Sunday, 07 December 2025

Pendidikan Berasrama Al-Zaitun Tumbuhkan Kemandirian dan Kepemimpinan Pelajar

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id – Pondok Pesantren Al-Zaitun dikenal sebagai lembaga pendidikan berasrama yang menanamkan kemandirian, kepemimpinan, dan kecintaan tanah air kepada para pelajar. Hal ini tercermin dari peran para pendidik yang tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga mendampingi kehidupan pelajar sehari-hari di asrama.

Dalam wawancara bersama Lognews TV, Ustadz Gustira dan Ustadzah Sri Lestari mengungkapkan bagaimana pola pendidikan di Al-Zaitun berjalan secara terintegrasi. Guru yang mengajar di sekolah juga berperan sebagai pembimbing di asrama, sehingga perkembangan karakter pelajar dapat dipantau dengan menyeluruh.

“Pelajar di sini kami anggap seperti anak sendiri. Kami mendampingi mereka mulai dari tidur, bangun, hingga aktivitas belajar dan ibadah. Tidak heran jika mereka menganggap Mahad ini sebagai rumah kedua,” tutur Ustadz Gustira.

Nasionalisme dan Cinta Tanah Air
Setiap pagi, para pelajar diwajibkan menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza dan menghafal Pancasila. Menurut Ustadzah Sri Lestari, kegiatan ini menjadi wujud penanaman nasionalisme sejak dini.

MI 11

“Ini bukan sekadar nyanyian, tetapi doa untuk bangsa. Anak-anak dibiasakan memahami nilai-nilai kebangsaan agar siap menjadi pemimpin masa depan,” jelasnya.

Kurikulum Terpadu
Al-Zaitun menggunakan kurikulum nasional dari Kemdikbud dan Kemenag yang dipadukan dengan muatan lokal. Selain ilmu agama dan umum, pelajar juga dibekali keterampilan tambahan seperti literasi, jurnalistik, pertanian, hingga kepemimpinan.

Lognews 10

Menurut para pendidik, konsep ini sejalan dengan gagasan Syaykh Panji Gumilang yang menekankan pentingnya keseimbangan antara pendidikan agama, ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan praktis.

Pola Asuh Penuh Kasih
Sebagai lembaga pendidikan berasrama, para guru berperan sebagai orang tua kedua. Perhatian kecil, seperti menanyakan kondisi kesehatan pelajar, hingga mendampingi mereka saat sakit, menjadi bagian dari keseharian para ustadz dan ustadzah.

“Pelajar itu jauh dari orang tua, jadi kami harus hadir sebagai pengganti. Perhatian kecil justru sering dianggap besar oleh mereka,” ujar Ustadzah Sri Lestari.

Visi Kepemimpinan
Lebih jauh, Ustadz Gustira menegaskan bahwa pendidikan di Al-Zaitun diarahkan untuk mencetak pemimpin bangsa yang berakidah kokoh, cerdas, dan memiliki kepedulian terhadap masyarakat.

“Kami percaya apa yang diwariskan Syaykh Panji Gumilang adalah visi besar untuk membangun peradaban. Zaitun bukan hanya sekolah, tetapi miniatur Indonesia yang mengajarkan persatuan,” ungkapnya.

Dengan sistem pendidikan yang menekankan kemandirian, nasionalisme, dan kepemimpinan, Al-Zaitun terus melahirkan generasi yang siap berkontribusi bagi bangsa dan negara. (Sahil untuk Indonesia)