Saturday, 06 December 2025

Mini Bootcamp Businnes Finance sesi 8: 10 Rahasia Ekonomi yang Wajib Diketahui Pengurus KSU

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id - Ketua Umum KSU Desa Kota Indonesia, Anis Khoirunnisa, S.Th.I, MAP terus berkomitmen memajukan KSU Desa Kota Indonesia agar memiliki daya saing tinggi dalam bisnisnya. Kuncinya ada pada para pengurus dan pimpinan Unit Usaha. Oleh karena itu, para pengurus dan pimpinan terus diupgrade wawasan dan ketrampilan bisnisnya. Dalam pelatihan Mini Bootcamp Business Finance (MBBF) sesi ke 8, pengurus dibekali wawasan yang lebih luas mengenai dunia ekonomi dan korelasi ya dengan KSU

Di Balik Gerbang KSU, Ada Samudra Ekonomi
Ketika kita melangkah ke kantor Koperasi Serba Usaha (KSU) Desa Kota Indonesia, mata kita mungkin tertuju pada tumpukan arsip pinjaman, aroma bahan bangunan dari Unit Material, atau hiruk-pikuk di Toko Retail Kodeko dan Mulbako. Kita merasa KSU adalah rumah yang aman, jauh dari keriuhan Ibu Kota atau Wall Street.


Padahal, KSU kita, dengan Unit Simpan Pinjam (USP) sebagai jantung, dan Unit Perdagangan (Mulbako, Kodeko, Material) sebagai nadi, adalah kapal yang sedang berlayar di samudra perekonomian global. Lautan itu penuh ombak, arus, dan badai yang disebut Makroekonomi.


Membaca peta laut ini bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban. Inilah 10 kompas tersembunyi yang akan mengubah cara pandang kita dalam mengurus KSU, dari sekadar mengelola uang menjadi merancang masa depan.

A. Dokter dan Satpam Keuangan KSU
Kita mungkin hanya fokus pada kesehatan Pinjaman per anggota, tapi bagaimana dengan kesehatan seluruh KSU?


1. Makroprudensial vs. Mikroprudensial: Jaga Kapal dan Jaga Penumpang
Sederhananya, Aspek Mikroprudensial adalah dokter pribadi untuk USP kita: memastikan rasio NPL (pinjaman macet) rendah, modal cukup, dan likuiditas aman. Ini adalah fokus harian pengurus.
Namun, di atas itu ada payung besar: Makroprudensial. Ini adalah "Satpam" yang memastikan seluruh sistem keuangan (bank-bank di luar KSU) sehat. Jika bank-bank besar sakit, likuiditas pasar mengering, dan anggota kita yang punya usaha akan kesulitan menjual barang. Dampaknya? Pinjaman KSU bisa macet!


Pelajaran untuk KSU: Kesehatan internal (Mikro) saja tidak cukup. Kita harus waspada terhadap kesehatan ekonomi luar (Makro) sebagai sinyal bahaya.


2. Deposit & Lending Facility: Bensin Darurat Bank Sentral
Konsep ini menjelaskan bahwa bank punya "stasiun pengisian" (Bank Indonesia). Bank bisa titip uang lebih (Deposit) atau pinjam sebentar (Lending).


Keterkaitannya dengan KSU: Meskipun kita tidak bisa meminjam langsung ke BI, kestabilan layanan perbankan ini menjamin transaksi harian Unit Perdagangan kita berjalan lancar. Uang penjualan Toko Material yang ditransfer ke bank tidak akan tiba-tiba hilang. Kestabilan ini adalah jaminan bagi cash flow KSU.

B. Mengoptimalkan 'Uang Nganggur' dan Membaca Rapor Negara
Bisnis kita berputar pada uang dan barang. Dua konsep ini memberikan kita sudut pandang baru tentang keduanya.


3. CASA: Memburu Dana Tidur Paling Murah
CASA adalah Uang Nganggur di Tabungan dan Giro. Bagi perbankan, ini adalah sumber dana paling murah karena bunga yang dibayar kecil.


Aplikasi di Unit Simpan Pinjam: Pengurus USP harus melihat simpanan anggota bukan sekadar kewajiban, tapi peluang emas. Bagaimana kita merancang produk simpanan yang fleksibel, yang membuat anggota (misalnya, pemilik kios Mulbako) nyaman menaruh uang hasil jualannya setiap hari? Semakin tinggi rasio CASA KSU, semakin rendah biaya operasional KSU, dan semakin besar margin yang bisa kembali ke anggota.


