PEMILU
Friday, 20 September 2024

LUCKY VERSUS NINA ATAU FIGUR LAIN ?, PETA SURVEY PELUANG PEMENANG PILKADA 2024

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Oleh : H. Adlan Daie

Analis politik dan sosial keagamaan 

Llognews.co.id - Hasil survey lembaga survey "Poltracking" (Akhir Mei 2024) sama sekali tidak menggambarkan peluang apapun untuk diproyeksikan menang pilkada Indramayu 2024.

Trend elektoral Lucky Hakim dan Nina Agustina dalam survey "Poltracking" tersebut meskipun relatif tinggi dibanding figur figur lain tapi masih jauh di bawah "angka psyikhologi" aman, di bawah 30%

Baik Lucky Hakim maupun Nina Agustina potensial "dilibas" secara elektoral oleh kehadiran "figur lain" sejauh figur lain tersebut memiliki jaringan politik mapan, wibawa politik kuat dan piawai menggerakkan "mesin" koalisi partai berbasis riset survey dalam kecepatan "tinggi" dalam tempo lima bulan menuju "hari pencoblosan".

Lucky Hakim hanya bertumpu pada basis "populisme elektoral", yakni "kesukaan" pemilih dan elektoral Nina Agustina dikatrol "mesin" pragmatisme birokratis. Keduanya tidak memiliki basis elektoral ideologis kuat, rentan "dilibas" mesin jaringan politik mapan dan kekuatan "ketokohan" bisa mengunci keduanya di level akar rumput.

Selama ini ekspose hasil survey "agak menipu", hanya berbicara "elektabilitas" dari sisi "permukaan" tidak menyentuh kedalaman tiga variabel elektoral yang potensial berubah, bahkan menentukan hasil akhir, yaitu :

Pertama, "swing voters", yakni pemilih yang telah menentukan "pilihan" kepada figur tertentu saat survey dilakukan tetapi pilihannya "rentan" berubah karena hadirnya "calon baru" atau "diterpa" isu yang melemahkan basis trend elektoralnya.

Kedua, "undercided voters", yakni pemilih yang "belum menentukan" pilihan" saat survey dilakukan sebesar 24% dalam survey "Poltracking" di atas. Kemana pilihan mereka pada hari "pencoblosan" akan menjadi variabel elektoral yang menentukan hasil akhir.

Ketiga, hasil survey adalah potret 100% seluruh pemilih datang ke TPS. Survey tidak bisa "mendeteksi" berapa persen pemilih yang sudah menentukan pilihan pada "figur tertentu" saat survey dilakukan tapi mereka tidak datang ke TPS. 

Di Indramayu dalam setiap pilkada rata rata 30% pemilih tidak datang ke TPS alias tidak menggunakan hak pilihnya, sebuah angka sangat besar, bisa mempengaruhi peta elektoral hasil akhir.

Jadi tiga variabel elektoral di atas itulah penentu akhir peluang menang dalam dinamika elektoral menuju pilkada Indramayu 2024, enam bulan ke depan, November 2024 bukan potret survey "hari ini" saat survey dilakukan.

Penulis "menduga" kuat potensi akan hadirnya figur baru selain Lucky dan Nina dan potensial akan memenangkan pilkada Indramayu 2024. Mari kita tunggu !!!

Wassalam.