lognews.co.id, New York - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi menyerukan dialog tentang nuklir dengan Korea Utara (Korut), Kamis (26/9/2024). Sebab, menurutnya, negara tersebut diduga merupakan pemilik senjata nuklir.
Ia menegaskan, menutup pintu dialog terhadap Korut tidak menyelesaikan masalah, melainkan mungkin memperburuk situasi. Meski program nuklirnya melanggar sanksi PBB dan hukum internasional, sejak 2006 Korut diduga menjadi pemilik senjata nuklir de facto.
Grossi menekankan pentingnya terus mendesak Korut menghentikan aktivitas nuklirnya, namun juga menekankan perlunya dialog yang lebih efektif. Menurutnya, dialog ini memerlukan langkah diplomatik hati-hati untuk mengembalikan kepercayaan dengan Korut.
Salah satu isu yang bisa dibahas dalam dialog tersebut adalah keselamatan nuklir. Mengingat dua minggu lalu Korut menunjukkan sekilas fasilitas rahasia untuk memproduksi uranium tingkat senjata.
Hal ini mengonfirmasi analisis IAEA bahwa program nuklir Korut sangat maju. Namun, sayangnya, program tersebut tidak berada di bawah pengawasan standar keselamatan internasional.
Ada spekulasi bahwa Korut memiliki antara 30 hingga 50 hulu ledak nuklir. Grossi mencatat, negara-negara lain juga sedang meningkatkan persenjataan nuklir mereka, yang merupakan gejala dari masalah keamanan global mendalam. (Amr-untuk Indonesia)
