Lognews.co.id, Indramayu - Alzaytun, sebuah pondok pesantren, telah menarik perhatian sebagai contoh unik dalam mengajarkan toleransi dan kebaikan di tengah masyarakat. Dalam wawancara dengan tim lognews.co.id, Palmer Situmorang menyatakan bahwa di Al-Zaytun, suasana sudah sangat baik tanpa adanya permasalahan yang meributkan, dan yang ribut itu di luar Alzaytun.
Menurut Palmer, pondok pesantren ini menjadi satu-satunya tempat yang dengan bangga menyatakan diri sebagai ikon toleransi. Topik tentang toleransi bukanlah hal yang mudah untuk diangkat, namun Al-Zaytun mampu menanggulanginya dengan cepat dan tumbuh menjadi besar dengan pesat. Seperti kata Palmer, "pohon yang tinggi akan lebih kuat."
Walaupun Alzaytun tengah menjadi sorotan instansi pemerintah. Pondok pesantren ini memiliki tujuan mulia untuk mengajarkan toleransi dan nilai-nilai kebaikan kepada generasi muda, sehingga mereka dapat menjadi orang-orang baik yang paham arti toleransi.
Dengan tegas, Palmer mengatakan bahwa mereka siap membela Al-Zaytun jika terjadi permainan atau usaha untuk merusak nama baik pondok pesantren tersebut. Dia berharap agar semua pihak, termasuk institusi resmi yang memeriksa perkara ini, memerhatikan asas keadilan dalam memproses suatu kasus.
Pentingnya pengawasan yang tepat dalam lingkungan pondok pesantren dan mahasiswa pun disoroti. Situasi di mana siswa terlantar karena aset atau rekening disita, harus dipertimbangkan dengan adil, agar tidak menyebabkan penyalahgunaan wewenang atau ketidakadilan.
Al-Zaytun juga mendapat dukungan dari para wali santri yang meminta agar situasi diselesaikan dengan baik dan adil. Mereka berharap anak-anak mereka tidak mengalami keterlantaran karena masalah tersebut.
Pondok pesantren Al-Zaytun menjadi contoh nyata tentang pentingnya mengajarkan nilai toleransi dan kebaikan dalam pendidikan. Semoga semangat pondok pesantren ini menjadi inspirasi bagi masyarakat dan dunia pendidikan untuk lebih memperhatikan dan mengamalkan nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. (rifai)
