PEMILU
Wednesday, 25 September 2024

ANIES DAN DAHSYATNYA MANUVER POLITIK CAK IMIN

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

Oleh. : H. Adlan Daie

Pemerhati politik dan sosial keagamaan.

Inilah dahsyatnya manuver politik Cak Imin dalam mengelola ruang "kemungkinan" politik, melompat ke koalisi "perubahan" secara mengejutkan dan dengan cepat pula dikonstruksi di atas panggung politik hari ini (sabtu, 2/9/2023), yakni deklarasi resmi pasangan capres Anies dan cawapres Cak Imin di hotel "Madjapahit" Surabaya, Jawa Timur.

Barangkali dalam konteks "kepiawaian" itulah dulu Alm) Prof. Dr. Syafie Maarif, mantan ketua umum PP Muhamadiyah menyebut Cak Imin "the real politician", sosok politisi taktis dan terukur tapi sulit ditebak manuver politiknya atau dalam istilah humor politik Burhanudin Muhtadi Cak Imin salah satu "misteri" Tuhan yang sulit ditebak "effect kejut" manuver politiknya.

Cak Imin sangat "fasih" memaknai diktum politik klasik Otto van bismoch, politisi jerman abad ke 19 bahwa "politics is the art of the possible", politik seni mengelola.ketidak mungkinan menjadi mungkin. 

Dalam perspektiif ini Cak Imin sebagai politisi tidak dapat dipandang "sebelah mata" atau selalu dikerdilkan dengan persepsi tersandra "kasus" dan seolah olah di "drive" di bawah kendali kuasa politik oligarkhis.

PKB dibawah kepemimpinan Cak Imin empat kali mengusung capres dan seluruhnya dimenangkan, bahkan dalam pilpres 2019 di tikungan akhir Cak Imin mampu mengubah peta cawapres Jokowi dari Prof. Mahfud Md ke KH. Makruf Amin untuk jalan menang. Itulah Cak Imin - suka tidak suka - "the real politician".

Karena itu dalam perspektif penulis baik Anies maupun Cak Imin sebagai politisi dengan basis literasi politik tinggi tidak akan pernah "tunduk" didekte sejumlah lembaga survey yang bertubi tubi membingkai Anies maupun Cak Imin dalam trend elektoral "rendah" . 

Survey opini publik hanyalah angka dinamis, bahkan acapkali manipulatif dapat dipatahkan oleh kerja kerja politik secara terstruktur, sistemik dan massif. Berkali kali hasil event kontestasi elektoral politik membalikkan prediksi survey opini publik.

Dalam buku penulis berjudul "Gus Muhaimin, jalan moderat pilpres 2024" (2022) penulis meletakkan Cak Imin adalah jangkar politik "tengah" di antara dua tarikan kutub politik "nasionalisme" dan "islamisme" khas Indonesia. Dulu (1956) Cliffort Gerzt menyebutnya varian "abangan" dan "santri". 

Dalam konstruksi koalisi pilpres 2024 kali ini PKB di titik "tengah" di antara partai Nasdem (nasionalisme) dan PKS (islamisme), sebuah koalisi nyaris sempurna mewakili representasi demografi pemilih di Indonesia, tidak dimiliki koalisi politik yang lain.

PKB sangat kuat di basis demografi pemilih muslim tradisional (NU), PKS kuat di akar rumput muslim perkotaan dan tentu saja partai.Nasdem, partai nasionalis dengan kekuatan basis elektoral lintas wilayah dan agama selain power injeksi dari kekuatan relawan "well educated" anasir dari gestur politik Anies.

Inilah jalan takdir pilpres 2024 penuh dinamika kejutan mempertemukan Anies dan 'Cak Imin dengan segala kerumitannya, sebuah titik temu "warna warni" politik membentuk konfigurasi koalisi yang menjanjikan peluang besar menang dalam pilpres 2024.

Mari kita nikmati kerumitan dan kejutan dinamika pilpres 2024, tidak perlu "cengeng" menjual drama politik "tersakiti", produks politik kadaluarsa era 10 tahun silam, tidak bermanfaat bagi proses memajukan kehidupan bangsa.

Wassalam.