PEMILU
Thursday, 19 September 2024

Annisa Fitri Binti Nanang Rohmana Alumni Mahad Al Zaytun Angkatan 18 Lanjut ke IPB Karena Pesan Syaykh Al Zaytun

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

lognews.co.id - Bekasi - Dari ribuan alumuni santri Mahad Al Zaytun yang sangat mengidolakan Syaykh Panji Gumilang karena dikenal dengan gagasan gagasan hebatnya untuk Indonesia Raya , ada satu nama santri alumni ia adalah Annisa Fitri Binti Nanang Rohmana Alumni angkatan 18 (Admiral), saat ini Mahasiswi semester 4 IPB University Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Program studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, dengan IPK terakhir 3.96 dari 4.00 dan punya segudang prestasi.

Annisa juga aktif sebagai anggota BEM FPIK Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa, yang juga turut berkontribusi dalam kepanitiaan Acara Mega proker Nautica Fest 2024 sebagai anggota divisi acara, Awardee Beasiswa Arga Citra 23 (periode 2023-2024), Juara II Festival Model Kapal 2023 (Projects Mata kuliah kapal perikanan).

Saat masih menjadi santri di Mahad Al Zaytun, Annisa aktif tergabung dalam Organisasi Pelajar Mahad Al Zaytun (OPMAZ) dan aktif di Kementerian Pendidikan Sains dan Teknologi sebagai penanggung jawab analisis peribahasa, Kementerian Disiplin tertib dan Hak Asasi Manusia sebagai penanggung jawab santri MTS kelas 7.

"Saat menjadi santri, saya tergolong yang 'biasa saja' tidak menonjol, tetapi Alhamdulilah tetap aktif ambil peran dan tetap aktif dengan segala rangkaian kegiatan pembelajaran." jelas Annisa.

Ia juga menjelaskan Mahad memiliki Unsyitoh Yaumiyah yang menjadi acuan dalam keseharian sehingga santri hidup secara terstruktur. Pembangunan aspek sosial nya juga sangat terbangun sebagaimana seorang santri yang hidup bersama dengan santri lainnya, saling tolong menolong dan peduli terhadap sesama. Pola hidup sehat dari makanannya yang tersaji selalu memenuhi nutrisi, olahraga yang terfasilitasi, baik lingkungan asrama maupun gedung pembelajaran yang senantiasa bersih.

Baginya, Al Zaytun sangat memberi banyak sekali pelajaran berharga terutama tentang "cinta tanah air" dan "toleransi", Ia masih ingat betul Syaykh Al-zaytun pernah menyampaikan pidato yang berisi bahwa beliau berani mengajukan kepada kementerian pendidikan agar bersama-sama mengumandangkan lagu Indonesia Raya 3 Stanza disetiap harinya, dan buktikan selama 6 tahun atau bahkan 3 tahun, Syaykh yakin pasti ada perubahan yang signifikan "Bangunlah Jiwanya, Bangunlah badannya untuk Indonesia Raya"

Di dalam ceritanya, Annisa mendapatkan banyak kesan baik mengenai toleransi tinggi, cinta perdamaian sesuai visi 'Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian menuju masyarakat sehat cerdas dan manusiawi. Sikap toleransi ditanamkan pada jiwanya dan juga para santri di Mahad Al Zaytun, karena ini merupakan aspek penting kehidupan,seperti yang tertuang dalam surat Al hujurat : 13 karena kembali lagi pada dasarnya manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.

"Dengan memiliki sikap toleran kita dapat melihat segala sesuatu dengan banyak perspektif, karena alam semesta luas, maka ilmu pengetahuan juga sangat luas. Dan penanaman cinta perdamaian, dalam contoh kecil keseharian sebagai santri di Ma'had Al-zaytun kehidupan di asrama yang selalu bernuansa rukun dan damai antar sesama", jelas Annisa

Selama 12 tahun Annisa mengenyam pedidikan di Mahad Al Zaytun, dari kelas 1 MI sampai 12 MA, Motto "Sehat Cerdas Manusiawi" menjadi pedoman dalam mendidik para santri di Mahad Al Zaytun, menurutnya semua itu kembali lagi pada poin visi Mahad Al-zaytun yaitu SEHAT nomer satu, karena Sehat Kunci dari segalanya.

