lognews.co.id, Israel siap membebaskan 10 sandera Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Hamas. Pertukaran 30 tahanan Palestina ini menandai perkembangan signifikan dalam konflik yang sedang berlangsung. Kesepakatan itu diselesaikan setelah pertukaran daftar nama pada hari kelima gencatan senjata, tanpa ada keberatan yang diajukan. Perjanjian ini juga mencakup pembebasan pekerja asing yang sebelumnya ditahan di Gaza (28/11/2023).
Meskipun gencatan senjata Gaza yang diperpanjang baru-baru ini antara Israel dan Hamas tidak secara resmi mencakup Lebanon, permusuhan antara tentara Israel dan Hizbullah telah berhenti sejak gencatan senjata dimulai Jumat lalu.
Meskipun sebuah peluru Israel jatuh di dekat Aita ash Shab di Lebanon selatan, seperti dilansir Kantor Berita Nasional Lebanon.
Pengalaman Keluarga Sandera mengaku lega seperti yang terjadi pada Eve Hohman, kerabat mantan keluarga sandera, mengungkapkan rasa lega dan duka dalam wawancara dengan BFMTV. Sepupunya dan ketiga anaknya dibebaskan pada hari Minggu, namun dia kehilangan dua anggota keluarga lainnya pada tanggal 7 Oktober. Mengisahkan kondisi penawanan, Hohman mengungkapkan bahwa para sandera ditahan di terowongan tanpa cahaya matahari, di bawah kendali teroris. Meskipun kondisinya suram, para sandera dalam keadaan sehat dan tetap bersama selama cobaan berat. Para sandera Perancis-Israel yang dibebaskan kemarin juga dilaporkan dalam keadaan baik, dan akan menjalani perawatan medis dan psikologis ekstensif seperti dilansir Menteri Angkatan Bersenjata, Sbastien Lecornu.
Israel memperluas daftar tahanan Palestina yang memenuhi syarat untuk dibebaskan dengan imbalan sandera, yang menunjukkan potensi revisi ketentuan gencatan senjata. Menurut utusan khusus BFMTV untuk Tel Aviv, Thierry Arnaud, pembebasan tiga sandera Perancis-Israel direncanakan dengan cermat, dengan fokus untuk mempertemukan keluarga dan perjalanan mereka ke rumah sakit. (Amr-untuk Indonesia)
