السبت، 06 كانون1/ديسمبر 2025

Indonesia Punya Politeknik Tanah AIR (Al-Zaytun Indonesia Raya). Pusat Vokasi Masa Depan dengan Kurikulum Revolusioner!

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

lognews.co.id, Indonesia - Peristiwa bersejarah peletakan batu penjuru pembangunan pendidikan revolusioner bernama Politeknik Tanah Al-Zaytun Indonesia Raya atau disingkat Politeknik Tanah AIR, diselenggarakan di Blok Mas Kumambang Al-Zaytun pada tanggal 28/10/25, mengingatkan kita dengan peringatan hari Sumpah Pemuda pada 28/10/28, mencerminkan semangat pemuda Indonesia yang berani melakukan lompatan besar di dunia pendidikan yang kini tidak lagi berfokus pada teori semata.

Dalam sambutan, Ketua Tim Pendiri Politeknik Tanah AIR, Ustaz Ikhwan Triatmo, B.I.T., menyambut para akademisi, pejabat, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelajar dari berbagai jenjang, wali pelajar, mahasiswa, tamu undangan, serta seluruh masyarakat yang memenuhi lokasi acara. 

Kordinat Lokasi peletakan batu penjuru yang menjadi titik Lokasi acara bukan hanya merupakan awal pembangunan fisik politeknik, tetapi juga pembangunan jiwa, momen janji pemersatu bangsa dan sumpah vokasi, yakni sumpah untuk mengabdi melalui ilmu terapan dan karya nyata peradaban.

"Batu ini adalah simbol komitmen dan keberanian, titik awal sebuah peradaban vokasi baru," ujar Ustaz Ikhwan.

Melalui motto “menanam kesadaran, menumbuhkan kemanusiaan,” pembangunan ini mengusung kesadaran ekologi, membangun tanpa menebang hutan jati, sebagai wujud tanggung jawab berdasar ilmu pengetahuan. Ustaz Ikhwan menuturkan bahwa dasar pendirian politeknik ini adalah keyakinan bahwa masa depan bangsa terletak pada ketahanan pangan dan kualitas sumber daya manusia yang berakar kuat di bumi pertiwi.

Kesadaran Ekologis Bupati Indramayu dan Diskusi dengan Syaykh

Acara yang berlanjut di Masjid Rahmatan Lil Alamin karena gerimis, mendapat sambutan hangat dari Bupati Indramayu, Lucky Hakim, yang terkesan dengan kesadaran ekologis yang diperlihatkan di lokasi. Ia mengenang jalan masuk yang dipayungi pohon tinggi bersusun tegap membuatnya teringat masa kecil dan merasakan dejavu seolah kembali ke masa lalu, setelah berdiskusi akhirnya mendapatkan jawaban bahwa pohon tersebut ditanam dengan mesin.

Bupati Lucky bertanya kepada Syaykh Panji Gumilang S.Sos.Mp bagaimana pohon dengan akar kuat bisa dicabut tanpa stres dan mati. Syaykh menjawab dengan nada mengikuti pelafalan huruf “k” seperti Presiden ke 3 berbicara.

“Itulah teknologi,” dan menjelaskan ilmu memindahkan pohon besar di musim kemarau agar tidak stres.

Mendengar itu, Lucky termotivasi untuk menumbuhkan kesadaran ekologis karena selama ini di Indramayu dan Indonesia pada umumnya tidak menyadari pentingnya menanam dan merawat pohon, bahkan sering ditebang. Ia mengikuti jejak Syaykh dengan mengimpor alat pemindah pohon bernama “Big John.”

Paradoks Indramayu dan Harapan Pembangunan Berkelanjutan

Dalam sambutannya, Lucky Hakim menyampaikan bahwa masyarakat Indramayu dikenal rajin bekrja namun belum berhasil keluar dari kemiskinan. Ia mengatakan rencana kedepan untuk membuat kawasan industri yang terintegrasi dengan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan yang hebat, Ia mengajak untuk memanfaatkan seluruh bagian tanaman padi, tidak hanya beras, tetapi juga gabah, dedak, dan batang yang memiliki kandungan silika dan serat yang bernilai tinggi. “Saya tidak punya keilmuan, tapi yakin banyak profesor yang mengerti,” ujarnya.

Ajakan Bupati untuk Membantu Indramayu Meningkatkan SDM

Bupati juga menyoroti kondisi kemiskinan Indramayu meskipun memiliki banyak pekerja migran yang mengirimkan remitansi, serta sumber pendapatan dari minyak, ikan, dan persawahan. Ia menyebut adanya paradoks yang mungkin disebabkan oleh pengelolaan keuangan yang kurang tepat. Oleh karena itu, pembangunan sumber daya manusia menjadi kunci kemajuan.

Lucky menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi meningkatkan keterampilan SDM demi mewujudkan potensi daerah yang sudah kaya sumber daya alam.

Komitmen Pengembangan Infrastruktur dan Zonasi Industri Hijau

Lucky Hakim menegaskan komitmennya menjadikan Gantar sebagai pusat keramaian dan perekonomian. Hal ini dimulai dengan membenahi jalan serta mendukung pembangunan exit tol di Gantar yang akan menjadi kebanggaan warganya sehingga apalagi menjadi lokasi didirikannya pusat pendidikan vokasi Politeknik Tanah AIR.

“Tenang, Syaykh. Jalanan akan kami benahi. Saya sudah hampir dua bulan ini fokus mengurus exit tol di Gantar,” kata Lucky.

