lognews.co.id, Indramayu – Prof. Dr. Rahakundini Laspetrini, M.Si., yang lebih dikenal sebagai Connie Rahakundini Bakrie, baru-baru ini memberikan pujian kepada Ma'had Al-Zaytun terkait kemaritiman Indonesia. Dalam pertemuan dengan Syaykh Panji Gumilang, Connie membahas masa depan kemaritiman Indonesia sambil menyantap nasi tumpeng sebagai bentuk syukur atas peluncuran kapal LKM K-03 Ratu Connie Rahakundini Bakrie Jung Pantura Java dengan berat 2.000 Gross Tonase pada (26/11/2024).
Kemudian Syaykh Panji Gumilang kembali mengundang Connie untuk menjadi narasumber diseminar sebagai duta sains dan pendidikan dari St. Petersburg University, Rusia Connie berkunjung kembali dihari berikutnya di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Ma'had Al-Zaytun dengan membawa rombongan dari Universitas Kristen Indonesias untuk (27/11/2024).
Untuk diketahui bahwa setahun sebelumnya (18/7/2023) Connie bersama Komandan lanal TNI Angkatan Laut Ridwan, Dosen PTIK, dan Dosen Universitas Pertahanan juga mengunjungi galangan kapal Pelabuhan Samudra Biru di Eretan Indramayu.
Selain menjadi seorang guru besar di St. Petersburg State University, Rusia, Connie juga memberikan apresiasi terhadap inovasi dan keberlanjutan yang diterapkan di Ma'had Al-Zaytun dan mengungkapkan dalam seminarnya bahwa Al-Zaytun sudah menjadi rumahnya yang baru karena mampu menginspirasi para Profesor, tamu seperti saya (Connie), untuk menghargai inovasi menghargai keberlanjutan dan hal-hal yang penting bagi pemimpin global dimasa depan.
"Saya bangga pada setiap guru dan pemimpin di Al-Zaytun yang telah menyentuh kehidupan menginspirasi mimpi dan memicu revolusi pemikiran" ujarnya ketika menyampaikan kuliah umumnya.
Situasi seminar menjadi heboh ketika Connie mencurahkan hatinya mengenai dukungannya selama ini terhadap Al-Zaytun nyatanya banyak mendapatkan pertanyaan dari netizen terutama oleh followernya di akun media sosial miliknya, kemudian direspon Connie bahwa itu semua karena Ia telah melihat perkembangan Ma'had Al-Zaytun yang telah mengikuti langkah negara-negara maju dengan menekankan keseimbangan antara pengetahuan dan kesejahteraan terutama keseriusan Ma'had Al-Zaytun menularkan kecintaan terhadap bangsa dalam bentuk vokasi pendidikan maritim kepada santrinya sebagai pelanjut nenek moyang dan menegaskan jati diri bangsa Indonesia menuju poros maritim dunia.
"Al-Zaytun menjalankan pendidikan maritim untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan dan Al Zaytun juga menjalankan pendidikan sebagai negara poros maritim dengan menekankan pembelajaran berbasis pengalaman dan pemecahan masalah sehingga membekali para santri dengan kemampuan mengatasi tantangan di masa depan" jelas Connie.
Sebelumnya Connie juga menyebut Syaykh Panji Gumilang sebagai "the real" tokoh maritim Indonesia.
Selanjutnya usai acara seminar, wartawan senior lognews.co.id menanyakan kepada Connie mengenai pendapatnya bila mengilustrasikan apa itu Ma'had Al-Zaytun.
"Prof coba mengilustrasikan Al-Zaytun itu seperti apa ?" tanya HA Nasution.
Connie kemudian menggambarkan Ma'had Al-Zaytun sebagai institusi yang setara dengan Al-Azhar di Mesir, serta menekankan bahwa Al-Zaytun harus bersuara untuk menunjukkan keunggulannya kepada publik.
"Jadi maksud saya yang harus menduniakan bukan cuma Saya namun dari Al-Zaytun sendiri, jadi gini Al-Zaytun jangan terlalu tertutup, bukalah gitu lo, bahwa enggak semua orang mengerti Al-Zaytun itu punya bangunan segede gini" Kata Connie.
Menurutnya Al-Zaytun memiliki kekuatan berpikir dan perlu kekuatan bersuara dengan cara menjawab semua pertanyaan di media sosial.
"Saya lihat sekarang saya musti ngomong terus terang, masih tidak ada kekuatan bersuara, tadi saat saya sedang bicara bisik-bisik kepada Pak Rektor, ini tuh anak-anak didik kita itu harus menjawab, perhatikan deh kalau Saya upload di media sosial, saya enggak nyampai sedetik, wah itu aliran sesat, wah Bu Connie sekarang udah mainnya sama orang sesat lah, jawab aja ya kan!? jawab aja dengan kami begini, bahwa kami tuh begini" pesan Connie.
Kemudian dalam wawancara tersebut Connie mengungkapkan kekagumannya mengenai kemampuan memenuhi kebutuhannya tanpa harus bergantung pada orang lain dan hal ini dianggap Connie sama seperti di Rusia.
"Saya tinggal di Rusia dan saya lihat bagaimana negara ini 22.000 sanksi diberikan, enggak pernah sekalipun saya lihat pemimpinnya itu mengeluh, sama saya lihat dengan Al-Zaytun emang pernah ngeluh? Syaykh mana gitu curhat? enggak setara setara pisan? jalan aja terus dengan ayam-ayam yang diternakkan dengan perkebunan yang hebat dengan kemampuan laut yang akan dikembangkan," ujar Connie
Connie berharap lembaga keagamaan yang mengelola pendidikan bisa mengambil pelajaran dari apa yang dilakukan secara mandiri di Ma'had Al-Zaytun.
"Tadi waktu dibilang kawan saya dari dari keluarga besar Pak Harto itu tanya, 3.000 dari mana? itu di atas tuh orang, aku bilang cuma dia belum boleh duduk (dilantai dasar) karena belum tingkat (kelas) tertinggi gitu, nah yang kayak gitu-gitu terus coba diperlihatkan betapa hijaunya kampus ini jadi sangat pro lingkungan terus bermartabat kelas-kelasnya, bangunannya bangunan solid, mohon maaf bukan di bawah atap yang rontok, bukan dengan apa yang memperhatikan, gak kan!? jadi menurut Saya Al-Zaytun itu pantas untuk dipercontohkan juga untuk para semua agama-agama yang memiliki sekolah, ya Saya enggak tahu mau pesantrenlah atau sekolah-sekolah apapun, tiru!" jawab Connie.
Connie menekankan pentingnya menunjukkan keunggulan institusi ini kepada publik agar lebih banyak orang memahami kontribusinya terhadap pendidikan dan kemaritiman Indonesia.
Dengan semangat kebersamaan juga inovasi, pernyataan Connie menegaskan bahwa Ma'had Al-Zaytun memiliki potensi besar dalam membentuk masa depan pendidikan maritim Indonesia dan berkontribusi pada penguatan jati diri bangsa sebagai poros maritim dunia. (Amri-untuk Indonesia)