PEMILU
الجمعة، 20 أيلول/سبتمبر 2024

Mahasiswa KKN IAI Al AZIS, Dorong Potensi Hebat Waduk Cipancuh Untuk Warga Desa

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

lognews.co.id, Subang - Mahasiswa KKN IAI Al AZIZ menelusuri potensi hebat di Waduk Cipancuh untuk meningkatkan sektor pertanian dan pariwisata sehingga harapan masyarakat berpuluh puluh tahun bisa terwujud.

Waduk Cipancuh terletak di Desa Situraja, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, sebagian besar wilayahnya berada di Desa Situraja, memiliki potensi yang besar untuk membangun perekonomian masyarakat dari sektor pertanian dan wisata, namun masih belum optimal, karena terbatasnya sumber air.

Padahal ada potensi ketika disambungkan dengan Bendungan Sadawarna yang terletak di Kabupaten Subang, akan menjadi waduk yang memiliki air sepanjang tahun.

Waduk Cipancuh merupakan sumber air utama bagi daerah-daerah di sekitarnya, meliputi beberapa kecamatan dengan luas total area yang dilayani mencapai 6.314 hektar.

Rincian luas areal tersebut antara lain adalah Kecamatan Haurgeulis seluas 4.110 hektar, Kecamatan Gantar seluas 1.186 hektar, Kecamatan Kroya seluas 319 hektar, dan Kecamatan Anjatan seluas 699 hektar.

lognews berita cipatujah kkn(Mahasiswa KKN IAI Al AZIS mengunjungi kantor Jasa Tirta)

Pengelolaannya dilakukan oleh Perum Jasa Tirta II Unit Usaha Wilayah III, Waduk ini dibangun antara tahun 1927 - 1929 dengan konstruksi bangunan berbahan urungan tanah. Panjang bendungannya adalah 3.300 meter. Waduk Cipancuh memiliki luas total 700 hektar dengan luas genangan mencapai 540 hektar. Waduk ini memiliki volume air normal sebesar 6.135.413 meter kubik dengan elevasi dasar terendah 24,10 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan elevasi tertinggi pada tanggul mencapai 31,50 mdpl, sementara elevasi mercunya berada di 27,97 mdpl.

Sistem peringatan dini.

Selain sebagai sumber air untuk irigasi, Waduk Cipancuh juga dilengkapi dengan sistem peringatan dini yang mencakup beberapa elevasi penting.

Elevasi peringatan atau "El. Waspada" berada pada ketinggian 29,35 mdpl, sementara "El. Siaga" berada pada 29,45 mdpl, dan "El. Awas" berada pada 30,00 mdpl. Sistem pengawasan ini mencakup beberapa titik strategis yaitu Sp. Cibiuk, Sp. Ciseseupan, Sp. Cipancuh, Sp. Cihoe, dan Sp. Cikeludan. Pengelolaan Waduk Cipancuh difokuskan pada pemeliharaan infrastruktur, pengendalian air, dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya untuk memastikan fungsi optimal waduk ini dalam mendukung berbagai kegiatan irigasi, pengendalian banjir, serta potensi pengembangan ekonomi melalui sektor pertanian, perikanan, dan wisata.

Peran Mahasiswa KKN IAI Al AZIS.

Mahasiswa KKN IAI Al-ZIS meniti kembali alur birokrasinya, yang dalam penelusurannya, Mahasiswa KKN IAI Al-ZIS menemui beberapa tokoh masyarakat setempat, semakin menguatkan fakta bahwa Waduk Cipancuh ini memiliki peran yang sangat besar terhadap ekonomi masyarakat.

Namun permasalahannya, sumber air hanya terbatas pada kiriman hujan saja, sehingga pemanfaatannya tidak memberikan dampak secara optimal.

Tokoh masyarakat.

lognews cipatujah kkn(perbincangan Mahasiswa KKN IAI Al AZIS dengan tokoh masyarakat, Barja)

Salah satu tokoh muda masyarakat  Desa Situraja, Barja, Waduk ini memiliki peran penting yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung sektor pertanian di desa, khususnya bagi masyarakat Situraja.

“Dengan adanya waduk ini, diharapkan masyarakat desa dapat menikmati manfaat yang lebih besar, terutama dalam hal pengairan lahan pertanian, hanya saja sayang sumber airnya terbatas”, ujar Barja. 

Barja berharap agar sistem irigasi yang ada dapat ditingkatkan, sehingga distribusi air yang berasal dari Waduk Cipancuh bisa lebih merata dan efisien, mendukung produktivitas pertanian di daerahnya. Selain itu, Barja juga menyoroti pentingnya pembangunan embung sebagai upaya untuk memaksimalkan suplai air dari Bendungan Sadawarna ke Waduk Cipancuh.

