lognews.co.id, Indonesia - Mudah bagi para pelajar di Pusat Pendidikan Ma’had Al-Zaytun untuk mengakses kesenian “Art” dalam ekosistem pendidikan yang berkesinambungan, melalui pendekatan metode pembelajaran LSTEAM (Law, Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics).
Program radio Prima FM Indramayu 95.8 “Obrolan Sore,” yang tayang pukul 16.00–17.00 WIB setiap hari Senin, Selasa, dan Kamis bersama penyiar Nimas, menghadirkan Ustaz Amirul Fajar Wahdana, S.Pd., Koordinator Bidang Seni KOSMAZ (Komite Olahraga dan Seni Ma’had Al-Zaytun). Ia memaparkan keseruannya bersama para pelajar dalam belajar dan berkarya melalui seni (23/9/25).
Membudayakan Seni Setiap Hari
Syaykh Pani Gumilang sangat peduli dalam melestarikan seni tradisional. Ia sering mengundang pertunjukan wayang, musisi jazz, dan menampilkan berbagai acara kesenian di sekolah. Saat tamu wali santri atau perayaan hari besar, seni tari, gamelan, band, dan vokal digelar sebagai event besar seperti syuro dan perhelatan sekolah.
Di era digital, anak muda cenderung tidak mengenali seni tradisional yang biasanya hanya ada di daerah dan momen momen ditingkat daerah tertentu, sehingga mereka beralih ke seni modern yang dianggap lebih keren, seru dan menjanjikan.
Di Ma’had Al-Zaytun dengan para guru seni yang unggul justru mampu melestarikan seni tradional, sehingga budaya tradisional seperti tarian tradisional, keroncong, gamelan Sunda dan gamelan Jawa menjadi sangat istimewa dan mampu dilestarikan.
Menjadi arahan Syaykh AL-Zaytun, Syaykh Panji Gumilang untuk melestarikan seni tradisional dan seni kontemporer untuk selalu diberikan panggung seluas luasnya bagi seluruh siswa bahkan guru dan civitas Ma’had Al – Zaytun, bahkan kedepan sebuah orkestra Al-Zatun akan menjadi bagian dari KOSMAZ.
Dengan budaya seni yang selalu ditampilkan di setiap acara sekolah maupun acara besar Ma’had Al-Zaytun membuat para pelajar selalu menunggu sebagai penampil maupun sebagai penggemar yang mengidolakan teman temannya saat beraksi diatas panggung.
Siswa dari semua jenjang Pendidikan MI, MTs, dan MA terus diperlihatkan dengan seni dengan sendirinya termotivasi, terkadang karena ajakan teman dan rasa keingintahuan mereka sehingga ingin coba coba untuk berkesenian.
Dormitory menjadi kelebihan bagi para siswa untuk berlatih dan berkarya dan mendalami lebih intensif di dunia seni, Ma’had Al – Zaytun memiliki prinsip memadukan tradisional dan kontemporer secara seimbang, maju dan manusiawi, menjadi kebudayaan yang selalu menarik perhatian dengan keindahan, kemerduan, dan kreativitas yang di karyakan.
Jenis Kegiatan Seni yang Dilakukan:
• Tari Tradisional
• Modern Dance
• Band
• Angklung
• Keroncong
• Lukis
• Vokal
• Karawitan
• Terbangan
• Ansambel
• Drama
Nilai Kesopanan, kehalusan Budi Lansung dirasakan Siswa
Seni menjadi bahasa perdamaian mengajarkan persatuan dan kebersamaan dalam suka maupun duka dalam menjalani dan memaknai kehidupan yang diekspresikan melalui panggung seni yang difasilitasi seluas luasnya oleh Ma’had Al-Zaytun sehingga tidak ada alasan untuk tidak bisa berkarya dan bebas berekspresi dengan berbagai kesenian yang ada. Dengan seni pelajar Al-Zaytun juga dikenalkan dengan nasionalisme keindonesiaan sejak saat bangun pagi dikumandangkan lagu nasional, dan lagu Indonesia 3 stanza sebelum belajar dan lagu semangat keindonesiaan lainnya setelah belajar dan itu semua secara konsisten dilakukan setiap harinya.
juga berperan mengarahkan adab, meskipun mengarahkannya memang tidak mudah, Seni karawitan contohnya sangat mengedepankan kedisiplinan dan tata krama, mulai dari cara duduk, cara berjalan, cara meletakkan alat, hingga aturan cara melangkah agar tidak melewati gamelan.