Ia juga berkomitmen mengembangkan kawasan yang sebelumnya kurang subur dan sulit akses air menjadi kawasan industri hijau yang ramah lingkungan, tanpa mengurangi lahan pertanian produktif. Kawasan ini akan diintegrasikan dengan pertanian untuk meningkatkan nilai tambah.

Politeknik Tanah AIR dan Harapan Pembangunan SDM Berkualitas

Bupati menilai Syaykh Panji Gumilang sebagai tokoh pendidik yang mampu menyediakan sumber daya manusia cerdas dan sadar akan tugas sebagai khalifah di bumi tanpa membawa kerusakan. Melalui motto “menanam kesadaran, menumbuhkan kemanusiaan,” diharapkan politeknik ini dapat melahirkan generasi peduli lingkungan dan cerdas membangun negeri.

Tausiyah dan Penjelasan Syaykh Panji Gumilang

Syaykh Panji Gumilang menyampaikan apresiasi para tamu dan pelajar serta menjelaskan acara yang dipindah ke Masjid Rahmatan Lil Alamin karena hujan gerimis. Ia menyebut masjid tersebut mampu menampung hingga 150.000 orang.

Menjawab pertanyaan saat diskusi dengan Bupati Lucky Hakim “kapan pembangunan politeknik selesai? “, Syaykh menjawab singkat, “Besok,” sambil mengajak Bupati Lucky Hakim menjadi penasihat panitia pendirian politeknik.

Syaykh menyinggung masalah pajak yang memberatkan Ma’had Al-Zaytun. Periode sebelumnya hanya membayar pajak bumi bangunan Rp2,5 juta perbulan, kini tiba tiba menjadi Rp3,5 miliar. Ia menjelaskan bahwa lembaga pendidikan sebagaimana diatur undang-undang seharusnya diberikan keringanan pajak.

Ia menyebut telah bersurat kepada Dirjen Pajak dan menyoroti penyitaan dana abadi pendidikan yang mencapai hampir Rp1 triliun, serta hambatan kerja sama dengan Bank Mandiri dan proses hukum yang dihadapi.

Inovasi Kurikulum LSTEAMS dan Sejarah Politeknik

Syaykh memperagakan podium berputar unik di Masjid Rahmatan Lil Alamin dan menjelaskan bahwa politeknik ini menggunakan kurikulum LSTEAMS (Law, Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics, Spiritual).

Sejarah pendirian politeknik bermula di Garut, lalu berpindah ke Kecamatan Haurgeulis, dengan dukungan dan masukan Tim 11 IPB University dan tokoh akademik seperti Prof. Sugianto serta seluruh panitia kemudian dibukakan peta dan melihat ternyata terdapat kecocokan dengan bentuk bulatan di blok Mas Kumambang Ma’had Al-Zaytun.

Ia menjelaskan sempat tertunda selama 26 tahun karena pembubaran program yang dianggap terkait dengan nama Azzaitun. Namun Syaykh tetap tenang, memegang filosofi tentang perjuangan pahlawan yang tidak mengalah tanpa menginjak lawan.

Perubahan Kurikulum dan Organisasi Penyangga Politeknik

Syaykh mengkritik kurikulum Indonesia yang masih ketinggalan zaman, hanya berorientasi pada STEM. Ia mengusulkan kurikulum LSTEAMS dengan menambahkan "Law" dan "Spiritual" supaya lebih komprehensif.

Politeknik Tanah AIR dinaungi oleh Lembaga Kesejahteraan Masjid (LKM), yang juga menaungi Yayasan Pesantren Indonesia, koperasi desa-kota, dan lembaga pengelola laut Samudra Biru.

Selanjutnya Lucky Hakim dan Syaykh Al-Zaytun menandatangani papan kesadaran dan kemanusiaan dengan tinta emas yang terlebih dahulu dimulakan oleh warga asli Gantar, Asmin J.B sebagai sahabat Syaykh sejak awal pendirian Ma’had Al-Zaytun menggoreskan tanda tangan dan dengan kesadaran memberikan dukungan pendirian Politeknik Tanah AIR sebesar Rp. 70.000.000. 

Usai acara, Lucky Hakim merespon ucapan Syaykh untuk menjadikannya sebagai penasihat pendirian Politeknik Tanah Air dengan mengatakan “Insya Allah sebisa saya” ujarnya dalam wawancaranya Bersama wartawan senior lognews HA Nasution. 

Tokoh Akademik Ternama Hadir Mendukung

Acara dihadiri para profesor dan tokoh akademik dari berbagai universitas, di antaranya:

• Prof. Dr. H. Sugianto, S.H., M.H. (Guru Besar Hukum Tata Negara UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon)

• Prof. Dr. Ciek Julyati Hisyam, M.M., M.Si. (Guru Besar Universitas Negeri Jakarta)

• Prof. Dr. Hamja (Dekan Fakultas Hukum Universitas Wiralodra Indramayu)

• Dr. Ir. Bagus P. Purwanto, M.Si. (Tim 11 IPB University)

• Prof. Dr. Hamidah Abdurrachman, S.H., M.Hum. (Universitas Pancasakti Tegal)

• Drs. Amich Alhumami, M.A., M.Ed., Ph.D. (Deputi Bappenas)

• Pendeta Ir. Danny Soepangat (Rektor Universitas Swadaya Gunung Djati)

• Prof. Dr. Ir. H. Achmad Faqih, SP., MM.