PEMILU
Thursday, 19 September 2024
Previous Next

Prinsip Agama Membentuk Karakter Hidup dan Inspirasi Toleransi Oleh Eko Widiyanto SE., MM., Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Saat Menghantar Purna Tugas Anggotanya

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id, Dalam dialog ringan bersama Eko Widiyanto, seorang pemimpin yang moderat dan penuh pengalaman, terungkap kebijaksanaannya dalam menjalin persahabatan lintas agama. Beliau membagikan pengalaman menyentuh hati ketika sahabatnya, seorang non-Muslim, memilih untuk memeluk Islam. Tak hanya itu, Eko Widiyanto turut menggugah hati dengan merinci kutipan dari Injil Lukas ayat 2:21 dan Mazmur ayat 38, yang memperkuat pemahaman akan keagungan Tuhan.

Dalam perbincangan yang menyentuh hati,  Eko Widiyanto juga berbagi pengalaman seputar perbedaan dalam praktik keagamaan, seperti larangan makan daging babi dalam kitab Perjanjian Baru Imamat 11:7-8. Pencerahan ini memberikan wawasan tentang keanekaragaman keyakinan dan hubungan harmonis di tengah masyarakat.

Lebih lanjut, Eko Widiyanto membahas karakter disiplin dalam menjalankan ajaran agama, khususnya dalam konteks persembahan persepuluhan, seperti yang diajarkan dalam Kitab Maleakhi 3:8–10. Ia membandingkan perbedaan kesejahteraan antara imam masjid dan pendeta, menyoroti keberhasilan gereja dalam menerapkan prinsip persepuluhan.

Beranjak dari pengalaman pribadi selama pandemi, Eko Widiyanto menyampaikan hikmah berharga tentang pentingnya kebersamaan keluarga. Melalui kisah pahit ketika dirinya, istri, dan putranya harus diisolasi di ruangan yang berbeda, beliau menyoroti esensi kehadiran keluarga dalam situasi sulit. Dia juga merinci pembelajaran tentang keimanan, ketabahan, dan kesadaran akan ketergantungan mutlak kepada Allah dalam menghadapi ujian kehidupan.

Terakhir, Eko Widiyanto merenungkan dampak ujian hidup terhadap karakter manusia. Menyoroti bahwa ujian kesulitan cenderung mendekatkan diri kepada Tuhan, sementara ujian kenikmatan dapat menghantarkan manusia kepada kelalaian terhadap kebenaran.

Dengan kata-kata yang penuh makna, Bapak Eko Widiyanto memberikan pencerahan tentang toleransi, disiplin spiritual, dan kekuatan keluarga, menciptakan landasan kuat bagi kehidupan yang harmonis di tengah kompleksitas keberagaman.

Dalam sebuah acara pelepasan purna tugas di Dinas Perhubungan Kabupaten Batang, Eko Widiyanto, yang merupakan Kepala Seksi Bidang Angkutan, memberikan sambutan pembuka untuk menghormati pengabdian luar biasa dari sahabat kita, Bapak Cahyono SH., ST., MH. Dalam sambutannya, Eko Widiyanto menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat atas perjalanan panjang Cahyono sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil yang telah mengabdi selama 34 tahun.

Cahyono bukan hanya abdi negara yang memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni, namun juga telah menjalani perjalanan panjang dalam berbagai dinas, mulai dari satu dinas ke dinas lainnya. Perjalanan pengabdian ini mencapai puncaknya di Dinas Perhubungan Kabupaten Batang, di mana dirinya telah memberikan kontribusi selama lima tahun sejak November 2018.

Eko Widiyanto dengan tulus menyampaikan bahwa pengabdianya merupakan yang terbaik untuk masyarakat.

Sebagai pembina di Dinas Perhubungan, Eko Widiyanto juga menekankan pentingnya menjaga hubungan antar sesama, meskipun Bapak Cahyono telah memasuki masa purna tugas. Pesannya adalah untuk tetap berkomunikasi dan saling memberikan kabar, sekecil apapun itu.

"Kami yang masih bertugas hari ini, Insya Allah akan terus menyambungkan kontribusinya," ujar Eko Widiyanto dengan penuh semangat, menegaskan komitmen untuk melanjutkan jejak pengabdian yang telah ditorehkan oleh Bapak Cahyono.

