Lognews201.com – Sejak adanya Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Tak sedikit yang mengeluhkan dampak ekonomi dari mereka sehari – hari menjadi turun.
Menurut Nahkoda KMP Joko Thole Sucipto .(42) saat ditemui oleh tim Lognews201.com di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dampak ekonomi sangat dirasakan oleh para pelaku usaha kecil seperti warung makan, warung kopi, jajanan sampai dengan sopir angkot yang berada disekitar Pelabuhan . Sebut saja Suwarno (60) pemilik warung Gule Sapi, ia sudah hampir dua puluh tahun berdagang di area Pelabuhan , beberapa tahun belakangan ini mengeluh harus kehilangan sembilan puluh persen penghasilannya, karena sebagian besar pelanggannya yang biasa makan saat melintas melalui jalur Pelabuhan berpindah ke jalur Jembatan Suramadu.
Masih menurut Sucipto, banyak diantara mereka yang memilih melintas melalui Jembatan Suramadu dengan alasan Gratis
KMP Joko Thole sendiri beroperasi dari jam 06.00 – 17.00 wib dengan kapasitas penumpang 170 bangku walaupun berdampak tapi masih cukup diminati oleh para penumpangnya, terbukti tim dari Lognews201.com lebih memilih menyeberang melalui jalur laut disbanding melintas melalui Jembatan Suramadu. Disisi lain Ira (40) karyawan dari sebuah perusahan kimia di Surabaya, asli Madura sepekan sekali pulang ke kampungnya dengan menggunakan jasa transportasi laut KMP Joko Thole dengan alasan lebih dekat dengan lokasi tempat tinggalnya.
"Kami berharap Pemerintah , segera mempertimbangkan kembali , status Gratis dari Jembatan Suramadu dengan diberlakukannya tarif berbayar bagi mereka yang ingin ke Madura, agar ada opsi dari masyarakat sehingga mereka mau beralih kembali ke Pelabuhan. Nah dengan begitu akan tercipta kembali kesimbangan ekonomi bagi kami yang sangat menggantungkan nafkah sehari-hari di Pelabuhan, “ tegas Sucipto penuh harap (dunk/iws)