PEMILU
Sunday, 22 September 2024

Banjir Pakistan Semakin Meluas Korban Tewas Capai 1.000 Lebih

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Lognews201.com  Pakistan  -   Para ilmuwan iklim mengatakan peristiwa banjir tidak dapat secara langsung diakibatkan pemanasan global, kekeringan dan banjir yang lebih intens bisa diprediksi  sebelumnya.

Dikutip dari routers.com, Pakistan telah kehilangan kawasan hutan yang luas selama beberapa dekade terakhir, sementara penggembalaan yang berlebihan sering kali menelanjangi lahan terdegradasi dari tutupan tanaman apa pun yang tersisa. Pemerintah telah menetapkan target untuk meningkatkan tutupan hutan dari 5,2 persen menjadi 6 persen pada tahun 2014.

Dan untuk 160 juta orang Pakistan, banyak yang sudah menghadapi kekeringan dan banjir secara teratur, yang dapat menelan lebih banyak nyawa dan mengancam tanaman dan infrastruktur kapas, gandum dan beras.

Para ilmuwan mengatakan Pakistan juga bisa menderita dalam jangka panjang dari penurunan jumlah air lelehan dari gletser yang mengaliri Sungai Indus, yang merupakan sumber kehidupan bangsa.

Untuk banjir saat ini, curah hujan sekitar 400 milimeter (16 inci) di daerah pegunungan di ujung utara Pakistan dan bagian Afghanistan yang berdekatan antara 28 dan 29 Juli memicu aliran air ke Sungai Indus dan Kabul.

“Itu adalah rekor,” kata Qamar-uz-Zaman Chaudhry, direktur jenderal Departemen Meteorologi Pakistan.

“Satu-satunya penjelasan yang dapat dikaitkan dengan perubahan iklim. Karena daerah itu sangat jarang menerima hujan monsun,” katanya kepada Reuters, menunjuk pada risiko pergeseran sabuk monsun serta perubahan intensitas monsun. Tambahnya.

Perdana Menteri (PM) Pakistan Shahbaz Sharif telah meminta bantuan internasional dalam memerangi kerusakan akibat banjir yang mematikan di negara yang miskin itu.

Ia mengatakan bahwa 33 juta orang atau sekitar 15 persen dari populasi negara itu telah terkena dampak banjir.

Dirinya bahkan menyalahkan 'kengerian perubahan iklim' yang melanda Pakistan.

kematian akibat banjir yang meluas di negara itu telah mencapai 1.000 orang sejak pertengahan Juni 2022.    (Amr)