Sebagai bagian dari acara pelepasan, hadirin diundang untuk mendengarkan pesan bijak dari seorang pembicara tamu, yaitu Bapak Ustaz Ubaidillah. Pesan-pesan bijak ini diharapkan dapat memberikan kekuatan mental bagi semua yang hadir, terutama mereka yang masih aktif bertugas.

Dengan rasa hormat dan ucapan terima kasih, Dinas Perhubungan Kabupaten Batang berterima kasih kepada Bapak Cahyono SH., ST., MH, atas dedikasi dan pengabdiannya selama ini. Semoga masa purna tugas membawa kebahagiaan dan ketenangan bagi Bapak Cahyono, serta kesuksesan dalam setiap langkah yang akan diambil selanjutnya.

Cahyono SH., ST., MH, sosok yang telah menghiasi perjalanan dinas perhubungan selama lima tahun terakhir, dengan tulus dan penuh dedikasi, kini menyampaikan ungkapan pamit seiring berakhirnya masa pengabdiannya. Dalam rangka ini, beliau ingin mengungkapkan permohonan maaf atas segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak, termasuk sikap dan perilaku yang mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan kaidah dan ketetapan yang berlaku.

Bukanlah sosok yang baru dalam arena pengabdian publik. Sebelum melangkah ke dinas perhubungan, beliau telah berbakti di beberapa dinas lain, menorehkan jejak pengalaman berharga yang membentuknya menjadi pribadi yang berkualitas. Perjalanan panjangnya selama 34 tahun, yang ditandai dengan pindah dari satu dinas ke dinas lain, telah membentuk sejajaran pengalaman dan kompetensi yang tidak dapat diabaikan.

Berdasarkan ungkapan beliau, kita diajak merenung tentang pentingnya memaafkan dan dimaafkan dalam menjalin hubungan antarmanusia. Kesadaran untuk bersih dari kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak, menjadi sebuah prinsip yang patut diapresiasi. Semangat untuk selalu berusaha memperbaiki diri, termasuk dalam kaitannya dengan kaidah dan ketetapan yang berlaku, adalah tanda kebesaran hati yang patut dicontoh.

Sebagai bagian dari dinas perhubungan, peran Cahyono tidak hanya tercermin dalam kinerja teknisnya, tetapi juga dalam kemampuannya untuk menjaga hubungan baik dengan rekan-rekan sekerja. Lima tahun yang dihabiskan bersama teman-teman sejawat tidak hanya sekadar bertugas, tetapi membentuk ikatan persaudaraan yang kuat, menciptakan suasana kerja yang harmonis.

Terima kasih kepada Cahyono atas dedikasinya yang tanpa pamrih selama ini.

Semoga perjalanan setapak yang telah ditempuh menjadi bekal berharga untuk menghadapi babak baru dalam hidup. Doa terbaik bagi kesuksesan di masa depan, dan semoga keberkahan senantiasa menyertai langkah-langkah beliau.

Seluruh insan dinas perhubungan dan masyarakat yang pernah berinteraksi dengan \''Cahyono diundang untuk merayakan dan mengenang bersama perjalanan panjang yang telah dilewati.

Selamat jalan, Cahyono, terima kasih atas jejak perjalanan yang telah ditinggalkan. Semoga langkah-langkah baru yang akan diambil membawa berkah dan kebahagiaan.

Dalam tatanan kehidupan, seringkali kita terjebak dalam pemikiran bahwa ibadah hanya terjadi di tempat-tempat suci atau pada waktu-waktu tertentu. Namun, AS Saeful Husna mengajukan pandangan yang menggugah hati tentang prinsip dalam Islam, bahwa tidak ada istilah berhenti atau pensiun dalam ibadah. Sebaliknya, setiap fase kehidupan kita, dari sholat harian hingga akhir hayat, merupakan bagian dari kontrak kita dengan Allah, Sang Pemilik Alam.

