lognews.co.id – Pemimpin Mahad Al Zaytun, Syaykh Panji Gumilang, menegaskan bahwa pendidikan berasrama merupakan fondasi utama untuk membangun generasi unggul dan berkarakter di Indonesia. Hal itu disampaikan dalam podcast Syaykh Al Zaytun Files episode ketujuh bertema Pendidikan Sebagai Pilar Sebuah Negara yang dihadiri oleh wali pelajar dan alumni.
Menurut Syaykh Panji, bangsa Indonesia telah menorehkan sejarah besar dengan diakuinya bahasa Indonesia oleh UNESCO sebagai salah satu dari sepuluh bahasa terbesar di dunia. Namun, ia mengingatkan bahwa pengakuan ini harus diimbangi dengan penguatan sistem pendidikan nasional yang menyeluruh dan berkelanjutan.
“Kita harus mempertahankan bahasa Indonesia pada rel yang benar. Caranya dengan membangun pendidikan yang berekosistem utuh, dari peserta didik, guru, kurikulum, hingga tempat pendidikan yang merata,” ujarnya.
Pendidikan Berasrama Sebagai Ekosistem Utuh
Syaykh Panji menilai sistem pendidikan berasrama atau boarding school merupakan kunci dalam membentuk generasi berdisiplin, mandiri, dan berkarakter kuat. Dalam sistem ini, seluruh unsur pendidikan seperti guru, pelajar, dan tenaga pendukung hidup dalam satu lingkungan terpadu yang saling mendukung.
“Kalau guru tinggal di kampus, kebutuhan hariannya terpenuhi. Ia bisa fokus mengajar dan membimbing. Pelajar juga belajar bukan hanya di kelas, tapi langsung praktik di lapangan. Ini membentuk karakter sekaligus kemandirian,” jelas Syaykh Panji.
Menurutnya, pendidikan unggul bukan berarti menciptakan kesenjangan, melainkan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga bangsa untuk berkembang sesuai potensinya.
“Kalau kita menciptakan pendidikan unggul, pasti ada yang tertinggal. Tapi kalau semua dididik setara, akan muncul yang unggul di antara mereka,” tegasnya.
Bahasa Indonesia dan Identitas Nasional
Dalam kesempatan tersebut, Syaykh Panji juga menyinggung peran strategis bahasa Indonesia yang kini diakui sebagai bahasa internasional. Ia menilai, hal ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jati diri bangsa di kancah global.
“Sekarang presiden pun bisa pidato di PBB tanpa harus pakai bahasa Inggris. Bahasa Indonesia sudah diakui dunia. Ini harus kita syukuri dan kita jaga dengan pendidikan yang kuat,” katanya.
Gagasan 500 Kampus Berasrama
Lebih lanjut, Syaykh Panji menggagas agar pemerintah bersama masyarakat dermawan dapat membangun 500 kampus berasrama di seluruh Indonesia. Kolaborasi ini diyakini mampu mempercepat pemerataan pendidikan nasional.
“Kalau pemerintah siapkan lahan, para dermawan bisa bantu pendanaan. Dalam dua tahun pendidikan berasrama bisa terbangun di ratusan daerah. Ini tabungan terbesar bangsa, karena menata sumber daya manusia berarti menata masa depan Indonesia,” ujarnya optimistis.
Menutup dengan Cinta dan Ilmu
Syaykh Panji menegaskan bahwa bangsa besar bukan hanya yang menguasai teknologi, tetapi juga yang mencintai bahasa, tanah air, dan sesama manusia.
“Cintailah negaramu seperti kamu mencintai dirimu sendiri. Semakin berpendidikan, semakin santun. Itulah falsafah manusia berilmu,” pungkasnya.
(Sahil untuk Indonesia)


