PEMILU
Sunday, 29 September 2024

MENIMBANG PELUANG PASANGAN GANJAR - MAHFUD MD

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

 

Oleh : H. Adlan Daie

Pemerhati politik dan sosial keagamaan.

 

Pilihan koalisi partai pengusung, yakni mayoritas mutlak PDIP dengan "second party" (PPP, Hanura dan Perindo) memasangkan Ganjar dengan Mahfud MD sebagai cawapres dan telah resmi didaftarkan ke KPU RI (19/10/2023) sangat tepat ditimbang dari variabel perpaduan varian demografi pemilih di Indonesia.

 

Meskipun Ganjar selalu diunggulkan sejumlah survey dalam kontestasi pilpres 2024 tidak cukup hanya disandarkan pada kekuatan basis pemilih PDIP dan rumpun pemilih nasionalis lainnya tanpa "subsidi elektoral" dari rumpun pemilih "santri", terlebih tingkat elektoral Ganjar belum menembus "angka psyikholohis" publik.

 

Latar belakang sosial kultural keagamaan dari Madura dan mobilitas vertikal dalam pergaulan akademik dengan rumpun "islam kota" adalah kekuatan gestur politik Mahfud MD dalam meraup "pemilih santri".

 

Pemilih "santri" dalam demografi pemilih di Indonesia merujuk kategori Clifford Gezt adalah "santri" dalam definisi Dr. Zamakhsyari Dhohir dalam bukunya "Tradisi Pesantren", yakni jaringan sosial pesantren NU dan "santri" dalam pengertian aktivis pergerakan politik Islam non pesantren dulu representasi Masyumi (dan kini HMI).

 

Di sinilah insentif elektoral Mahfud MD sebagai cawapres menjadi sangat penting bagi Ganjar dalam memperbesar peluang memenangkan kontestasi pilpres 2024.

 

Kekuatan gestur politik Ganjar mewakiki rumpun pemilih nasionalis tidak perlu direkayasa berlebihan untuk dibranding "santri". 

 

Rumpun pemilih "nasionalis" ini dulu dalam kategori Gezt diatas secara antropologis disebut pemilih "abangan" mayorotas mutlak di wilayah "mataraman" Jateng dan Jatim selain adaptif pula dengan rumpun pemilih dari unsur sosial non muslim.

 

Dalam konteks kontestasi pilpres 2024 Ganjar bersaing dan berebut ketat dengan Prabowo dalam varian pemilih "nasionalis" ini terlebih jika Gibran menjadi cawapres dari Prabowo dan PSI dengan ketua umum baru Kaesang Pangarep, dua putera Presiden Jokowi bergabung dalam koalisi besar Prabowo 

 

Kemungkinan di atas tidak dapat dipandang sebelah mata. Faktor Gibran dan Kaesang, dua putera Jokowi potensial menggeser pemilih nasionalis dari varian relawan Jokowi berpindah ke Prabowo. Itulah tantangan elektoral Ganjar.

 

Dalam konstruksi bacaan elektoral di atas bahkan dengan kemungkinan menafikan faktor Gibran dan Kaesang sekalipun peluang Ganjar sangat ditentukan kemampuannya menempatkan posisi Mahfud MD sebagai pasangannya dalam mengkonsolidasi varian varian pemilih "santri" dalam dua pengertian di atas.

 

Pergeseran branding politik Prabowo lebih "mendekat" dalam irisan pemilih Jokowi dan absennya PKB dalam koalisi pengusung pasangan Ganjar - Mahfud MD harus.meletakkan posisi politik mahfud MD bukan "ban serep" secara elektoral melainkan unsur "komplementer" dan saling melengkapi dalam keharusan memenangkan pilpres 2024.

 

Hal itu penting dalam konteks keseimbangan proporsi basis pemilih "nasionalis" dan pemilih "santri" di mana Mahfud MD dan secara umum tim Ganjar penting menguatkan jaringan relawan berbasis pondok pesanten dan rumpun pemilih "islam kota" secara kompetitif, massif dan terukur. 

 

Inilah tantangan rute jalan pemenangan pasangan Ganjar Mahfid MD dalam memenangkan kontestasi pilpres 2024, sebuah tantangan tidak memadai lagi sekedar memainkan issu issu radikalisme dan tudingan "khilafah" ke kontestan pasangan lain.

 

Selamat berjuang