Monday, 08 December 2025

Alumni Mahad Al-Zaytun Perkuat Pendidikan Kontemporer Al-Zaitun, Lanjutkan Visi Syaykh Panji Gumilang

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Lognews.co.id – Ikatan Alumni Ma’had Al-Zaytun (IKAMAZ) menegaskan komitmennya untuk terus menjaga nilai, cita-cita, dan idealisme pendidikan yang diwariskan Syaykh Panji Gumilang. Hal itu disampaikan salah satu komisioner IKAMAZ, Imamudin, dalam program Al-Zaytun Files yang ditayangkan Lognews TV.

Menurut Imamudin, pengalaman selama tujuh tahun menempuh pendidikan di Al-Zaytun telah membentuk karakter dirinya, mulai dari pembiasaan hidup sehat, lingkungan yang aman, hingga pembelajaran yang berorientasi pada teori kebutuhan Maslow. "Syaykh Al-Zaytun menata kebutuhan fundamental santri, mulai dari makanan, minuman, udara, hingga rasa aman. Semua itu agar kami bisa 100 persen fokus pada pendidikan," ujarnya.

Ia menambahkan, prinsip yang ditanamkan Syaykh Panji Gumilang tidak hanya soal akademik, tetapi juga penguatan akhlak, toleransi, dan kebermanfaatan bagi orang lain. "Output pendidikan Al-Zaytun itu jelas, memberikan manfaat bagi sesama. Mau tidak mau, itu harus dituju," tegasnya.

IKAMAZ Sebagai Sayap Al-Zaytun

Imamudin menegaskan, hubungan antara alumni dan almamater tidak bisa dipisahkan. Ia mengibaratkan Al-Zaytun sebagai seorang ibu yang telah melahirkan dan mendidik, sementara alumni adalah anak yang wajib menjaga warisan itu. "Alumni dan almamater itu satu kesatuan. Sudah sewajarnya alumni loyal, karena semua kesuksesan hari ini tidak lepas dari tunjuk ajar Syaykh Al-Zaytun," katanya.

Menurutnya, IKAMAZ menjadi wadah yang menghubungkan alumni dengan almamater, sekaligus menyebarkan nilai-nilai luhur yang diajarkan Syaykh Panji Gumilang. "Bagi saya, IKAMAZ itu ibarat sayap Al-Zaytun. Tanpa sayap, mustahil terbang. Alumni siap menjadi bagian dari perjuangan itu," ungkapnya.

Kiprah di Blue Economy dan Bela Negara

Alumni Al-Zaytun juga telah membuktikan kiprahnya di berbagai bidang, termasuk program blue economy melalui perkapalan dan perikanan. Santri bahkan terlibat langsung dalam pembuatan kapal dan berlayar bersama Syaykh Al-Zaytun. "Kita terus menginformasikan dan menghubungkan alumni yang bergerak di bidang pelayaran maupun perikanan agar bisa berkontribusi," jelas Imamudin.

Selain itu, dirinya juga memiliki pengalaman mengikuti program pembinaan bela negara baik di tingkat Pangdam Siliwangi maupun Lemhannas. Pengalaman itu, menurutnya, menjadi modal penting dalam memperkuat kecintaan pada Indonesia Raya.

Filosofi Kupu-kupu

Menutup perbincangan, Imamudin menyampaikan pesan inspiratif kepada para alumni dan santri. Ia mengibaratkan alumni Al-Zaytun sebagai kupu-kupu yang indah. "Seperti ulat yang digembleng menjadi kepompong, akhirnya lahir kupu-kupu yang bisa terbang dan bermanfaat. Alumni Al-Zaytun harus bisa menghiasi lingkungan, menjadi merdeka, dan memberi manfaat bagi masyarakat," katanya.

IKAMAZ, lanjutnya, akan terus memperkuat jaringan, menumbuhkan kepemimpinan, serta menjaga idealisme toleransi dan perdamaian untuk Indonesia seribu tahun mendatang. (Sahil untuk Indonesia)