lognews.co.id, Jakarta - Kementerian Agama mengupayakan agar masjid-masjid di seluruh Indonesia memiliki perpustakaan bertujuan untuk pusat literasi dan edukasi, yaitu agar umat islam dapat menerima perubahan dan perkembangan pemikiran yang berguna di masyarakat serta dapat memupuk kebiasaan membaca sejak dini, memperluas sumber-sumber pengetahuan islam, membantu mengembangkan ketrampilan berbahasa, baik bahasa sendiri maupun bahasa lainnya.
"Kami terus berupaya mengembangkan perpustakaan masjid sebagai pusat literasi dan edukasi bagi masyarakat," ujar Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Salah satu ciri masyarakat belajar adalah masyarakat yang sadar informasi dan cerdas dalam memilih informasi, baik itu informasi popular, informasi keagamaan, maupun informasi ilmiah. Untuk itu perpustakaan masjid harus didukung oleh koleksi yang memadai, dalam arti jumlah dan keragaman subyeknya,serta layanan yang mendukung.
Sejarah Islam mencatat bahwa masjid merupakan pusat perkembangan peradaban umat Islam. Salah satu kunci keberhasilan masjid sebagai pusat pengembangan peradaban adalah berfungsinya perpustakaan masjid. Perpustakaan masjid memiliki peran penting dalam mencerdaskan umat dan mewujudkan komunitas belajar (learning society). Dari 307 ribu masjid dan 375 ribu mushala yang terdata di Kemenag, hanya 845 perpustakaan masjid yang nsudah terdata di Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (ELIPSKI)
Melalui ELIPSKI, perpustakaan di Masjid Istiqlal memiliki 4.000 judul buku, meski demikian, masih diperlukan identifikasi terkait buku-buku yang dibutuhkan masyarakat sebagai sumber rujukan berkualitas.
Ia meminta perwakilan Kantor Wilayah Kemenag dan pengelola perpustakaan masjid seluruh Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, perpustakaan daerah, penerbit buku, hingga komunitas literasi untuk pemenuhan kebutuhan perpustakaan, sehingga kedepan, masjid di pelosok Indonesia dapat terealisasi.
"Perpustakaan masjid ini merupakan salah satu ikhtiar untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang minim akses terhadap perpustakaan umum," kata dia.
Pada prinsipnya Perpustakaan memiliki 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Akuisis (pengadaan) Koleksi, Preservasi (penyimpanan atau pelestarian), dan diseminasi informasi (layanan). Ketiga fungsi ini menempatkan Perpustakaan berada ditengah-tengah antara koleksi dan pengguna. Jadi, jika ingin mengundang partisipasi aktif masyarakat untuk memperkaya dan memanfaatkan koleksi perpustakaan masjid, maka penting untuk memperhatikan keragaman koleksi, untuk itu kegunaan Masjid sebagai tempat aktivitas sosial lebih bisa dimanfaatkan lagi dengan pendidikan inklusif berkesinambungan (Amri-untuk Indonesia)


