الإثنين، 15 كانون1/ديسمبر 2025

Kondisi suhu panas/terik pada siang hari sampai pada pertengahan Mei masih harus diwaspadai.

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

Lognews201.com, Jakarta-Masa musim peralihan dari musim hujan ke musim go kemarau yang terjadi di bulan ini sudah mulai terlihat dan terasa, disebagian wilayah seperti halnya yang terjadi disejumlah wilayah di Indonesia, akhir-akhir ini sebagian masyarakat merasakan suhu panas terik,  terkait dengan fenomena ini BMKG memberikan penjelasan sebagai berikut:

 

1. Menurut data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama periode tanggal 01 – 07 Mei 2022 berkisar antara 33 - 36.1 °C dengan suhu maksimum tertinggi hingga 36.1 °C terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan Utara. Suhu maksimum tertinggi di Indonesia pada bulan April selama 4-5 tahun terakhir sekitar 38.8°C di Palembang pada tahun 2019, sedangkan di bulan Mei sekitar 38.8 °C di Temindung Samarinda pada tahun 2018

 

2.Ada beberapa hal hingga fenomena suhu udara karena dipicu  oleh seperti berikut ini :

- Terindikasinya posisi semu matahari yang saat ini sudah berada di wilayah utara equator dimana sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau, dan tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.

-Didapatinya optimalisasi  dalam penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi, sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari dan semua itu dari dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang cerah

 

4.Heatwave atau biasa di sebut gelombang panas , yang disampaikan  World Meteorologi Organization (WMO) adalah sebuah fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 4 hari atau lebih secara berturut-turut dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih. Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah. Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian.

 

 (Dunkz)