PEMILU
Friday, 20 September 2024

Koperasi Warteg Nusantara Keluhkan Harga Pangan Naik dan Langka Setiap Ramadhan, Pemerintah dinilai Minim Mitigasi

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

lognews.co.id, Bahas terkait ketersediaan, stok, dan harga pangan, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan dan Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menghadiri rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menjelaskan penyebab lonjakan harga beras, telur, dan daging ayam yang terjadi sejak awal 2024 hingga memasuki momentum Ramadan tahun ini.

"Secara ringkas, kenaikan harga telur, daging ayam, dan beras akibat El Nino musim kemarau yang panjang, sehingga musim tanamnya bergeser," ungkap Zulhas, saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Rabu (13/3/2024).

Ungkapan tersebut rupanya ditentang oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi PDIPEvita Nursanty yang menyoroti bahwa meskipun alasan seperti El Nino disebut-sebut sebagai salah satu faktor, harga beras di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia tetap stabil.

"Kenapa harga beras di Singapura dan Malaysia stabil kita Jangan dibodoh-bodohi semuanya dengan alasan El Nino Kenapa bisa stabil di negara lain Kenapa carut marut harga itu cuman ada di negara kita," tegas Evita dengan memberikan narasi bahwa ada masalah internal yang perlu segera diatasi.

Rapat kerja tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima dengan dihadiri Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi; Direktur Utama PT RNI, Frans Marganda Tambunan; Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani; dan seluruh Pejabat Eselon I Kementerian Perdagangan, mendapatkan respon dari ketua Komunitas Warteg Nusantara (kowantara), Mukroni.

Menurut Mukroni saat dihubungi wartawan senior lognews.co.id mengatakan ada kewajaran bila ada kenaikan dengan alasan cuaca el nino, ataupun bulan Ramadhan yang memicu permintaan yang tinggi, namun pemerintah perlu membuat mitigasi ditengah daya beli masyarakat yang tidak seimbang dengan kenaikan pangan.

“Kenaikan harga pangan ini akan membebani kita, pemerintah harus bisa membaca, memitigasi gitu kan supaya harga pangannya tidak naik drastis” ujar Mukroni. (17/3/2024)

Hal tersebut dinilai selaras dengan apa yang diucapkan Aria Bima saat rapat komisi VI bersama Menteri Perdagangan yang mengatakan bahwa pemerintah harus melindungi, bukan hanya sekedar melindungi segenap tumpah darah, tapi harus melindungi juga daya beli masyarakat

Lebih lanjut, Kowantara dirasa mempunyai kesulitan dalam memprediksi ketersediaan, akibatnya menurut Mukroni, harga hari ini belum tentu sesuai dengan harga keesokannya, menyebabkan kebingungan jika harus membeli beras dengan harga yang kemarin.

“ Banyak teman-teman yang tadinya misalnya bisa menyediakan beras beberapa karung sekarang enggak bisa karena tadi, kenaikan harga ini mengakibatkan kita mengeluarkan biaya operasional sementara kita” ujar Mukroni

Dengan kondisi pasar yang tidak menguntungkan masyarakat, Mukroni menyarankan agar pemerintah membantu mengatasi kenaikan harga misalnya dengan subsidi dan operasi pasar dan sebagainya yang sifatnya spontan.

Langkah kedua dengan mitigasi dalam rangka menyiapkan petani agar mampu memproduksi dan mensuplay kepada masyarakat sehingga harga cepat terkendali,

Kemudian ketiga yaitu pengawasan terhadap penimbunan yang memicu kelangkaan.

“karena dengan kondisi kayak gini, tadi orang akan mempunyai ego bagaimana dia akan menimbun, ya kan ini perlu aparat untuk meningkatkan pengawasan supaya jangan sampai barang ditimbun di beberapa kawasan atau lokasi dan ini akan menaikkan harga” terang Mukroni.

Keempat adanya penyediaan informasi, atau informasi distribusi dan pelatihan yang bisa dilakukan kepada Kowantara melalui Kementerian Koperasi Atau lainnya, misalnya mengenai cara mengelola stok, menghitung harga dan menyesuaikan menu agar tetap menguntungkan dalam situasi kenaikan harga.

Kelima, adanya stabilitas kebijakan perdagangan dan harga pangan yang berimbas pada ketidak pastian dalam perencanaan bisnis sehingga pemerintah perlu melakukan langkah demi keseimbangan.

“kita menginginkan pemerintah daerah juga dikoordinasikan supaya yang tadi misalnya di Medan dengan kondisi bawang murah, bagaimana bisa mensulay ke daerah yang harganya mahal misalnya atau hal lainnya agar saling mengkoordinasikan” jelas Mukroni. (Amr-untuk Indonesia)