PEMILU
Tuesday, 24 September 2024

Banyak Yang Tidak Vaksin, Staff Rumah Sakit Di China Kewalahan Tangani Tsunami Covid-19

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Lognews201.com,  Tiongkok  -  Jiang, seorang perawat berusia 29 tahun di bangsal psikiatri di sebuah rumah sakit di provinsi Hubei, mengatakan kehadiran staf,mengalami penurunan lebih dari 50 persen di bangsalnya, yang telah berhenti menerima pasien baru. Dia mengatakan,telah bekerja shift lebih dari 16 jam dengan dukungan yang tidak memadai.

"Saya khawatir jika pasien tampak gelisah, Anda harus menahannya, tetapi Anda tidak dapat melakukannya sendiri dengan mudah," katanya. "Ini bukan situasi yang bagus untuk dilakuka."

Di tempat lain di China, staf medis mengatakan kepada Reuters, bahwa sumber daya sudah mencapai titik puncak dalam beberapa kasus, karena COVID dan tingkat penyakit di antara staf sangat tinggi.

Seorang perawat yang berbasis di kota barat Xian mengatakan 45 dari 51 perawat di departemennya dan semua staf di departemen darurat telah tertular virus dalam beberapa pekan terakhir.

“Banyak sekali kasus positif di antara rekan-rekan saya,” kata perawat berusia 22 tahun bermarga Wang itu. "Hampir semua dokter kecewa."

Sementara itu, Sonia Jutard-Bourreau, 48, kepala petugas medis di Rumah Sakit swasta Raffles di Beijing, mengatakan jumlah pasien lima hingga enam kali lipat dari jumlah normal, dan usia rata-rata pasien telah melonjak sekitar 40 tahun menjadi lebih dari 70 tahun dalam rentang waktu satu tahun.

"Profilnya selalu sama," katanya. "Itu sebagian besar pasien belum divaksinasi."

Jutard-Bourreau, telah bekerja di China selama sekitar satu dekade, khawatir gelombang terburuk di Beijing ini belum tiba.

Para pasien dan kerabat mereka mengunjungi Raffles karena rumah sakit setempat "kewalahan", katanya, dan karena mereka ingin membeli Paxlovid, pengobatan COVID buatan Pfizer.

"Mereka menginginkan obat itu seperti pengganti vaksin, tetapi obat itu tidak menggantikan vaksin," kata Jutard-Bourreau, seraya menambahkan bahwa ada kriteria ketat kapan timnya bisa meresepkannya.

Di tempat lain di China, staf medis mengatakan bahwa sumber daya sudah mencapai titik puncak dalam beberapa kasus, karena COVID dan tingkat penyakit di antara staf sangat tinggi.  (Amr-untuk Indonesia)