"Semasa santri, setiap pagi di kelas selalu diadakan breafing untuk mengingatkan santri akan pentingnya menjaga kesehatan dari berbagai aspek. Saya pribadi sangat bersyukur karena sudah mendapat ilmu ini sedini mungkin. Saya jadi suka makan sayur buah dan protein, tidak suka jajan sembarangan, merasa diri sudah terbentengi. Melihat diantara teman-teman di kampus, saya menemukan ada yang tidak suka sayur, kesehariannya terbiasa membeli es/minuman manis bahkan tidak terbiasa minum air putih, masih muda sudah banyak mengidap penyakit, dsb nya, tegasnya. Yang membuat saya merasa ilmu yang saya dapat selama menjadi santri merupakan previllage yang patut disyukuri", imbuhnya di dalam tulisannya untuk lognews.co.id

Annisa juga menambahkan dari pribadinya, ia menilai dan menyadari bahwa setiap kata per kata yang disampaikan oleh syaykh Al-zaytun memiliki makna yang dalam dan juga luas. Bahkan butuh waktu untuk memahaminya.

"Contoh kecil, penggunaan kata untuk libur semester menggunakan 'Belajar di masyarakat' yang mengandung makna bahwa 'Dimana pun kita berada, kita belajar. Tidak ada kata berhenti dalam belajar' waktu liburan dapat digunakan sebagai sarana bagaimana kita menerapkan apa yang telah diterima sebagai santri di lingkungan bermasyarakat yang sebenarnya" ungkap Annisa

Annisa juga masih mengingat dengan jelas, Saat ia duduk dikelas 12 MA yang otomatis pemangku jabatan OPMAZ sekaligus kakak kelas tertinggi, disitu ditegaskan bahwa jika diantara kami melakukan 'kesalahan' akan diberlakukan sanksi tegas 'dikeluarkan' dan tidak lulus dari Ma'had Al-zaytun. Dan ia paham bahwa sebagai orang yang memiliki tanggungjawab terkhusus memiliki 'jabatan' harus lah bersikap baik, tegas dan harus menjadi USWATUN HASANAH bagi adik kelas dalam kehidupan bermasyarakat bagi seluruh rakyat.

Apa yang ia dapatkan selama menjadi santri di Mahad Al Zaytun menjadi bekal untuknya, dan itu yang membuat hatinya mantap memilih Program Studi 'Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap' di IPB University dengan cakupan pembelajaran sangat luas. Mulai dari memahami pola hidup ikan dan ekosistem lingkungan nya, Mengkaji informasi daerah potensial dari pola hidup ikan tersebut, Sarana AKA Pelabuhan Perikanan yang memuat segala kebutuhan supaya efektif dan efisien, dan juga Pembangunan kapal serta alat tangkap yang sesuai.

"Sosok Syaykh Al-zaytun yang mendorong saya semangat mengkaji ilmu perikanan tangkap, Syaykh selalu punya target luas dan jauh banget, punya planning bagus dan paham juga akan sejarah dan keilmuannya, Terkhusus ide syaykh membuat galangan kapal yang fantastis", tandas Annisa dengan penuh semangat.

Ia berharap kedepannya dapat mencurahkan segala tenaga dan pikiran serta ilmu yang ia dapat, untuk ikut serta bersama membangun Mahad Al-zaytun, sejalan dengan misi pembangunan Blue Economy yang selalu digaungkan oleh Syaykh Al Zaytun Panji Gumilang

"Pandangan saya kepada Syaykh Al-zaytun merupakan sosok yang memiliki pandangan luas, berilmu, tegas dan bijaksana, sampai pada titik beliau bisa membangun Mahad Al zaytun ini dengan segala kesiapannya, membangun sesuatu yang besar tentu harus punya pemikiran yang besar dan luas, dan tidak bisa sembarang orang. Kalau tidak siap dan tidak cukup ilmu, tidak mungkin bisa membangun suatu peradaban besar yang benar-benar tertata segala aspek didalamnya". pungkasnya. (iws - untuk Indonesia)