lognews.co.id, Indramayu – Radio Prima Fm Indramayu dengan program unggulan “Halo Prima” dibawakan oleh penyiar prima, Nimas yang berisikan narasumber inspiratif, yaitu Asmin J.B.
Dalam obrolan hangat dan santay menjelaskan dulu daerah di Indramayu dikenal sebagai "negara beling" dengan tanah tandus dan lahan yang terbengkalai, kini perlahan berubah menjadi wilayah yang penuh harapan dan kemajuan. Perubahan ini tidak lepas dari peran seorang warga asli, Asmin Jaga Batas atau yang akrab dipanggil Asmin J.B. sosok sederhana yang sejak awal menjadi sahabat dekat Syaykh Panji Gumilang.
Tahun 1994 Kisah mereka membawa secercah inspirasi tentang bagaimana keyakinan dan kerja sama dapat mengubah masa depan sebuah daerah.
Segalanya bermula saat Asmin J.B. bertemu Syaykh Panji Gumilang di warung makan perempatan Gantar, tempat Asmin J.B. mencari rezeki sebagai jawara lokal.
Asmin J.B. menceritakan pertemuan tersebut adalah “ujug ujug” tak terduga karena merasa penasaran dengan orang dari luar daerahnya.
Saat itu, tahun 1994 Syaykh Panji Gumilang dan rombongan mencari tanah untuk sebuah tujuan besar yaitu mendirikan Pendidikan yang hebat, setelah sebelumnya dari subang untuk misi tersebut, namun akhirnya Tuhan memperjalankan hingga pedalaman Indramayu yaitu Desa Gantar Indonesia.
Walau lahan yang ditawarkan Asmin J.B. dikenal sebagai tempat yang jelek, tandus, bahkan dianggap "tempat jin buang anak," Syaykh justru merasa tertantang. Dari sinilah langkah awal perubahan dimulai.
Asmin J.B. kemudian menemani Syaykh membantu warga sekitar agar tanah yang dulu dianggap tidak berguna tidak terabaikan, banyak warga dengan suka rela menawarkan tanah mereka, lambat laun, tanah itu berubah menjadi Pusat Pendidikan berasrama yang memiliki spirit pesantren, kini subur dan ramai.
Asmin J.B mengatakan bahwa dirinya dan warga sekitar, dahulu biasa memanggil Syaykh dengan sebutan Pak Panji namun karena Syaykh dikenal bertubuh jangkung, gede, maka lebih gampang dipanggil “Pak Gede” dan baru saat sekarang menyebut dengan Syaykh Panji Gumilang.
Syaykh mengatakan bahwa akan banyak mobil berdatangan dan Indramayu akan harum karena sebuah pusat pendidikan bertaraf internasional akan dibangun di sana.
Awalnya, Asmin J.B. menganggap itu hanya khayalan Syaykh, karena Ia hanya memikirkan warga mendapatkan hasil tanpa berpikir soal apa yang akan dibangun asalkan baik.
Namun seiring waktu, ia percaya bahwa Syaykh telah mengubah Indramayu dari tanah jelek menjadi 'emas' yang bernilai tinggi. Bahkan prediksi tentang habisnya hutan jati di sekitar Indramayu terbukti benar, karena pohon jati ditebang ditukar uang, sementara Syaykh sudah memulai penanaman kembali sejak pendirian Mahad al Zaytun.
Kini, Asmin J.B. rutin mengikuti shalat Jumat di Masjid Rahmatan Lil Alamin dan aktif mengajak masyarakat untuk memahami kebaikan Mahad al Zaytun. Ia menyampaikan pesan bahwa kebencian terhadap Mahad biasanya datang dari orang yang jauh dan hanya mendengar kabar dari kata-kata semata. Menurut Asmin J.B., semua prasangka itu akan hilang jika mereka datang langsung melihat dan merasakan sendiri.
Tak hanya sebagai pendamping Syaykh, Asmin J.B. juga melangkah ke dunia akademik sebagai mahasiswa di IAI Al Aziz, mengambil Program Studi Hukum Syariah terinspirasi oleh semangat belajar Syaykh yang terus menebar manfaat lewat pendidikan.
Dalam sebuah wawancara bersama penyiar Nimas di radio Prima FM Indramayu, Asmin J.B. menuturkan nilai mulia yang ia dapatkan dari Syaykh Panji Gumilang. Baginya, Syaykh Panji adalah sosok hebat yang berjuang bukan demi kepentingan pribadi, melainkan demi kemanusiaan tanpa membeda-bedakan agama dan suku. Sikap toleransi yang tinggi dan rasa persatuan menjadi inti ajarannya.
Ketika ditanya dua kata untuk Syaykh Panji, Asmin J.B. menjawab singkat namun penuh makna: "Hebat dan inspiratif." Ia juga berharap pembangunan politeknik Tanah Air Indonesia Raya yang diinginkan Syaykh Al Zaytun, Syaykh Panji Gumilang di Sidodadi Indramayu segera terealisasi dengan lahan praktikum yang luas agar pendidikan berkualitas, dan dijangkau warga Indramayu tanpa harus merantau jauh.
Dari ladang tandus yang dijuluki negara beling, berkat keyakinan Indramayu kini maju menjadi wilayah emas yang Sejahtera, perjalanan Asmin J.B. dan Syaykh Panji Gumilang menjadi contoh nyata bahwa keramahan, pendidikan, serta kepedulian kemanusiaan mampu mengubah masa depan daerah.


