PEMILU
Sunday, 26 January 2025

Dr. Warto M.Kom Pembina UKM Karawitan Setya Laras UIN Saizu : "Pelajar Karawitan Ma'had Al-Zaytun, Exited, luar biasa dan ayo lestarikan bersama"

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

lognews.co.id, Purwokerto - Kegiatan belajar di masyarakat oleh pelajar di Ma'had Al - Zaytun kelas 7 hingga 12 di ekstrakurikuler Karawitan diisi dengan mengekspresikan dalam pertunjukan seni kerawitan, melihat budaya wayang dan mempraktekkan toleransi di masyarakat.

Berbagai fasilitas yang disediakan Ma'had Al - Zaytun sebagai pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian, yang memiliki "spirit pesantren but modern system" menjadi kesempatan bagi para pelajar untuk mengoptimalkan minat dan bakatnya dibidang seni dan olahraga sehingga terasah jiwanya dalam memiliki kehalusan budi dengan seni dan mengolah raganya sehingga dapat membangun jiwa yang berani dan pantang menyerah sehingga tercipta pelajar Ma'had Al-Zaytun yang berkualitas.

Termasuk seni karawitan Ma'had Al-Zaytun dengan bimbingan dan tunjuk ajar Syaykh Al-Zaytun Panji Gumilang menjadikan Hartono, S.Pd. eksis sejak 2005 sebagai karyawan sekaligus menjadi Ketua Cabang Karawitan Al-Zaytun aktif melatih kesenian, kebudayaan, dan menularkan kesantunan kepada para pelajar maupun civitas Ma'had Al-Zaytun yang "gandrung" terhadap seni Karawitan Banyumasan. 

Memanfaatkan masa belajar di masyarakat, menjadi agenda spesial dengan kunjungan ke berbagai tempat di Banyumas untuk mendapatkan ilmu diluar sekolah sebagai tolok ukur dan praktek nyata dimasyarakat mengenai internalisasi nilai yang diajarkan di Ma'had Al-Zaytun sehingga dapat diterapkan, dirasakan dan menerima dampak manfaat secara langsung ditengah masyarakat.

Agenda utama dalam belajar di masyarakat yaitu penampilan spesial para pelajar Ma'had Al Zaytun yang tergabung dalam Seni Karawitan Ma'had Al-Zaytun (SEKAR-MAZ) dengan nama "Purnama dari Asia Tenggara" yang merupakan nama pemberian Syaykh Al-Zaytun Panji Gumilang, tampil memukau mengalunkan Gending Ricik Ricik Banyumas (Slendro) dan berhasil membuat para penonton terbawa kedalam suasana iringan gamelan di acara festival kerawitan Gebyar Budaya 2024 "swara, srawung, lestari" di Universitas Islam Negeri Prof. K.H.Saifuddin Zuhri Purwokerto. (23/12/2024)

Hartono, S.Pd. Ketua Cabang Karawitan Al-Zaytun kepada lognews.co.id saat diwawancarai wartawan senior HA Nasution, mengatakan menjadi tanggung jawabnya untuk mendidik dan melatih pelajar Ma'had Al-Zaytun sebagai pelanjut dalam warisan budaya dengan memperlakukannya selayaknya anak sendiri, hal ini sesuai arahan Syaykh Al-Zaytun Panji Gumilang di hari Guru Nasional 2024, bahwa guru ialah seluruhnya yang berada di Al-Zaytun mulai dari Civitas, keamanan, karyawan, eksponen atau Syaykh sendiri, walau diakuinya sedikit galak dan sekali waktu bercanda dengan mereka, sehingga dengan kedekatan tersebut pesan Syaykh Panji Gumilang dapat Ia sampaikan dengan baik.

Menurutnya kesenian Karawitan memiliki arti "Rawit" yaitu lembut, santun, kemudian dengan kedisiplinan yang Ia tanamkan membuat kesolidan tim Purnama dari Asia Tenggara tampil sempurna.

"Sudah sangat perfect, saya support," ujar Hartono.

Untuk pertama kalinya berkesempatan tampil perdana di masyarakat, Dirinya mengucapkan terima kasih kepada Syaykh Panji Gumilang dan ketua Yayasan Datuk Sir Imam Prawoto dan Kosmaz (Komite Olahraga dan Seni Al-Zaytun) kemudian berterima kasih kepada Nayaga (Pelajar ekstrakurikuler Karawitan) kemudian Hartono mempunyai impian dimasa hadapan untuk dapat mengundang kesenian Karawitan dari berbagai daerah, sanggar atau universitas dapat "Srawung" di Ma'had Al-Zaytun.

Sebagai salah satu perguruan tinggi islam dibawah Kemenag Universitas Islam Negeri Prof. K.H.Saifuddin Zuhri Purwokerto, ambil bagian dalam melestarikan budaya jawa khususnya "Banyumasan" sebagai warisan yang adiluhur, yang diperkenalkan oleh Wali Songo saat berdakwah dengan cara mengumpulkan warga dan memberikan hiburan sekaligus menyampaikan pesan pesan dakwah membina karakter masyarakat.

Dr. Warto M.Kom sebagai Pembina UKM Karawitan Setya Laras Universitas Islam Negeri Prof. K.H.Saifuddin Zuhri Purwokerto mengatakan ditangan pelajar Al-Zaytun di SEKAR-MAZ yakin kebudayaan kerawitan akan terus berkembang dan lestari tetap berlanjut.

Dijelaskannya arti tema acara Festival Kerawitan Gebyar Budaya 2024 "swara, srawung, lestari" adalah melestarikan kebudayaan dalam bentuk "Suara" dari berbagai instrumen alat musik gamelan dan alunan Karawitan, kemudian "Srawung" atau berkumpul dan berinteraksi contohnya di acara tersebut bisa mengenal tim kerawitan dari Al-Zaytun, dari sanggar Banyumas raya atau universitas lain yang sama sama memiliki spirit kecintaan budaya jawa, kemudian dengan tujuan agar budaya leluhur tetap lestari dimasa masa kedepan.

Menanggapi penampilan dari Purnama dari Asia Tenggara, Ia merasakan "Kita tidak sendiri" dalam membangun jaringan berbagai lembaga dan sekolah penerus dan tidak lagi khawatir dengan adanya pelanjut kesenian dari Purnama dari Asia Tenggara oleh anak remaja Ma'had Al-Zaytun, kemudian Ia menyampaikan tiga kata yaitu Exited, luar biasa dan ayo lestarikan bersama".

Sebelum menuju kegiatan festival Gebyar budaya, dihari yang sama, tim Purnama dari Asia Tenggara melakukan berbagai kegiatan yang berkesan, dimulai dari bagaikan nilai toleransi yang selama ini menjadi jiwa dari pelajar Ma'had Al Zaytun diwujudkan dengan melihat praktek nyata dimasyarakat, saat melakukan kunjungan ke Klenteng Hok tek bio Sokaraja, Purwokerto, Banyumas, dari kunjungan tersebut pelajar merasakan pentingnya keharmonisan untuk hidup bersama, semua bisa dirasakan bila mau memahami untuk menerima semua perbedaan termasuk perbedaan agama demi Indonesia yang damai.

Kemudian dilanjutkan dengan melihat koleksi sejarah dan literasi kebudayaan di museum wayang Banyumas, menjadi praktek mereka untuk melihat bagaimana peran budaya dapat membangun jiwa masyarakat pada masa masa kerajaan sehingga sadar akan asal usul sejarah bagaimana saat itu peradaban dibangun salah satunya melalui berbagai bentuk seni ada saat itu. (Amri-untuk Indonesia)