PEMILU
الجمعة، 20 أيلول/سبتمبر 2024

PKB KAB CIREBON, MENGHINDARKAN JOMBLO POLITIK DALAM PILKADA 2024

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

Oleh : H. Adlan Daie

Analis politik dan sosial keagamaan

lognews.co.id - Sahidin Aktivis muda NU kab Cirebon memberikan analisis di dua media "utama" di kab Cirebon ("Radar Cirebon" dan "Kabar Cirebon", edisi 30 Mei 2024) tentang kemungkinan PKB kab Cirebon bisa "jomblo" alias ditinggal partner koalisi dalam proyeksi pilkada Kabupaten Cirebon 2024.

Ini sebuah ironi politik bukan sekedar PKB kab Cirebon memiliki basis elektoral ideologis sangat kuat tapi posisi politiknya dengan jumlah 9 kursi DPRD PKB kab Cirebon seharusnya menjadi "trend setter", penentu arah pimpinan koalisi salah satu "blok" politik dalam pilkada 2024.

Dalam konteks ini PKB kab Cirebon harus meletakkan diri dalam frame rasionalitas politik, yakni " tunduk" pada kalkulasi rezim politik elektoral "one man, one vote, one value", satu pemilih satu suara dalam segala derajat kelas sosial dalam proyeksi menghindarkan status "jomblo" menuju pilkada 2024

Artinya merujuk teori Richard Mayland, seorang ilmuan politik tentang "kandidasi politik" PKB kab Cirebon harus melakukan tiga langkah komunikasi politik untuk menghindarkan status "jumbo" politik sekaligus melapangkan jalan memenangkan kontestasi pilkada 2024 dalam pimpinan koalisi PKB Kabupaten Cirebon.

Tiga langkah komunikasi politik model Richard Mayland di atas dalam konteks elektoral, yaitu komunikasi terkait seleksi 'calon", komunikasi politik tentang pilihan taktis koalisi dan komunikasi dalam riset tentang kecenderungan trend mayoritas perilaku "pemilih".

Itulah "hukum besi" rezim politik elektoral. Kepentingan memainkan peran pimpinan koalisi dalam konteks pilkada kab Cirebon sekali lagi harus diletakkan di atas kepentingan ambisi personal pengurus agar PKB ibarat perahu sedang berlayar tidak kehilangan arah target politiknya.

Di sini pentingnya PKB kab Cirebon segera.merancang bangun peta strategi jalan memenangkan pilkada kab Cirebon 2024, yakni bersama kemitraan koalisi mendesain seleksi "calon" dan pilihan spektrum "warna" koalisi politik di sisa waktu 3 bulan menuju pendaftaran ke KPU (D) bulan Agustus 2024

Pilkada serentak 2024 masih dalam proses "awal" dinamika politik sejauh pengamatan penulis belum ada satu tokoh politik dalam "kandidat" pilkada kab Cirebon 2024 yang menonjol dalam trend elektoral secara "eksponensial" alias semua kandidat calon dalam "standart" elektoral normal dan "biasa biasa" saja.

Sementara PKB kab Cirebon memiliki kekuatan "ekosistem" politik "paling" kuat dibanding PKB lain di Jawa barat, yakni kekuatan elektoral berbasis ideologi kuat dalam strata sosial kultural NU. Dalam konteks ini sulit bagi siapa pun akan memenangkan pilkada kab Cirebon 2024 tanpa menghitung "faktor" PKB.

Jadi kecemasan PKB kab Cirebon terancam "jomblo" dalam kontestasi pilkada 2024 adalah "kecemasan" berlebihan kecuali pengurus PKB kab Cirebon "tidak mengerti" kekuatan "ekosistem" politik PKB kab Cirebon.itu sendiri.

Inilah tanggung jawab sejarah peradaban politik PKB kab Cirebon untuk memainkan orkestrasi kepemimpinan koalisi politik dalam konteks pilkada 2024 tentu dengan kemampuan teknokrasi dan intelektualitas politik, tidak memadai hanya "dirakit" para "tukang tukang" politik pragmatis.

Selamat berjuang !!!