PEMILU
Friday, 20 September 2024

Ribuan Alumni di IKAMAZ Mensikapi Pengajaran Al Zaytun

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

lognews.co.id, Indramayu, Menampung berbagai curhatan dan testimoni dari ketua Alumni Al Zaytun saat ditemui oleh tim lognews.co.id.

Dibalik megahnya fasilitas pendidikan lengkap dengan nilai nilai kedisiplinan dan prestasi lainnya, nampaknya ada saja alumnus yang gagal memahami kondisi sebenarnya yang kini sedang dibangun di Alzaytun melalui motto merdeka fikir, ruh dan ilmu menuju masyarakat sehat, cerdas dan manusiawi.


Dalam berbagai wawancara dengan media, terkadang beberapa alumni Alzaytun menyampaikan pandangan yang mungkin tidak sesuai dengan visi dan misi pesantren tersebut. Namun, Ustadz Iqbal mengingatkan bahwa penting bagi alumni untuk tetap membawa visi dan misi Alzaytun, serta menjaga komunikasi positif dengan almamater mereka.


Bersama wartawan senior Nasution, ketua IKAMAZ (Ikatan Alumni Mahad Alzaytun) Ustadz Iqbal Aulia berpesan kepada ribuan alumni Alzaytun agar setia menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan perdamaian yang diajarkan Syaykh Al Zaytun, serta berkontribusi untuk almamaternya.


“keberhasilan seorang alumni tidak hanya diukur dari prestasi pribadi, tetapi juga dari tingkat kepedulian dan kontribusinya terhadap almamaternya ” ungkap Iqbal dengan logat sundanya.
Perbedaan yang mencolok jika membandingkan dengan alumni sekolah atau pesantren lain, berkumpulnya hanya sebatas silaturahim seremonial.


“ada reunian lagi alumni saat diusia 50 tahun keatas, oh siapa nih yang udah gak ada, yang sifatnya sentimental dan seremonial saja, kalau kamikan ada misi untuk sama sama melindungi , meninggikan, memajukan almameter kedalam misi bangun bangsa, negara dan budaya” ungkap Iqbal.


Ciri khas Alumni Al Zaytun, adalah mengenai kemerdekaan untuk hidup mandiri, Al Zaytun tidak pernah ada upaya untuk mengajarkan doktrin-doktrin khusus yang mengikuti satu pemahaman atau satu ideologi tertentu.


Sebaliknya, pesantren ini menanamkan nilai-nilai keindonesiaan, seperti mempelajari lagu Indonesia Raya dan nilai-nilai dasar Pancasila. Pesantren Alzaytun juga memberikan wawasan kepada para santri melalui kegiatan dzikir Jumat yang tidak pernah mengarah pada suatu pemahaman tertentu.


Tuduhan mengajarkan ajaran sesat dan tidak mengakui madzhab justru tidak ditampilkan oleh para Alumnus.


“Di Alzaytun dikenalkan berbagai mazhab, seperti Mazhab Maliki, Syafi'i, Hambali, dan Hanafi. Mazhab Syafi'i adalah yang paling banyak dianut di Indonesia. Perbedaan antara mazhab-mazhab tersebut diajarkan kepada para santri. Namun, para santri diberikan kebebasan untuk mengikuti mazhab yang mereka pilih, sesuai dengan komunitas mereka” terang Iqbal.


Dijelaskan pengajaran yang diajarkan mengadopsi kurikulum Kementerian Agama dan juga Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum ini memiliki tambahan muatan keislaman serta muatan lokal yang menjadi ciri khas pesantren ini, ujar ustadz Iqbal Aulia sebagai ketua IKAMAZ (Ikatan Alumni Mahad Alzaytun).


Dengan jumlah alumni Al Zaytun seramai 14.700 yang tertanam jiwa toleransi dan perdamaian lekat didalam hatinya menjadi pembeda dari alumnus lainnya.

Pesantren berstandar Internasional memberikan dampak yang masif melalui peningkatan toleransi dalam berbudaya, berbangsa, dan bernegara dalam lingkup perdamaian, guna tercapainya kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


“Indonesia ini berbeda beda, masyarakat tidak akan bisa tercapai persatuan Indonesia jika memaksakan terhadap pemahaman kepada satu (islam) saja” ujarnya.


Saat ini IKAMAZ merangkul 14.703 alumnus, siap menghadapi berbagai tantangan di masyarakat, para alumni punya tugas besar mewujudkan rahmatan lil alamin, tetap menjaga semangat toleransi dan perdamaian dengan demikian, terwujudlah masyarakat yang sehat, cerdas, dan manusiawi. (rifAI)