lognews.co.id - Senyum harus didukung oleh bahasa tubuh Anda secara keseluruhan untuk menghindari ambiguitas. Dalam konteks komunikasi interpersonal, senyum merupakan isyarat non-verbal yang paling dominan dalam menyampaikan ekspresi didepan lawan bicar. Namun, efektivitas dan interpretasi ketulusan senyum (validitas emosional) sangat bergantung pada ekspresi wajah dengan isyarat tubuh lainnya.
Berikut beberapa cara agar senyum tetap dipahami dengan baik yaitu dengan selalu memperhatikan dan menyelaraskan dengan gerak tubuh lainnya.
1. Kontak Mata (The Key)
• Pertahankan Kontak Mata (Namun Seimbang): Tatap mata lawan bicara Anda saat Anda tersenyum. Ini menunjukkan kejujuran, kepercayaan diri, dan perhatian.
• Hindari Menatap Berlebihan: Jangan menatap terlalu lama tanpa berkedip; ini bisa terasa mengancam. Jaga kontak mata, sesekali alihkan pandangan sejenak (misalnya, ke hidung atau dahi lawan bicara), lalu kembali menatap mata sambil tersenyum.
2. Postur Tubuh
• Postur Terbuka: Pastikan lengan Anda tidak menyilang di dada. Lengan yang menyilang adalah tanda defensif atau ketertutupan, yang akan bertentangan dengan senyum ramah Anda.
• Condongkan Tubuh Sedikit: Condongkan tubuh sedikit ke arah lawan bicara saat Anda tersenyum. Ini menunjukkan minat dan keterlibatan dalam percakapan.
3. Gerakan Kepala
• Sedikit Anggukan: Gabungkan senyum Anda dengan anggukan kepala ringan. Anggukan menunjukkan bahwa Anda memperhatikan dan menyetujui apa yang dibicarakan, memperkuat keramahan senyum.
• Kepala Tegak: Jaga kepala tetap lurus atau sedikit miring (untuk menunjukkan rasa ingin tahu dan perhatian), hindari dagu yang terlalu terangkat, karena ini bisa disalahartikan sebagai kesombongan atau kebanggaan berlebihan.
Dengan memberikan senyum yang tepat bisa memperlancar komunikasi dan memberikan kesan baik yang terus diingat. (Amri-untuk Indonesia)


