lognews.co.id – Pada Sabtu, 8 November 2025, para pelajar Ma’had Al-Zaytun kembali menjalani kegiatan praktik pertanian di lahan tebu Ma’had Al-Zaytun. Kali ini, mereka belajar teknik mengaruk tebu bersama pembimbing lapangan, Maswindra. Kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran agrikultur yang menekankan pada praktik langsung di lapangan.
Maswindra menjelaskan, ngaruk tebu adalah proses menimbun pangkal batang tebu menggunakan tanah agar pertumbuhan akar lebih banyak dan tanaman tidak mudah tumbang. “Di antara galengan itu ada air. Airnya harus disilang, jadi kita tutup dengan tanah supaya akar tidak busuk dan tebu bisa tumbuh lebih kuat,” ujarnya di sela kegiatan.
Tujuan dan Cara Mengaruk Tebu
Menurut Maswindra, kegiatan ini bertujuan menjaga kekuatan batang serta mencegah pembusukan akibat genangan air. Prosesnya dilakukan dengan mengambil sebagian tanah di sela tanaman tebu, kemudian ditimbunkan ke pangkal batang.
“Saya turun langsung memberi contoh cara mengaruknya supaya anak-anak tahu langkah yang benar. Karena di beberapa titik lahan masih ada genangan air, maka kami arahkan dulu untuk menutup alirannya,” jelasnya.
Ia menambahkan, perawatan tebu memerlukan keseimbangan antara air dan udara di tanah. Jika air terlalu banyak, akar mudah membusuk dan tanaman tidak bisa tumbuh maksimal.
Pelaksanaan dan Pembagian Tugas Siswa
Kegiatan mengaruk diikuti oleh seluruh pelajar yang tergabung dalam program pertanian. Namun karena sebagian sudah memasuki masa liburan, kegiatan dilakukan secara bergelombang. “Sekarang ini gelombang satu. Kemarin Rijal dan Nisa sudah ikut. Sebagian lainnya diarahkan ke Tansri untuk persiapan benih padi, dan ada juga yang di bagian pengomposan,” terang Maswindra.
Selain itu, beberapa pelajar juga bertugas menebar daun jati di sekitar lahan. Daun jati digunakan sebagai bahan pupuk organik sekaligus untuk menghambat pertumbuhan gulma. “Selain untuk kompos, daun jati juga bisa menutup gulma, jadi pertumbuhan rumput liar terhambat,” katanya.
Penerapan Keselamatan Kerja
Maswindra turut menekankan pentingnya keselamatan kerja selama praktik di lapangan. Ia mengingatkan agar seluruh peserta tetap mengenakan pakaian kerja dan alat pelindung diri (APD). “Pakaian kerja harus tetap dipakai dengan benar, terutama perlindungan kaki, supaya aman selama kegiatan,” pesannya.
Pembelajaran Nilai dan Kemandirian
Melalui kegiatan praktik ini, para pelajar tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga memahami nilai tanggung jawab, kerja sama, dan ketekunan. Kegiatan pertanian di lahan praktikum pertanian menjadi sarana pembelajaran nyata yang mengasah kemandirian serta kecintaan terhadap alam dan lingkungan.
Kegiatan mengaruk tebu ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan berbasis praktik di Ma’had Al-Zaytun diterapkan untuk membentuk karakter pelajar yang berpengetahuan, terampil, dan peduli terhadap keberlanjutan pertanian. (Sahil untuk Indonesia)


