lognews.co.id - Dua wartawan Lognews.co.id dikabarkan mengalami gejala keracunan makanan usai menyantap ikan cakalang. Keduanya merasakan sakit perut, mual, dan muntah beberapa jam setelah makan. Gejala yang muncul diduga kuat akibat makanan yang terkontaminasi.
Keracunan makanan dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terpapar virus, bakteri, parasit, atau zat beracun (toksin). Kontaminasi bisa muncul kapan saja, mulai dari proses penyimpanan, pengolahan, hingga penyajian. Bahan makanan yang tidak dimasak sempurna atau ditangani secara tidak higienis juga dapat menjadi sumber utama keracunan.
Kenali Gejala Keracunan Sejak Dini Tanda-tanda keracunan makanan biasanya muncul beberapa jam setelah makan. Gejalanya bisa berbeda tergantung sumber kontaminasi, tetapi umumnya meliputi:
- Diare, kadang disertai darah
- Mual dan sakit perut
- Dehidrasi
- Demam ringan
Jika tubuh mulai kekurangan cairan, biasanya disertai gejala seperti pusing, rasa lelah, jarang buang air kecil, urin berwarna gelap, serta rasa haus berlebihan.
Langkah Pertolongan Pertama Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan ketika mengalami gejala keracunan makanan:
- Perbanyak minum air putih Minum air dalam jumlah cukup agar tubuh tidak kekurangan cairan akibat muntah atau diare. Istirahat juga sangat penting untuk membantu proses pemulihan.
- Minum air hangat dengan lemon dan garam Campurkan perasan lemon, sedikit gula, dan garam ke dalam segelas air hangat. Minuman ini membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan mengurangi rasa mual.
- Konsumsi makanan ringan dan mudah dicerna Pilih makanan seperti roti, nasi putih, atau pisang. Hindari makanan pedas, asam, atau berminyak hingga kondisi tubuh pulih sepenuhnya.
- Gunakan bahan alami untuk meredakan gejala Campuran madu dan air jahe dapat membantu mengurangi peradangan serta nyeri perut. Air rebusan daun kemangi di pagi hari juga baik untuk memperkuat sistem pencernaan.
- Gunakan obat dengan hati-hati Obat bebas seperti loperamide atau bismut subsalicylate bisa digunakan untuk mengatasi diare ringan. Namun, hindari penggunaan obat tersebut pada bayi dan anak-anak tanpa petunjuk dokter.
Apabila muncul gejala berat seperti demam tinggi atau diare berdarah, segera konsultasikan ke dokter. Mengutip Halodoc, penggunaan obat yang tidak tepat dapat memperburuk kondisi jika penyebabnya adalah infeksi bakteri atau parasit.
Kasus ini menjadi pengingat penting tentang perlunya kehati-hatian dalam memilih dan mengolah makanan, terutama hasil laut seperti ikan cakalang yang mudah rusak bila tidak disimpan dengan benar. (Sahil untuk Indonesia)


