Saturday, 06 December 2025

LSTEAM untuk Indonesia 2045: Peran Ketua Asrama dalam Menghantarkan Generasi Pelanjut

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id, Indonesia - Acara di program radio Prima FM Indramayu 95,8 dengan penyiar Nimas, mendatangkan narasumber berpengalaman Khairul  Amri Pratama. S,Pd. Kepala Asrama (Mudabbir) Pelajar MI, berdiskusi mengenai peran kepala asrama mengawasi keseharian pelajar Ma’had Al-Zaytun di Asrama yang menerapkan one pipe education system, memungkinkan seluruh siswa dari Tingkat PAUD, MI, MTs, dan MA mendapatkan pengajaran 24 jam di lingkungan Pendidikan dengan ekosistem yang tidak terputus yang diisi oleh manusia-manusia terdidik di dalamnya.

Dari Asrama Gedung Persahabatan Ma’had Al – Zatytun, para pelajar bisa menyesuaikan diri dengan suasana belajar yang ada pada saat bersekolah, merasakan Asyiknya belajar di Ma’had Al-Zaytun adalah karena sejak kecil sudah tinggal di asrama, diajarkan untuk berdisiplin, bertanggung jawab dan selalu dalam pembimbingan selama 24 jam sehingga membantu perkembangan kemampuan berpikir dan memastikan semua siswa mendapat pemahaman yang merata dalam menjalani proses Pendidikan.

Bilapun ada yang kurang paham atau belum terampil, baik dalam teori pelajaran, praktik olahraga, membaca Al-Quran atau Juz Amma, serta pengelolaan organisasi pelajar, semuanya akan dibimbing supaya bisa berkembang bersama. Dengan cara ini, pelajar Ma’had Al-Zaytun khususnya pelajar MI bisa berpacu bersama sama menyerap pelajaran semaksimal mungkin

Kecintaan Alumni terhadap Generasi Pelanjut Kejayaan Indonesia Raya 2045

Sebuah kecintaan pelaku didik seperti alumni yang membersamai majunya pendidikan, memastikan solusi dan memberikan pengalaman dari para alumni. Menjadi bagian penyempurna sistem di asrama, mudabbir atau pengasuh di asrama gedung persahabatan selalu hadir ditengah siswa, berbaur di lingkungan tersistem dengan full pengawasan dari para pelaku didik seperti para alumni yang terlibat dalam program guru sandaran yaitu program guru MBT (Membangkitkan Batang Terpendam) bertugas membimbing, menciptakan kedisiplinan, mengatur waktu istirahat, waktu berkreasi, waktu olahraga, waktu kunjungan wali santri, waktu makan, waktu belajar, waktu rapat, waktu shalat berjamaah, waktu bercengkrama, waktu menikmati hiburan atau bermain dengan sahabat, waktu membersihkan lingkungan asrama, hingga mengurus rujukan bila ada yang memerlukan tindakan medis.

Berpedoman Tunjuk Ajar Syaykh Al-Zaytun, Syaykh Panji Gumilang

Tunjuk ajar dari Syaykh Al-Zaytun, Syaykh Panji Gumilang, menjadi prinsip bagi Ustaz dan Ustazah dalam mengasuh pelajar MI di asrama persahabatan. Ustaz Khairul ingat “quotes” kata-kata dari Syaykh Al-Zaytun. “Pendahulu telah menanam untuk kita. Saatnya kita menanam untuk pelanjut.” Jadi dengan pemahaman atau “quotes” ini Ustaz Khairul menyampaikan bahwa para pendidik diberi pemahaman yaitu menghantarkan generasi pelanjut.

“Kita ini sedang mempersiapkan pelanjut, bukan sekedar, oh saya kerja ngajar, saya kerja jadi pengasuh, saya kerja jadi mudabbir, Ini adalah bagian dari karya kita sebagai pelanjut yang dulu pernah dipersiapkan oleh pendahulu. Sekarang kita mempersiapkan pelanjut. Jadi generasi yang akan datang” tegas Ustaz Khairul .

Memiliki tenaga mudabbir lulusan S1 atau masih sebagai mahasiswa, Ustaz Khairul  mengatakan dalam memberikan pembelajaran tambahan itu tidak sulit. Asrama menjadi tempat wadah bagi mereka mendapatkan pembelajaran lanjutan meneruskan pembelajaran yang didapatkan di lingkungan sekolah, membantu Ustaz dan Ustazah di ruang kelas karena para penghuni asrama dipahamkan melalui pengulangan pelajaran, melakukan akselerasi belajar dengan cara mendatangi pelajar.

“Ini juga suatu kelebihan konsep pendidikan berasrama, boarding school. Jadi apa yang menjadi kendala di kelas itu tidak terlalu sulit mencari solusinya karena pulang sekolah, anak bertemu gurunya lagi. Hanya bedanya ketika di asrama, gurunya ini sebagai pengasuh mereka khusus di Asrama” jelas Ustaz Khairul .

Lebih dari itu, Ustaz Khairul  menegaskan selain berfokus kepada pengajaran lanjutan kepada yang belum secara maksimal menerima pemahaman dalam pelajaran, bisa juga difokuskan untuk tujuan peningkatan.

“Bahkan tidak hanya untuk anak-anak yang kurang, bahkan kita bisa melakukan akselerasi. Jadi anak-anak yang punya kemampuan lebih, punya potensi untuk berprestasi secara akademik, misalkan ada olimpiade dan sebagainya” terang Ustaz Khairul .