AS Saeful Husna dengan tegas menyatakan bahwa hidup ini adalah panggung bagi kita untuk menjalankan peran sebagai hamba Allah. Dalam perspektif Islam, setiap perbuatan yang dilakukan dengan niat yang tulus dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dianggap sebagai bentuk ibadah. Sehingga, setiap individu, dari pedagang di pasar hingga petani di desa, dari pegawai negeri hingga pegawai swasta, sedang menjalankan peran sebagai ahli ibadah.

Tidak ada kata berhenti atau pensiun dalam kontrak kita dengan Allah. Bahkan, perpindahan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya dianggap sebagai bagian dari perjalanan spiritual kita. AS Saeful Husna menekankan bahwa setiap tindakan yang dijalankan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab merupakan bentuk ketaatan kepada-Nya.

Menurut AS Saeful Husna, setiap individu memiliki peran sosial yang berbeda-beda, dan semuanya sama-sama bernilai di mata Allah. Dengan menjalankan peran masing-masing, kita memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan pada akhirnya, kepada Sang Pencipta. Pemahaman ini membebaskan kita dari paradigma bahwa ibadah terbatas pada ritual keagamaan, meluaskan cakrawala spiritual dalam keseharian kita.

Dalam dunia yang terus berubah, pemikiran ini mengajak kita untuk memandang setiap tantangan sebagai kesempatan untuk bertumbuh secara spiritual. Dengan merangkul setiap peran dengan niat baik dan kesadaran akan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah, kita dapat menemukan kedamaian dalam setiap langkah hidup kita.

Sebagai penutup, AS Saeful Husna mengajak kita untuk tidak melihat kehidupan sebagai sekadar rutinitas, melainkan sebagai perjalanan spiritual yang penuh makna. Mari kita terus menjalankan peran kita sebagai ahli ibadah dalam kontrak yang tak pernah berakhir dengan Sang Pemilik Alam.

Dalam perjalanan kehidupan, Ustaz Ubaidillah S.Ag mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi hari ini adalah bagian dari skenario Allah. Menjadi pelengkap kehidupan bagi mereka yang menjalani hidup dengan prinsip disiplin, loyalitas, dan integritas. Dalam pandangan beliau, kebahagiaan hidup dapat dicapai melalui proses pergantian pekerjaan atau perubahan lainnya yang dilampaui dengan sukarela. Seperti yang dikatakan oleh AS Saeful Husna, hidup ini tidak mengenal istilah pensiun, melainkan terus berkembang dan berkembang – prinsip yang selaras dengan ajaran Islam.

Prinsip hidup dalam Islam, seperti diuraikan oleh Ust. Ubaidillah, menuntun kita untuk tetap bersyukur atas karunia yang diberikan oleh Allah. Hidup ini senantiasa diiringi ujian, baik itu ujian kemiskinan maupun ujian keberlimpahan. Beliau menekankan bahwa keberhasilan menjaga iman dalam kesusahan tidak boleh membuat kita terlena ketika dihadapkan pada ujian kekayaan.materi.

 Ust. Ubaidillah menggambarkan hal ini dengan mengambil contoh kisah Salabah.

Dalam pesannya, beliau menyampaikan bahwa kehidupan tidak terlepas dari skenario Allah. Manusia hanya dapat menjalankan rencananya tanpa memiliki kuasa untuk mengintervensi atau memaksakan kehendak kepada Tuhan. Oleh karena itu, 

Ust. Ubaidillah mendorong kita untuk menjalani pernak-pernik kehidupan dengan penuh kebaikan, sejalan dengan ajaran Tuhan yang maha baik.

Pesan penutupnya menegaskan kembali bahwa setiap aspek kehidupan merupakan bagian dari rencana Allah. Manusia, sebagai makhluk yang lemah, harus tunduk pada kehendak-Nya. Ust. Ubaidillah mengajak kita untuk menjadikan diri sendiri sebagai ukuran kebaikan, menjaga pergaulan dengan orang-orang baik, dan terus semangat menghadapi setiap tantangan. Bagi beliau, jalan hidup ke depan adalah tentang menyongsong karunia Tuhan yang besar.

Dengan demikian, mari kita renungkan pesan bijak ini dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi semua yang membacanya. Selamat mengarungi hidup dengan bijak dan penuh keimanan. (Saeful Husna )