PEMILU
Thursday, 19 September 2024

Al Zaytun Menguatkan Bangsa dan menjadi Episentrum Bangkitnya Peradaban 

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

lognews.co.id, Indramayu - Studium Generale Institut Agama Islam Al Zaytun Indonesia (IAI Al - AZIZ) dan penggulungan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) bagi mahasiswa baru tahun angkatan 2024/2025 mengusung tema "remontada dari dalam menuju 1.000 tahun kedepan Indonesia raya" pada Senin (9/9/2024) 

PBAK merupakan rangkaian kegiatan yang berlangsung sejak 28 Agustus hingga 1 September 2024, kemudian disambungkan dengan dua materi wajib nasional yakni moderasi beragama dikaitkan dengan ketahanan nasional dan penguatan 4 pilar khususnya penguatan ideologi kenegaraan sebagai materi wajib para santri IAI Al AZIZ sekaligus menjadi bagian intergral Ma'had Al Zaytun. Sebanyak 500 peserta yang hadir terdiri dari mahasiswa IAI Al AZIZ, mahasiswa baru angkatan 12 tahun 2024, segenap dosen juga santri Ma'had Al Zaytun kelas IX menjadi generasi mahasiswa IAI Al AZIZ selanjutnya dengan serius menimba pengalaman dari para tokoh yang mempunyai kontribusi dan berbagi pengalaman dalam penerapan 4 pilar melalui wawasan kebangsaan.

Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 9 dan 10 September di auditorium Mini Zeteso gedung Ali Abu Tholib Ma'had Al Zaytun. Ketua panitia, Dr. M. Nurkholis A. Razzaq berharap kegiatan ini bisa berdampak mendalam untuk diri lingkungan dan bangsa. "Berharap pesan para tokoh dalam diskusi, bisa memacu kita agar mampu terus berkontribusi bagi diri sendiri, lingkungan, untuk bangsa masyarakat dan umat manusia" ujar Nurkholis. 

Acara diisi oleh dua tokoh narasumber yaitu Prof. Yudi Latif Ph.d cendekiawan muda yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tahun 2018, dan Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr. Wakil rektor Universitas Gadjah Mada. Prof. Yudi Latif mengungkapkan kejayaan atau peradaban suatu bangsa bisa terwujud melalui dua hal yaitu sistim tata kelola dan tata sejahtera. Kemudian dari beberapa negara, iman menjadi penting dalam mempertahankan bangsa, Ia mencontohkan bagaimana Palestina dengan berbagai aspek kelemahan mampu bertahan dengan dasar iman yang dimiliki warganya, namun sayangnya kerusuhan juga dapat disulut oleh keagamaan yang sebenarnya bukan konflik beragama tetapi konflik politik. Maka pentingnya peran iman yang dibarengi ilmu, iman sebagai arah dan ilmu sebagai penerang, untuk itu mudah sekali melemahkan umat islam yaitu dengan menjauhi umatnya dari ilmu.

lognewscoid iai Prof yudi

Prof. Yudi Latif lantas memberikan cara agar kita terhindar dari kerusuhan agama yang ditunggangi politik dengan mengajak berimajinasi tentang dua srigala yang hidup dalam diri kita yaitu yang memiliki kebaikan, toleransi perdamaian. Kemudian serigala lainnya yang ingin bermusuhan, bullying, melakukan penikaman. dan sebagainya, lalu dalam pertempuran siapakah yang menang? adalah yang sering diberi makan paling banyak.

1000023144

Materi selanjutnya dari Prof. Djagal yang menyampaikan status Indonesia yang berpotensi pecah menjadi beberapa negara, sehingga memoderasi kehidupan beragama antar dan inter agama dibutuhkan dalam menjaga bangsa ini tetap utuh. Kemudian Pancasila sebagai perekat dan pemersatu mempunyai peran ijab qobul sebagai suatu bangsa, hal tersebut sudah dibangun dan terbukti mampu menyatukan rakyat nusantara menjadi satu kesatuan. Diantaranya dengan adanya sumpah palapa, dan peristiwa sumpah pemuda, membuktikan kita sebagai negara Yang dibangun atas kebangsaan. "Dalam hidup berbangsa kita punya niat ingsun yang sama dalam bingkai NKRI Bhineka Tunggal Ika" ujar Prof. Djagal. Beda halnya seperti negara afghanistan yang dibangun atas kesukuan, dimana peperangan sering terjadi sehingga suku yang terkuat lah yang menjadi pemimpin dinegara itu maka mudah terpecah dan dimainkan oleh keberpihakan negara luar. 

Bahayanya adalah peran Pancasila tersebut sebagai ideologi untuk persatuan seringkali dibenturkan dengan ketuhanan dengan dikatakan bukan ideologi yang datang dari Tuhan, padahal ideologi negara dengan agama sebagai ajaran ilahi berada dalam spektrum yang berbeda untuk itu penting menanamkan moderasi beragama dan juga mengimplementasikannya.

iai Moderasi beragama 010

Jika tidak maka nasib Indonesia akan seperti negara Yugoslavia yang hancur diumur 74 tahun dan Unisoviet bubar diumurnya ke 69 tahun karena melanggar ijab qabul. Ternyata Indonesia boleh dikatakan medan perang untuk melemahkan atau menguatkan bangsa, kemudian Prof. Djagal menanyakan kepada peserta dalam perang abadi tersebut siapa yang akan menang? dan apa yang dilakukan Al Zaytun apakah menguatkan atau malah melemahkan bangsa? Serempak semua yang hadir menjawab yang menang adalah Indonesia dan Al Zaytun menguatkan bangsa Indonesia. 

IMG 20240910 WA0009

Selanjutnya Datuk Sir Imam Prawoto, KRSS., S.E., M.B.A., C.R.B.D., Rektor IAI AL-AZIS memaparkan keselarasan yang disampaikan pemateri dengan apa yang terus dilakukan di Ma'had Al Zaytun mulai dari semangat Remontada from Within, Green economy dan blue economy, dan peran IAI AL-AZIS dalam mengemban amanat bangsa Indonesia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya untuk membangun sumberdaya manusia yang berakhlak, beriman dan bertakwa disertai dengan penguasaan ilmu dan teknologi untuk mencapai kebahagiaan duniawi dan ukhrowi.Ia berpesan agar selalu memiliki semangat kemerdekaan, dalam toleransi dan damai, begitu juga semangat sehat, cerdas dan manusiawi, dan berkeinginan kuat bahwa kita mampu mewujudkannya, Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Syaykh Al Zaytun dan para narasumber. (Amr-untuk Indonesia)