Ustaz Amir berpesan bahwa dalam dunia seni, bermainlah dengan hati, sebab tanpa hati, tidak akan bertemu dengan gesekan atau ketukan dan harmonisasi.
Potensi dan Pengajar Seni
Pengajar seni memiliki dedikasi tinggi, melatih secara rutin setiap hari dengan guru dan instrumen yang lengkap, Karawitan sebagai contoh betapa seni tradisional diperhatikan, menjadi keistimewaan dengan18 pelatih untuk setiap alat musik, dan vokalis berlatih tiga kali sehari. Bagi Ustaz Amir dengan pelatihan tatap muka maka proses pelatihan menjadi lebih dalam dan bertahap dengan transfer energi dan spirit yang terkait dengan materi yang diajarkan karena kulit akan langsung bertemu dengan jiwa seni dengan mengarahkan pukulan demi pukulan pada alat music gamelan, ataupun mengarahkan bunyi crong pada gitar keroncong dan alat music lainnya. Ustaz Amir mengingatkan meski alat musik sudah disediakan, pelajar dianjurkan memiliki alat sendiri agar lebih mencintai dan merawatnya.
Ustaz Amir mengingatkan setiap pembelajaran yang sedang dilakukan dikemudian hari akan terkenang dan menadi bekal siswa karena merasakan kehalusan jiwa dan budi yang terbawa saat memainkan musik, yang kemudian terinternalisasi dalam filosofi hidup mereka.
Lagu Al-Zaytun dan Sertifikasi
Lagu kebaikan “Sang Teladan Bangsa” mendapatkan pujian dari maestro musik Indonesia. Dalam sebuah kejutan di Perpustakaan Nasional, asesor musisi senior seperti Tamami Husen menilai karya dalam program sertifikasi.
Dibalik lagu tersebut, Ustaz Amir mengatakan ada proses panjang meliputi meruntun dari not ke not, mengaransemen hingga halus, mulai dari petikan gitar dan revisi lirik. Tampak mudah, tapi sesungguhnya proses ini sulit dan memerlukan kejelian serta sensitivitas seni yang tinggi.
Banyak lagu yang menyentuh hati, dan lirik-liriknya didaftarkan sebagai kebanggaan musisi yang merasa karyanya dihargai, diakui, dan dilindungi, melalui sertifikasi karya music di Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Selama dua hari, pada 17-18 September 2025, oleh 6 pegiat kesenian Al-Zaytun, Syifa (Vokal), Sakat Maha (Gitar), Amirul Fajar (Arranger), Hartono (Karawitan), Dipa Dinul Haq (Biola), dan Fadilah (Angklung).
Syaykh sebagai Seniman Sejati
Selayaknya seorang tokoh pendidik, pemimpin visioner, Syaykh dirasakan oleh Ustaz Amir sebagai seniman sejati, karena Syaykh memberikan tuntunannya dalam mengarahkan seni. Pengalaman luar biasa baginya membersamai Syaykh dalam menciptakan karya seni, dari suara, isi bicara, hingga intonasi, yang secara organic mengandung nilai seni yang mendalam, membuat proses pembuatan lagu menjadi sangat mudah dan cepat hal yang jarang ditemukan oleh orang lain.
Lagu lagu banyak diciptakan Syaykh mulai dari Mars Al-Zaytun, lagu keroncong Samudra biru yang dinyanyikan maestro keroncong, Sundari Sukoco, menambahkan lagu aku pelanjut nenek moyangku, dari lagu awal ciptaan ibu Soed, sebagai pengingat para generasi pelanjut akan nenek moyang maritim sebagai motivasi dan jati diri bangsa Indonesia, serta lagu lainnya yang sudah dikaryakan.
Pendidikan dan Seni menjadi sebuah bagian tak terpisahkan tertuang dalam kurikulum kontemporer LSTEAM di Ma'had Al-Zaytun yang tak pernah berhenti berdetak, sebuah visi besar terus dirawat: melahirkan generasi yang tidak hanya berakhlak mulia dan berwawasan luas, tetapi juga memiliki kepekaan seni yang mumpuni.(Amri-untuk Indonesia)


