Saturday, 06 December 2025

AS-Ukraina Sepakati Kerangka Baru Menuju Perdamaian Rusia

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id, Jenewa -  Ukraina menyatakan telah mencapai “pemahaman bersama” dengan Amerika Serikat mengenai rencana perdamaian baru yang bertujuan mengakhiri perang dengan Rusia. Kesepakatan ini merujuk pada rencana berisi 28 poin yang sebelumnya diserahkan AS kepada Kyiv, menurut laporan BBC News, Rabu (26/11/2025).

Kesepakatan tersebut dibahas secara mendalam oleh pejabat kedua negara dalam pertemuan akhir pekan di Jenewa. Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa rencana awal telah disempurnakan dengan masukan dari kedua pihak. Sebagai bagian dari upaya diplomatik, Trump menugaskan Utusan Khusus Steve Witkoff bertemu Presiden Vladimir Putin di Moskow, sementara Sekretaris Angkatan Darat AS Dan Driscoll dijadwalkan bertemu pemimpin Ukraina pekan ini.

Kepala staf Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan pihaknya menantikan kunjungan Driscoll. Namun, Rusia belum diajak berkonsultasi terkait rancangan baru ini dan memperingatkan bahwa mereka mungkin menolak perubahan signifikan dari rencana awal. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow belum menerima salinan pembaruan rencana dan menuduh negara-negara Eropa menghambat upaya perdamaian AS.

Meski pertemuan antara Driscoll dan perwakilan Rusia sudah berlangsung di Abu Dhabi, beberapa isu utama seperti jaminan keamanan bagi Ukraina dan status wilayah timur yang masih diperebutkan belum sepenuhnya tersentuh. Zelensky menyatakan kesiapannya bertemu Trump untuk membahas “poin-poin sensitif” dengan harapan pertemuan tersebut dapat berlangsung sebelum akhir bulan.

Trump menyatakan kesediaannya bertemu Zelensky dan Putin hanya jika kesepakatan damai sudah mendekati tahap final. Sementara Washington menunjukkan optimisme hati-hati, para pemimpin Eropa termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pemerintah Inggris menunjukkan skeptisisme. Macron menilai Rusia belum menunjukkan niat melakukan gencatan senjata, sementara Inggris memperingatkan proses perdamaian masih panjang.

Dalam pertemuan koalisi Eropa pendukung Ukraina, para pemimpin sepakat membentuk gugus tugas bersama AS untuk mempercepat pembahasan jaminan keamanan bagi Ukraina di masa depan. (Amri-untuk Indonesia)