lognews.co.id – Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2025 mencapai 148,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi pada akhir Agustus 2025 yang sebesar 150,7 miliar dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa penurunan cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Selain itu, posisi cadangan devisa pada September 2025 juga dipengaruhi oleh kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah yang ditempuh BI di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Masih Kuat dan Di Atas Standar Internasional
Ramdan menyebut, posisi cadangan devisa akhir September 2025 setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Bank Indonesia menilai cadangan devisa ini tetap kuat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” kata Ramdan.
Optimisme BI terhadap Stabilitas Ekonomi
Ramdan juga menegaskan bahwa ketahanan sektor eksternal Indonesia masih akan terjaga di masa mendatang. Keyakinan itu sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga dan surplus neraca transaksi modal serta finansial.
Ia menyatakan, kondisi tersebut didukung oleh persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik serta imbal hasil investasi yang tetap menarik.
“Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Ramdan.


