini susah untuk mencari taman, untuk mewujudkan taman disetiap kelurahan, dan yang sudah ada dipercantik lagi, dimulakan dari STT Bina Tunggal Bekasi.
“kita sama sama mempercantik kota bekasi hari ini oleh STT Bina Tunggal kami di-suport dengan tabebuya, esok juga kami akan ada program penanaman di kecamatan bekasi utara.” Ujar Kiswati.
Kiswati juga mengucapkan permohonan maaf dikarenakan PLT Wali Kota dan Kepala Dinas LH sedang tugas luar kota, dan ucapan terimakasih atas program Go Green, dengan pengadaan pohon yang tidak hanya dari inisiatif pemerintah (LH) tapi juga datang dari masyarakat, kelompok sekolah dan pengusaha, membuktikan saat pemerintahnya hadir warganya juga menyambut.
“kami sangat apresiasi sebesar besarnya dan terimakasih telah menjadi kontribusi bersama untuk kemaslahatan Kota Bekasi, kami sampaikan siapapun yang akan berkontribusi dalam program Go Green kami terima” ujar Kiswati.
Kiswati menuturkan tidak ada yang sulit kalau kita berkomunikasi, berkontribusi untuk Kota Bekasi mempercantik kota meningkatkan pembangunan.
“dari kontribusi bersama masyarakat dari dunia pendidikan, forum komunitas, lembaga yang bergerak dilingkungan hidup bisa bersama konsepnya bersinergi nanem bareng, mengapresiasi yang sebesar besarnya untuk masyarakat kota bekasi yang turut serta dalam penghijauan kota bekasi”
Dirinya mengaku tidak ambil pusing jika isu lingkungan akan disangkutkan dengan isu politik.
“kalau ada yang bilang inikan politik, ini bukan politik, kalau ini untuk kebaikan bersama kami siap. Masalah teknis kami hanya diberikan bibit, walau ukuran 25 cm - 50 cm. tinggi, atau nanam bareng bareng, kami pun siap karena bukan hanya LH tapi juga DBMSDA, juga punya untuk pembibitannya” tukas Kiswati. (Amr-untuk Indonesia)



