PEMILU
Friday, 27 September 2024

Krisis Populasi di Hong Kong: Tingkat Kelahiran Menurun Drastis

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id - Hong Kong menghadapi ancaman krisis populasi karena jumlah kelahiran anak yang semakin menurun secara drastis selama beberapa dekade terakhir. Menurut laporan United Nation Population Fund yang dirilis pada 19 April 2023, negara yang pernah dijajah oleh Inggris ini memiliki tingkat kesuburan terendah di dunia.

Sekretaris Pendidikan Kota, Christine Choi, mengungkapkan bahwa lima sekolah dasar di Hong Kong tidak akan menerima dana untuk kelas tahun pertama karena jumlah murid yang mendaftar terlalu sedikit. Seiring berkurangnya jumlah murid yang mendaftar, kemungkinan sekolah-sekolah tersebut akan ditutup.

Christine Choi menyoroti dilema yang dihadapi dalam menentukan ukuran kelas yang layak. Jika subsidi untuk kelas yang kekurangan satu murid dicabut, hal yang sama juga dapat diterapkan pada kelas dengan jumlah murid 14. Penurunan jumlah murid tersebut mengindikasikan tren menurunnya populasi usia sekolah di Hong Kong. Diproyeksikan bahwa pada tahun 2029, populasi usia sekolah berusia 12 tahun akan turun sebesar 16 persen, dari 71.600 menjadi 60.100.

Survei yang dilakukan oleh Hong Kong Women Development Association (HKWDA) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen responden berusia 18 tahun ke atas menyatakan tidak memiliki rencana untuk melahirkan. Selain itu, Asosiasi Keluarga Berencana Hong Kong juga melakukan survei terhadap lebih dari 8.000 siswa sekolah menengah pada tahun 2022 dan menemukan penurunan keinginan untuk memiliki anak di masa depan.

Pada 2011, 84 persen anak laki-laki dan 70 persen anak perempuan ingin memiliki anak, tetapi pada 2021 angka tersebut menurun menjadi 70 persen dan 55 persen. Perubahan sikap ini menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah kehilangan kepercayaan pada pernikahan dan keinginan untuk melahirkan pada tahap awal kehidupan mereka.

Paul Yip, ketua komite penelitian, menyebut beberapa faktor yang mungkin berkontribusi pada penurunan keinginan untuk melahirkan, antara lain protes terhadap RUU ekstradisi pada tahun 2019, pandemi COVID-19, dan eksodus penduduk dari Hong Kong. Yip menyimpulkan bahwa pemerintah dan individu perlu bersama-sama membangun masyarakat yang memberikan harapan kepada generasi muda agar mereka tetap tinggal dan memiliki anak.

Krisis populasi ini menjadi perhatian serius bagi Hong Kong, dan langkah-langkah strategis perlu diambil untuk mengatasi penurunan jumlah kelahiran. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan memberikan harapan kepada generasi muda, diharapkan Hong Kong dapat mempertahankan keberagaman populasi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. (rifai)