lognews.co.id, Surabaya - Santri MA Ma'had Al-Zaytun ekstrakurikuler kembali mengukir prestasi, AZDARC divisi LKTI dari tim IBEA mempersembahkan trophy juara dua dikompetisi SMC (Sampan Maritim Competition) 2024. (7/11/2024)
Penggunaan kata sampan pada SMC merupakan kepanjangan dari Semarak Mahasiswa Perkapalan, yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Perkapalan (DTP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai wadah untuk membangkitkan semangat siswa agar berkontribusi lebih dalam menggagas dan mengembangkan inovasi terkait permasalahan maritim yang ada di Indonesia.
Kali ini Ma'had Al-Zaytun mengirimkan tim terbaiknya yaitu Nura Amelia, Amirah Hanis, dan Byla Kamila di Final SMC 2024 yang berlangsung pada Rabu sampai Kamis (6 - 7/11/2024), mereka bersaing dikompetisi Karya Tulis Ilmiah (KTI) bersaing dengan 4 sekolah dari SMA Mojoagung 1, SMA Mojoagung 2, SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang, dan SMAN 1 Malang, dengan hasil akhir, peringkat pertama diperoleh tim Restu Ibu dari SMAN 1 Malang, peringkat kedua berhasil diraih tim IBEA dari Ma'had Al-Zaytun, juara tiga untuk tim Crows (SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang) dan juara empat diraih tim Gold Cat dari SMA Mojokerto.
Ada beberapa prosentase penilaian untuk bersaing diajang KTI ini, pada sesi tanya jawab menjadi prosentase terbesar yaitu 40% diikuti penilaian lainnya yaitu verbal, etika, substansi dan isi. Tim IBEA, Ma'had Al-Zaytunini melakukan penelitian dalam bidang teknologi IT untuk merekap bahan material kapal kayu yang efisien dan efektif dengan melakukan pengembangan aplikasi rekap bahan kapal kayu berbasis macro VBA Microsoft Excel.
“Kami sangat bersyukur karena kami dapat mempersembahkan hasil yang memuaskan untuk Ma'had Al-Zaytun. Pada awalnya kami merasa ini merupakan tantangan yang besar bagi kami, namun kami tetap fokus, pantang menyerah, berusaha, berdo'a dan percaya bahwa kami bisa melakukan yang terbaik dalam ajang ini, semoga kami dapat terus konsisten memberikan yang terbaik bagi kontribusi maritim Indonesia dan Ma'had Al-Zaytun” ujar Nura (7/11/2024).
Prestasi santri menegaskan komitmen Mahad Al-Zaytun dalam mendukung pengembangan potensi dan bakat santri di bidang ilmu kemaritiman, turut mendampingi tim IBEA dari Ma'had Al-Zaytun, Ustadz Kholid dalam kegiatan ini memberikan support baik motivasi maupun bimbingannya sebagai fasilitator yang tanggap, menurutnya prestasi kali ini adalah hasil pengalaman terbaik bagi tim IBEA, buah dari aktualisasi diri antara ikhtiar serta do'a semuanya, sejalan dengan program kemaritiman melalui blue economy para santri memiliki kesempatan untuk secara maksimal memanfaatkan apa yang disediakan oleh Ma'had Al-Zaytun berupa fasilitas, kesempatan dan ustadz punya fokus yang sama untuk mendidik semata mata mengharap ridho Allah SWT.
"Kami bersyukur temen-teman dalam satu tim tidak mengeluh dan tetap fokus pada tujuan utama untuk menyelesaikan penelitian. Kami berharap penelitian bersama ini dapat memberikan sumbangsih untuk ilmu penegetahuan kemaritiman ,” ujar ustadz Kholid.
Syaykh Panji Gumilang kepada santri Ma'had Al-Zaytun secara konsisten sudah diperkenalkan kepada jati dirinya yaitu sebagai pelanjut nenek moyang orang pelaut, karena nenek moyang sudah tidak ada, kini para santri Ma'had Al-Zaytun dilibatkan dalam mencintai kemaritiman dengan menaiki kapal kayu tradisional di laut Eretan, Indramayu, dimulai dari kelas XII hingga kelas madrasah ibtidaiah, juga diperkenalkan melalui lagu lagu yang selalu diperdengarkan seperti lagu berjudul samudra biru, aku pelanjut nenek moyangku, dan dilibatkan pula kepada santri Madrasah Aliyah melalui ekstrakurikuler perkapalan untuk dilatih membuat kapal dari mulai membaca ranca bangun kapal, pemotongan kayu, menghaluskan, membentuk dan menyambungkan lunas dan gading kapal hingga pelapisan dan pengecetan kapal.
Syaykh Panji Gumilang penggagas blue economy untuk Indonesia 1.000 tahun melalui remontada from within, mengaku bersyukur melihat kedepan kayu jati sebagai bahan kapal bisa tercukupi dari tangan sendiri.
"Kita bersyukur untuk ukuran hari, apa yang kita lakukan 4 hingga 5 tahun kedepan sudah bisa program samudra biru kita tidak mengandalkan kayu dari rimba. Kita sudah memiliki tanaman dati tangan kita sendiri di syukuri" pesan Syaykh Panji Gumilang dalam dzikir Jum'at di masjid Rahmatan Lil Alamin (1/11/2024).
Program Samudra Biru yang dikerjakan membutuhkan banyak bahan baku kayu, untuk itu Al-Zaytun selama 5 tahun kedepan tiap tahun menargetkan seribu pohon jati yang ditanam dan disebarkan melalui teknologi canggih. Dikatakan Syaykh Panji Gumilang bahwa sebentar lagi Al-Zaytun bisa mempunyai sampai 35 kapal, "tunggu saja!" ujar Syaykh.
Rencananya pembuatan kapal kayu bergaya tradisional kontemporer tersebut akan dibuat oleh para santri dengan kapasitas mencapai 1.000 GT berbahan kayu jati maz, demi pemenuhan gizi para santri dan Civitas Ma'had Al-Zaytun dan untuk ketahanan pangan Indonesia Raya hingga 1.000 tahun kedepan. (Amri-untuk Indonesia)