Saturday, 06 December 2025

Syaykh Panji Gumilang dan Gagasan Novum Gradum: Adaptasi Islam di Era Revolusioner

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id – Dalam rangka 25 tahun Kampus Al-Zaytun, gagasan besar Syaykh Panji Gumilang tentang 1000 Tahun Indonesia Raya Gemilang mendapat perhatian khusus dari para cendekiawan. Salah satunya datang dari Prof. Dr. H. Mudofir Abdullah, Guru Besar Studi Islam dan mantan Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta.

Menurut Prof. Mudofir, gagasan tentang Indonesia Raya yang bertahan hingga seribu tahun merupakan visi luar biasa yang membutuhkan kecerdasan, adaptasi, dan kerja sama lintas generasi. “Kalau satu abad saja tantangannya sangat besar, apalagi seribu tahun. Visi ini mestinya menyatukan kita untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mampu bertahan menghadapi perubahan zaman,” ujarnya dalam wawancara eksklusif bersama LognewsTV di Solo.

Moderasi sebagai Kunci Keberlanjutan
Prof. Mudofir menegaskan bahwa moderasi beragama adalah konsep fundamental yang tidak bisa ditinggalkan. Dengan keragaman suku, adat, bahasa, dan keyakinan, Indonesia hanya bisa stabil jika memberi ruang bagi perbedaan.

“Moderasi artinya kesediaan menerima yang berbeda, tetapi tetap berpegang pada prinsip NKRI. Agama kita harus menjadi teladan, rahmatan lil alamin. Kalau tidak ada moderasi, stabilitas bangsa akan terganggu,” tegasnya.

Ia menambahkan, perbedaan dalam pemahaman Islam seharusnya dipandang sebagai keragaman metodologi, bukan perbedaan prinsip. “Kalau memaksakan satu tafsir saja, hasilnya adalah radikalisme. Justru keberagaman itu bagian dari sunatullah,” katanya.

Islam Harus Adaptif
Dalam pandangan Prof. Mudofir, Islam hanya akan tetap relevan jika mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Mengutip teori evolusi, ia mengatakan bahwa yang bertahan bukanlah yang paling cerdas, melainkan yang paling adaptif.

“Kalau lembaga pendidikan tidak mau berubah, dia akan terisolasi dan jadi fosil. Justru yang bisa bertahan adalah yang mampu memberikan respon akurat terhadap tantangan zamannya,” jelasnya.

Karena itu, Prof. Mudofir menilai pentingnya reformulasi dan re-intelektualisasi dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an agar tetap kontekstual. “Islam itu cerdas jika umatnya cerdas. Kalau pembacanya tidak cerdas, maka tafsirnya pun tidak relevan,” katanya.

Al-Zaytun Dinilai Visioner
Prof. Mudofir mengapresiasi langkah-langkah visioner Kampus Al-Zaytun yang sudah bergerak pada arah green economy dan blue economy, sekaligus membuka ruang modernisasi pendidikan.

“Kampus seperti Al-Zaytun tidak hanya mengacu ke masa lalu, tapi berani menatap tantangan masa depan. Saya salut, karena mereka menyiapkan kemandirian ekonomi berbasis pertanian, perikanan, dan peternakan, sekaligus menanamkan nilai kreativitas, kolaborasi, komunikasi, critical thinking, dan integritas moral,” ujarnya.

Relevansi dengan Visi 1000 Tahun
Terkait visi 1000 Tahun Indonesia Raya Gemilang, Prof. Mudofir menilai gagasan tersebut harus menjadi proyek kebangsaan bersama, bukan hanya tanggung jawab Al-Zaytun.

“Ini gagasan luar biasa, melampaui yang dipikirkan orang kebanyakan. Kalau ada analisis yang bilang Indonesia bubar 2030, visi ini justru mematahkan pesimisme itu. Kita harus punya target per abad, bahkan per dekade, apa yang ingin dicapai,” katanya.

Prof. Mudofir bahkan mengusulkan agar visi ini ditulis dalam bentuk buku bersama para profesor dan cendekiawan dari berbagai bidang. Ia sendiri siap menyumbangkan gagasan tentang Islam dan Tantangan Perubahan Iklim sebagai salah satu isu strategis yang menentukan keberlanjutan peradaban.

Penutup
Wawancara eksklusif ini menegaskan bahwa gagasan 1000 Tahun Indonesia Raya Gemilang bukan sekadar mimpi, melainkan agenda besar yang menuntut adaptasi, kerja sama, dan keberanian menghadapi tantangan zaman.

“Visi ini harus menyatukan kita. Dengan tafsir yang kontekstual, moderasi beragama yang kuat, dan pendidikan yang adaptif, insya Allah Islam dan Indonesia bisa bertahan, bahkan gemilang, hingga seribu tahun ke depan,” tutup Prof. Mudofir.

(Sahil untuk Indonesia)