PEMILU
Saturday, 21 September 2024

Serangan Rusia Ke Pangkalan Militer Ukraina

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Ditengah pemerintah Dunia mengkritik rencana perang Rusia dengan Ukraina, Presiden Rusia vladmir Putin lantas mengumumkan invasi skala penuh. Segera status darurat nasional di Negara ukraina diberlakukan, dalam konferensi pers presiden Ukraina menginginkan negara barat ikut mengecam aksi Rusia yang disebut Invasi agar segera dihentikan, banyak negara yang bergantung terhadap kebijakan ekonomi dari Rusia, seperti Jerman yang tidak dapat bertindak apapun dalam peperangan ini, kecuali mempromosikan perdamaian di Ukraina. seperti yang diketahui sebelumnya Jerman pun pernah mengalami kekalahan peperangan melawan Rusia pada perang dunia 2. 

Sedangkan presiden Amerika bertindak tegas dengan memboikot beberapa prodak Rusia, bank Rusia, ekspor teknologi dan memboikot konglomerat Rusia di Amerika.

Menurut Joe Biden langkahnya diambil untuk mendesak Rusia menghentikan invasi militernya yang sudah direncanakan oleh Putin.

Saat serangan terjadi pada kamis dini hari, terlihat dari kamera warga, beberapa helikopter datang untuk menghancurkan pangkalan militer dekat kota Odessa Rusia, dan beberapa roket terlihat menyasar ke perumahan warga sekitar, dilansir dari beberapa media sudah ada 57 korban tewas dari pihak Rusia.

Presiden Rusia Volodmyr Zelensky dalam siaran pers Rabu 23 Februari 2022, mengaku dirinya sudah menelepon untuk memohon perdamaian ke otoritas Rusia namun tidak ditanggapi.

Sementara dari pihak Rusia berdalih serangan ini untuk memberikan kebebasan berdaulat kepada daerah Luhansk dan Donestk sebagai kelompok yang dianggap separatis oleh ukraina karena membentuk pemerintahan atau negara secara sepihak, sedangkan Daerah Luhansk dan Donestk merasa bahwa mereka adalah bagian dari penduduk Rusia dan memakai bahasa Rusia sebagai bahasa utama.

Banyak yang menyayangkan kualitas komunikasi kedua negara tersebut yang kurang baik, dan menguak sejarah lama yang kembali terulang setelah sebelumnya menyepakati beberapa perjanjian pada senin 21 februari 2015 yang dikenal dengan perjanjian Minsk, perjanjian tersebut ditandatangani oleh perwakilan Ukrainian, Rusia, dan pihak Separatis di Moskow.

Vladmir Putin mengancam Negara yang ikut mencampuri urusannya, akan dibawanya kedalam konsekwensi yang belum pernah ada dalam sejarah.

Kepanikan kota kota di Ukraina padat dijalan jalan besar oleh mobil dan antrian mesin ATM dan SPBU bersiap untuk mengungsi ke negara terdekat, beberapa warga minoritas mengeluh kebingungan tanpa tujuan sedangkan beberapa anak dan ibunya terlihat banyak mengungsi di subway lorong bawah tanah.

Sepasang kekasih yang ikut bersembunyi di lorong jalan raya "Subway" mengungkapkan "Apakah manusia normal mau perang dan menderita? Kami mau hidup damai, kami butuh kerja, keluarga yang lebih baik, mengembangkan negri, kami hanya ingin damai dilangit langit udara kami, langit atas kepala di atap rumah kami, dari pada harus bersembunyi seperti tikus dan jadi gelandangan" Ujar wanita muda tersebut dengan penuh kekhawatiran. 

Penulis Amri SA