PEMILU
Sunday, 26 January 2025

Fahri Hamzah : "Perumahan di Lahan Sawah Bisa Ancam Swasembada Pangan"

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id, Lombok - Wakil Menteri Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) RI, Fahri Hamzah mengunjungi salah satu kawasan perumahan baru di Mavilla, Kabupaten Lombok Barat,Jumat (27/12/2024)

Fahri Hamzah mengaku sedih dengan banyaknya pembangunan perumahan di areal persawahan di Pulau Lombok. Menurutnya, jika pembangunan perumahan menggusur areal persawahan maka akan mengancam ketahanan pangan.

"Saya lihat di Lombok ini, sudah beberapa perumahan yang saya datangi rata-rata menggunakan sawah. Saya tidak tahu apa yang terjadi, saya belum mendapatkan laporan, saya nanti minta laporan dari Dinas Perkim (Perumahan dan Permukiman) dan Pemda," kata Fahri saat mengunjungi Perumahan Nata Alam Mavila 3 di Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, Jumat (27/12/2024).

Fahri mengatakan imbas dibangunnya perumahan di areal persawahan menjadikan Lombok kedepan akan terjadi impor beras.

"Jadi jangan ada alasan pengadaan tanah di satu sisi tapi di sisi lain gara-gara itu kita membangun rumah di atas sawah. Sekarang kalau ini kejadiannya, artinya tidak ada lagi swasembada. Artinya kita selanjutnya menjadi pengimpor beras. Dan bisa jadi Pulau Lombok bisa menjadi salah satu penyebab impor beras," kata pria asal Sumbawa ini.

Menurutnya, sawah tidak hanya berfungsi sebagai tempat bercocok tanam, tetapi juga memiliki peran penting dalam sistem irigasi yang menjaga kestabilan pengairan. Ia membandingkan dampaknya dengan tanaman jagung yang kerap menyebabkan erosi di lahan miring, mengakibatkan banjir lumpur di wilayah perkotaan.  

"Tanah sawah itu stabil. Kalau kita terus alihfungsikan, bukan hanya ketahanan pangan kita terganggu, tetapi risiko bencana seperti banjir lumpur juga meningkat," tambahnya.  

Fahri menyoroti perlunya inovasi dalam membangun perumahan tanpa mengorbankan lahan produktif. Ia mengusulkan pendekatan yang lebih terencana, seperti pembangunan kota-kota baru yang menggunakan lahan kurang produktif atau memanfaatkan tanah secara vertikal.  

“Kita perlu mengajak masyarakat tinggal di kawasan tersusun, seperti kota-kota vertikal. Dengan begitu, kita bisa mengurangi laju alih fungsi sawah, terutama di pinggir kota,” ujar Fahri. (Amri-untuk Indonesia)