lognews.co.id, Jakarta - Sebanyak 1.611 pasukan polisi bersiaga kawal Aksi unjuk rasa mahasiswa dalam rangka evaluasi 9 tahun pemerintahan Joko Widodo Jumat (20/102023).
Mahasiswa terpusat di patung kuda berorasi hingga membakar ban. Kericuhan sempat terjadi saat mahasiswa mencoba masuk menerobos kawat berduri yang dibuat polisi, dan menggulingkan sejumlah beton pembatas yang digunakan untuk menutup Jalan Medan Merdeka Barat arah Istana Kepresidenan.
Walau sudah diingatkan Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro lewat pengeras suara, untuk meredam upaya mahasiswa untuk tidak memasuki pembatas yang sudah dibuat, tidak membuat mahasiswa urung menerobos pagar pembatas.
Setelah itu, peserta aksi saling meneriaki aparat kepolisian. Lalu, beberapa perwakilan berjaket almamater dipanggil untuk berdiskusi dengan polisi.
Tiga mahasiswa peserta demo yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dibebaskan polisi, imbas menerobos pembatas beton dan kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat.
Tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP) Joanes Joko menemui perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang berdemonstrasi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat atau di dekat Patung Kuda.
Joanes bersedia menemui demonstran yang menuntut kepolisian membebaskan 15 rekannya yang sebelumnya ditangkap dalam aksi. Ia menyatakan pihak kepolisian akan membebaskan para mahasiswa tersebut.
“Saya pastikan kepolisian akan membebaskan rekan yang ditangkap,” kata Joanes di hadapan demonstran, Jumat.
Joanes menyebut dirinya mewakili Presiden Joko Widodo dan Kepala KSP Moeldoko yang tidak dapat menemui pengunjuk rasa karena urusan kenegaraan.
Selain menjamin pembebasan tiga demonstran tersebut, ia juga menyeru mahasiswa yang berunjuk rasa untuk menjaga kondusivitas dan menolak provokasi.
Selepas berbicara di hadapan mahasiswa, Joanes dan perwakilan mahasiswa bertemu pihak kepolisian yang bersedia membebaskan rekan-rekannya.
Pengunjuk rasa yang berasal dari berbagai universitas mulai berhimpun di depan Patung Kuda Arjuna Wiwaha sekitar pukul 15.30 WIB untuk melakukan aksinya.
Massa menggunakan jaket almamater berwarna universitas masing-masing dan bendera bertuliskan nama BEM tiap universitas yang hadir.
Aksi mahasiswa tersebut dilakukan untuk meluapkan kekecewaan terhadap pemerintah, khususnya terhadap putusan Mahkamah Konstitusi akhir-akhir ini yang dianggap melanggengkan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Pemimpin aksi juga mempersilakan Presiden BEM universitas yang hadir di aksi tersebut untuk menyampaikan orasi dari atas mobil bak terbuka. (Amr-untuk Indonesia)