4. GDP dan Kurva Phillips: Sinyal Beli atau Sinyal Rem
GDP (Gross Domestic Product) adalah Rapor Akhir Tahun sebuah negara nilai total semua barang dan jasa yang dibuat. Jika GDP naik, ekonomi sedang bergairah.
Kurva Phillips memberi peringatan: kalau semua orang bekerja (pengangguran turun), harga-harga (inflasi) cenderung naik.
Pelajaran untuk Unit Perdagangan:

  • GDP naik? Unit Toko Material dan Kodeko harus berani menambah stok karena daya beli anggota kuat. Pinjaman modal kerja dari USP pasti akan lancar.
  • Inflasi naik (Kurva Phillips bekerja)? Pengurus harus segera menyesuaikan harga jual di Kodeko. Jika terlambat, modal KSU akan tergerus oleh kenaikan harga beli.

C. Keputusan Cerdas dan Harga Risiko
Manajemen KSU adalah seni membuat keputusan terbaik dan menghargai risiko dengan benar.
5. Opportunity Cost: Harga dari Keputusan yang Salah
Setiap detik, KSU dihadapkan pada pilihan: uang kas ini mau diapakan?
• Disimpan di deposito bank (faidah 3,5%)?
• Dipinjamkan ke anggota (Faidah 7,5 %)?
• Dibelikan mesin pertanian untuk penggarapan lahan (potensi untung 20%)?


Jika KSU memilih faidah 7,5 % padahal opsi mesin pertanian bisa memberi untung 20%, maka Opportunity Cost yang ditanggung KSU adalah selisih 12,5 % keuntungan yang hilang. Pengurus KSU yang profesional selalu mempertimbangkan potensi pendapatan terbaik yang dikorbankan.


6. Selisih Yield (Risk Spread): Jangan Samakan Harga Risiko
Selisih Yield adalah perbedaan hasil bunga antara dua instrumen utang. Di KSU, ini adalah alasan mengapa Pinjaman A lebih mahal dari Pinjaman B.
• Pinjaman Modal Kerja (Agunan Jelas) = Risiko Rendah = Faidah Wajar.
• Pinjaman Mikro Tanpa Agunan (Risiko Tinggi) = Faidah Harus Lebih Tinggi!
Selisih faidah tersebut adalah harga yang dibayar KSU untuk menanggung risiko gagal bayar yang lebih besar. Jika pengurus menyamaratakan bunga, KSU akan menanggung kerugian besar karena pinjaman berisiko tinggi akan menghabiskan keuntungan dari pinjaman aman.


7. Uang Fiat dan Options: Dasar Kepercayaan
Seluruh operasi KSU didasarkan pada Uang Fiat (Rupiah) uang yang bernilai karena kita semua memercayainya. Kepercayaan anggota adalah mata uang utama KSU.
Adapun Options, meski terdengar canggih, mengajarkan kita tentang hak untuk membeli atau menjual di masa depan. Unit Perdagangan KSU dapat mengadopsi konsep ini dalam kontrak jual-beli besar untuk melindungi harga di masa depan, misalnya dengan memesan dan mengikat harga material bangunan jauh hari sebelum dibutuhkan.

Refleksi bagi Pengrus KSU: Jangan Biarkan Kapal KSU Berlayar Tanpa Nahkoda Ahli. Kompas ada ditangan Anda!
Mempelajari 10 istilah ini adalah bukan beban, melainkan kekuatan. KSU kita bukan hanya tentang melayani anggota, tapi tentang memimpin anggota menuju kesejahteraan ekonomi.
Seberapa Bahaya Jika Kita Tidak Tahu?
Kita akan menjadi nahkoda yang buta. Kita akan menyalurkan kredit secara boros saat ekonomi sedang krisis, kita akan membiarkan margin keuntungan tergerus inflasi, dan kita akan gagal memanfaatkan dana murah CASA. Singkatnya, kita akan gagal menunaikan amanah untuk menyejahterakan anggota.
Seberapa Penting Jika Kita Tahu?
Kita menjadi arsitek keuangan. Kita tahu kapan harus berekspansi, kapan harus mengerem, dan bagaimana menetapkan harga risiko yang adil. Kita mampu menjelaskan kepada anggota, "Mengapa bunga pinjaman ini berbeda?" dengan jawaban yang berbasis ilmu ekonomi.
Mari kita jadikan pengetahuan ini sebagai budaya kerja. KSU Desa Kota Indonesia harus menjadi model Koperasi yang berbasis prinsip, berbasis data, dan berwawasan global sebuah mercusuar yang memancarkan cahaya kesejahteraan bagi seluruh anggotanya.
Kesejahteraan anggota dimulai dari kecerdasan pengurusnya. Kompas sudah di tangan Anda. Berlayarlah! (oleh Ali Aminullah)