Menjadi Teman Belajar yang Penuh Kasih di Lingkungan Berasrama

Belajar di lingkungan berasrama bukan hanya soal pelajaran, tapi juga soal pendekatan psikologi yang tepat. Setiap anak punya tantangan berbeda, jadi tidak bisa asal menyelesaikan masalah tanpa mencari akar penyebabnya. Misalnya, seorang anak yang kesulitan matematika belum tentu karena dia tidak bisa berhitung atau tidak mengerti angka. Kadang, masalahnya tersembunyi di hal lain yang perlu didengarkan dan dipahami.

Ustaz Khairul  Amri menjelaskan, “Kami tak hanya beri pelajaran tambahan seperti matrikulasi, tapi lewat suasana asrama yang ramah anak dan ramah belajar, kami bisa menggali akar masalah siswa untuk solusi terbaik termasuk tahfiz Al-Qur'an dan lain sebagainya”

Menurutnya setiap anak adalah cerdas, andaipun dirasa belum pintar itu adalah sudut pandang saja, "optimism" tersebut dikuatkan dengan selalu belajar dari pengalaman dipadukan dengan sistem yang sudah berjalan baik di asrama gedung persahabatan yang Ia pimpin.

“Ketika kita menerima musibah, misalkan ada orang yang melihat ini sebagai musibah, peringatan, jadi memang sudut pandang saja dalam perjalanan. Sehingga kita perlu berlaku optimis dan pasti anak semuanya pintar, tidak ada anak yang tidak pintar” Ucap Ustaz Khairul .

Hukuman Bersumber dari Kesadaran

Pelajar MI Ma’had Al-Zaytun diperlakukan dengan peraturan yang tidak mengandalkan hukuman agar mampu bertindak disiplin, dengan fleksibilitas, kesabaran mengarahkan agar pelajar lebih memahami secara kesadaran diri.

Seperti saat piket kebersihan tiap Asrama, Ustaz Khairul  Amri menerangkan ada kalanya terdapat anak didik yang perlu mendapatkan punishment, karena telat harus membersihkan, namun jarang sekali karena lebih banyak diberikan pemahaman, dan tidak mengandalkan perintah “arahan” sebab hal tersebut memiliki dimensi hukumnya sendiri.

“Jadi arahan dengan pemahaman itu ada sedikit berbeda dimensinya, ketika kita lebih banyak arahan, maka kesadaran agak sulit tumbuhnya. Jadi dalam praktiknya itu ketika banyak arahan. Nanti ketika tidak ada yang mengarahkan, tidak terjadi. Maka dengan bimbinganlah itu lebih diutamakan, sehingga tanpa ada yang mengawasi, tanpa ada yang mengarahkan, kedisiplinan atau menaati peraturan itu bisa” Ujar Ustaz Khairul .

Menurutnya kesadaran dapat tumbuh dengan cara tertentu diantaranya dengan menumbuhkan budaya interaksi yang sehat antar Ustaz dan para pelajar MI dari berbagai tingkatan akan disesuaikan. Sosialisasi untuk pelajar kelas 1, 2 mungkin tidak sama dengan pelajar 4, 5, 6, karena mereka kelasnya sudah lebih tinggi.

Sistem Pendidikan Berdormitory membantu memaksimalkan potensi “art” dan “sport”

Dalam Pendidikan abad XXI yang berciri kecepatan dan akrab dengan digital dan teknologi, sistem berdormitory mampu memaksimalkan pelajar mengembangkan kurikulum LSTEAM, dan memastikan tidak ada kesenjangan perkembangan kognitif antar pelajar. Menurut Khairul  dengan pola Pendidikan berasrama, nanti membuat tim nasional sepak bola tidak sulit. Dengan berjalannya sistem di asrama maka akan terbentuk suatu budaya untuk berproses menjadi dirinya sendiri dengan bersungguh-sungguh mendalami bidang seni dan bidang olahraga di waktu pulang sekolah bisa dipertemukan kembali dengan tim atau grupnya untuk berdiskusi maupun praktik ringan mengembangkan potensi mereka menambah keterampilan di bidang “art” ataupun “sport”. Hanya dengan berada di lingkungan berdormitory maka secara otomatis mereka akan menjalani kehidupannya di ekosistem Pendidikan yang tidak terputus untuk meraih cita-citanya baik atlet, seniman berkaliber nasional atau daerah tercapai tentu dengan sensitivitas tinggi dan kesungguhan dan mau membaur dan bergotong royong sesuai dengan ciri khas Ma’had Al-Zaytun sebagai “pusat Pendidikan yang memiliki spirit pesantren but modern system”.

Pengalaman Mendidik Ma’had Al-Zaytun bisa dijiplak Oleh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto

Menutup obrolan sore, Ustaz Khairul  berpendapat jikalau Presiden Indonesia, Prabowo Subianto dengan program sekolah dapat menjiplak pengalaman di Ma’had Al-Zaytun. Kalau sekolah rakyatnya dibuat model seperti Al-Zaytun, tempatnya luas, ada fasilitas, dan pemerintah sepertinya ada kemampuan untuk membuat itu, dan sudah disuarakan oleh tokoh pendidik, penggagas Sekolah berdormitory Syaykh Al-Zaytun, Syaykh Abdussalam Panji Gumilang agar pemerintah membuat 500 titik di setiap daerah di Indonesia membangun pusat Pendidikan sebagai solusi Indonesia Modern dari Pendidikan.