السبت، 06 كانون1/ديسمبر 2025

MEMAKNAI WISUDA MAHASISWA/I DI UNIVERSITAS DARUL MAARIF KAPLONGAN INDRAMAYU 2025

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

Oleh : H. Adlan Dae

Analis politik dan sosial keagamaan

lognews.co.id - Menyimak secara seksama sambutan H. Dedi Wahidi dalam acara wisuda Universitas Darul Ma'arif (UDM) Kaplongan (Sabtu, 22/11/2025) penulis teringat sebuah buku lama berjudul "Surat Surat Ideologis Seorang Ayah", ditulis J. Rockefeller, seorang Taipan Minyak, orang terkaya di dunia (1922).

Ia menulis surat kepada puteranya jelang di Wisuda di sebuah Universitas bergengsi. "Kamu harus percaya bahwa dirimu sendiri adalah modal terbesarmu, bukan kekayaan ayahmu. Kamu akan berdiri kokoh oleh dirimu sendiri", tulis Rockeffeler pada puteranya. 

"Di dunia ini tidak ada satu pun yang bisa mengalahkan ketekunan. Pendidikan saja tidak cukup. Dunia ini penuh orang berpendidikan yang gagal. Hanya ketekunan yang tidak mengecewakan. Itulah karakter", tulis Rockeffeler lebih lanjut dalam buku tersebut.

Dalam konteks surat J. Rockeffeler di atas penulis memaknai tekanan substansial dari sambutan H. Dedi Wahidi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Darul Ma'arif Kaplongan dalam acara wisuda 255 mahasiswa/i UDM angkatan kedua di Aula kompleks pendidikan Darul Ma'arif Kaplongan.

Pointnya, ketika H. Dedi Wahidi berkali kali memberikan tekanan dalam sambutannya tentang "kecerdasan emosional" 80% berbanding "kecerdasan intelektual" 20%, maknanya tidak lain pesan yang hendak disampaikan pada anak anak wisudawan adalah pentingnya karakter. 

Karakter itulah yang akan menuntun, membentuk dan memperluas jejaring alias "Networking" dan jejaring itu pula yang akan memperluas perspektif seseorang dalam merangkai minat, intensi (niat) dan "passion" (spirit) untuk mendrive jalan takdir pada pilihan berguna bagi hidupnya.

Dr. Tobroni, M.pd, Rektor UDM dalam sambutannya dalam acara yang sama (wisuda) memberi tekanan yang sama tentang pentingnya "Character Building", pembentukan karakter kepribadian yang kuat pada para wisudawan dan wisudawati mahasiswa UDM yang dipimpinnya.

Perbedaannya dengan H. Dedi Wahidi pada "insight", pada sebuah pilihan illustrasi. H. Dedi Wahidi lebih sebagai "ayah" dalam gestur komunikasinya sementara Dr. Tobroni mengambil illustrasi Epos cerita kolosal imajinatif tentang "Mahabarata", tentang tipologi sifat sifat kesatria, jujur dan kerja keras yang akan menuntun jalan sukses.

Di atas segalanya, hal terpenting dari apa yang dirintis, dibangun dan dibesarkan oleh H. Dedi Wahidi, yang juga anggota komisi X DPR RI, Fraksi PKB, tentang kompleks pendidikan terpadu Darul Ma'arif Kaplongan dari jenjang TK hingga Universitas adalah buah dari keyakinan dan ketekunan tentang pilihan jalan pengabdian di dunia pendidikan.

Bahwa pendidikan sebagaimana dikonstruksi Prof. Moh. Nuh, mantan Mendikbud RI, adalah jalan "teruji" dan "terpuji" dalam sejarah peradaban untuk menarik masyarakat pada "mobilitas vertikal" naik ke atas dalam strata sosial. Makin tinggi derajat pendidikannya, makin berpeluang menata jalan masa depan hidupnya. 

Penulis meletakkan Ikhtiar Dedi Wahidi dalam intensi di dunia pendidikan dalam konstruksi Prof. Moh. Nuh di atas bahwa jalan pendidikan adalah jalan "teruji" dan "terpuji" secara sistemik untuk mengembangkan "kepak sayap" manfaat dan maslahat bagi ekosistem sosial lingkungannya.

Ini pula yang mengingatkan penulis kepada Dr. Anies Baswedan saat menjabat Menteri Pendidikan berkunjung ke kompleks pendidikan Darul Ma'arif Kaplongan (tahun 2015), ia dengan illustrasi dan diksi diksi yang canggih melukiskan H. Dedi Wahidi, sedang melukis masa depan ekosistem sosial masyarakat lingkungannya.

Dengan sedikit adaptasi mengutip Bend Anderson tentang "Power Imajinasi", - maka bayangkanlah tentang harapan dan peradaban apalagi yang tersisa jika H. Dedi Wahidi tidak mengambil pilihan "jalan lelah" untuk membuka akses mendekat bagi lingkungan sosialnya ke dunia kesadaran pendidikan. 

Inilah tebar maslahat dan manfaat H. Dedi Wahidi kepada masyarakat, bahkan bagi bangsa dan negara. Lalu, nikmat Tuhan yang manalagi yang hendak didustakan dari konstribusi nyata Darul Ma'arif Kaplongan ini?

Selamat kepada UDM dan selamat kepada anak anak wisudawan dan wisudawati, semoga prosesi wisuda menjadi "entri point" melihat jendela jendela dunia yang tidak tunggal, tidak sempit bagi beragam peluang dan opportunity. 

 

 

 

Wassalam.