PEMILU
Thursday, 19 September 2024

Mantap Berlayar "Kamu Harus Semangat Terus" Kata Syaykh Alzaytun Kepada Ferdy, Santri Al Zaytun Angkata VIII

User Rating: 4 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Inactive
 

lognews.co.id, - Sebuah perjalanan inspiratif Ferdy Muhammad seorang santri Pondok Pesantren Al Zaytun yang lahir dari keluarga sangat sederhana yang memantapkan dirinya untuk berlayar mengarungi lautan dari berbagai Negara dan menemukan begitu berartinya pengalaman di pesantren menjadi bekal dalam mencintai dunia kemaritiman.

Sudah menjadi cita cita Ferdy sejak dibangku kelas 11, ingin membantu ekonomi orang tuanya yang telah mendidiknya dengan kesederhanaan dengan meneruskan pendidikan dari pesantren melanjutkan ke Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, dibawah Kementerian perhubungan dengan biaya dari Beasiswa.

“Karena untuk membantu orang tua saya, dan saya tidak memakai uang orang tua” terang Ferdy.

Kepintaran dalam berinteraksi sosial didapatkannya saat di pesantren spirit but modern system Indramayu, menjadikannya memiliki nilai nilai yang terpatri membentuk jati diri dan berkarakter layaknya sebagai santri yang berani, tangguh, berdisiplin tinggi, keterbukaan, mandiri, mempunyai inisiatif dan mampu hidup harmonis dengan siapapun.

Mengingat dirinya pernah menjadi kakak kelas dengan jabatan didalam Organisasi Pelajar Mahad Al-Zaytun sebagai Sekertaris Kementrian di angkatan VIII dalam organisasi besar karena mengayomi ribuan santri agar dapat mengkondisikan dan menjalankan sesuai dengan sistem sekolah yang diharapkan, sehingga kemampuan berkomunikasi dengan berbagai santri dari berbagai latar belakang suku, kebangsaan dan karakter masing masing orang, benar benar teruji.

Memulai karirnya sejak tahun 2018, Ferdy sudah berkeliling indahnya semua negara di dunia namun bagi Ferdy, Al Zaytun tetap tempat terindah.

Lanjut dijelaskan Ferdy bahwa saat bertugas sebagai perwira mesin, dirinya membawa 'wajah' Indonesia, sehingga harus berperilaku sebaik mungkin, kemudian biasanya dirinya melakukan koordinasi dengan tim yang berisikan 20 anggota dari berbagai negara, biasanya tim tersebut tidak selalu sama, (bukan tim/crew yang tetap) sehingga mengharuskannya untuk mengandalkan keterampilan tersendiri untuk menjaga performa dalam bersikap dan bertugas, dituntut piawai saat memimpin rapat agar dapat memutuskan, dan berlayar dengan mengutamakan keselamatan bersama, kompak dan terorganisir.

"Jangan salah, saya membawa nama Indonesia (saat bertugas) disana kami berlomba untuk lebih disiplin, dan kerja keras" ujar Ferdy.

Di Alzaytun sudah terbiasa hidup dengan berteman beda suku, karakter, bahkan beda negara, akibatnya saat singgah di Singapura dan Malaysia tidak pernah kehabisan teman, pernah bertemu dan janjian bahkan langsung disambut, diajak berboncengan sepeda motor dengan alumni di Singapura, keliling kota tersebut.

Sehingga Ferdy menyadari, kehidupan di pesantrennya ternyata bisa berguna didalam lingkup kerjanya, dirinya menceritakan pengalaman sewaktu menjadi santri, kata yang menjadi motivasi baginya.

“Di Alzaytun juga diajarkan berorganisasi jadi saya terbiasa saat bekerja dikapal, saya ingat Kalau kamu baik, jadilah yang terbaik, kalau kita kurang baik kita harus belajar lebih baik lagi, itu yang diajarkan guru kepada saya” Kata Ferdy.

"Dimanapun kamu harus mahir, kalau sudah mahir harus lebih mahir lagi, dan saya pikir ternyata bener juga" tambah Ferdy.
Dalam perbincangan podcast di episode Membangkitkan Batang Terendam, membahas tentang 'blue ekonomi', dimana Ferdy sudah mengetahui program Al Zaytun yang membangun kapal, mengetahui dari bertanya kepada alumni bahwa selain gagasan "green economy", ternyata dilakukan pula "blue economy".

“ini sangat luar biasa sekali, memang saatnya kita ini keluar dari zona Green Ekonomi, Indonesia itu 70% lautan” Kata Ferdy menanggapi antusias dan memberikan dukungannya kepada Al Zaytun sebagai Alumni.

Dalam podcast bersama lognewsTv, Ferdy juga menceritakan pengalamannya sewaktu menjadi santri saat bertemu Syaykh Al Zaytun.
“Saya pernah dipesankan Syaykh, jangan bersedih kamu harus tetap semangat.” tutur Ferdy.

Bukan karena dirinya sedang menangis atau sedih, saat itu memang dirinya menjadi pengawal Syaykh saat hari hari besar atau menyambut tamu pejabat pemerintah Indonesia, terlibat bersama menjadi pasukan Paskibra, dirinya dalam posisi berdiri tegap dibawah terik matahari yang membuatnya seperti wajah kasihan karena seperti pucat, capek dan berkeringat.

Hal itu nampaknya menjadi perhatian Syaykh yang kala itu melewati dirinya dan terhenti menghampinya untuk memberikan pesan tersebut langsung dihadapannya, dan rupanya hingga kini motivasi Syaykh dijadikan rujukannya dalam menghadapi tiap tiap langkah dalam kehidupannya (30/1/2024).

(Ismi)