Kebutuhan fasilitas.

Barja optimis jika embung ini terwujud, maka aliran air ke waduk akan lebih stabil, dan kebutuhan air untuk lahan pertanian di Situraja dan sekitarnya dapat terpenuhi dengan lebih baik. Dukungan infrastruktur seperti ini, menurutnya, akan sangat membantu masyarakat dalam mengelola pertanian mereka, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di desanya.

Potensi pariwisata.

Potensi lain dari Waduk Cipancuh adalah dapat menjadi wahana wisata. Menurut Yoyoh, pedagang di sekitar Waduk Cipancuh, warung yang ia kelola mempunyai langganan dari beragam pengunjung, termasuk pekerja, masyarakat yang berwisata, dan masyarakat yang senang melakukan aktivitas olahraga di area waduk.

lognews pedagang(yoyoh pedagang di area Waduk Cipancuh)

 “Keberadaan waduk ini telah memberikan dampak positif terhadap perekonomiannya, jelas Yoyoh.  Ia menuturkan bahwa perbaikan infrastruktur waduk jika diperbaiki langsung terasa manfaatnya. Misalnya sebelum, jalan ke waduk di cor, saat musim hujan sepi, karena jalannya rusak.

Namun setelah jalannya di perbaiki, saat musim hujan pun banyak pengunjung yang datang. “Kalau jalannya bagus mah, musim hujan juga banyak yang datang kesini”, ujar Yoyoh.

Sebagai pedagang yang telah lama beraktivitas disekitar waduk, Yoyoh berharap agar pengelolaan Waduk Cipancuh dapat lebih ditingkatkan. Ia berharap agar penataan air di waduk bisa diperbaiki sehingga airnya tidak cepat kering, yang tentunya akan sangat mendukung keberlangsungan usaha para pedagang dan kenyamanan pengunjung.

 

Membantu warga/petani.

Para petani banyak berkepentingan terhadap perbaikan waduk Cipancuh ini. Seperti salah satu warga yang ditemui Mahasiswa KKN IAI Al AZIS, Mang Ibut, seorang petani di kawasan sekitar Waduk Cipancuh, memiliki harapan besar terhadap adanya aliran air dari Bendungan Sadawarna, sehingga air waduk Cipancuh selalu berisi air.

Namun ia kecewa karena realisasi proyek tersebut memakan waktu yang lama. Ibut sangat berharap aliran air ini segera direalisasikan karena curah hujan di daerahnya sangat minim, yang menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan air untuk keperluan pertanian.

Menurutnya kesulitan dalam pengairan dapat berujung pada gagal panen, terutama karena hujan yang tidak menentu dan musim kemarau yang berkepanjangan. Kondisi ini menyebabkan tanaman kering dan akhirnya gagal panen.

“Kami mohon permasalahan pengairan ini segera diatasi sehingga panen tidak terganggu dan para petani dapat terus bertani dengan hasil yang baik”, ujar Ibut.

 

Hambatana pemerintah.

Mahasiswa KKN IAI Al AZIS menggali dari sisi pengelola waduk sebagai solusi, memang petugas banyak menghadapi tantangan. Seperti halnya yang diungkapkan Deri, petugas pengelola Waduk Cipancuh, ia menjelaskan bahwa dalam pengelolaan waduk banyak menghadapi tatantangan secara teknis.

Pengelolaan Waduk Cipancuh saat ini sepenuhnya berada dibawah tanggung jawab Perusahaan Jasa Tirta (PJT) setelah serah terima dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Sehingga ada hambantan-hambatan birokrasi.

Lebih lanjut Deri menjelaskan bahwa secara geografis, seluruh wilayah Waduk Cipancuh terletak di Desa Situraja. Nama "Cipancuh" sendiri kemungkinan diambil dari nama aliran utama yang memasok air ke waduk ini, yaitu Sungai Cipancuh.

WhatsApp Image 2024 08 19 at 21.05.19 1(Waduk Cipancuh pada musim hujan)

Dari waduk ini, air dialirkan ke beberapa desa, termasuk Desa Haurgeulis, Sumbermulya, Mekarjati, dan Kertanegara, dengan aliran sekunder menuju Kertanegara. Namun ironisnya, di Desa Situraja, air justru ditampung untuk dialirkan ke waduk, yang sering kali menjadi sumber keluhan warga setempat karena masalah kekeringan. Sedangkan petani Desa Situraja sendiri sering tidak mendapatkan air.

Dari sisi fungsinya, menurut Deri, waduk ini tidak hanya berfungsi untuk irigasi pertanian, tetapi juga sebagai penampung air hujan.  “Waduk Cipancuh selain untuk irigasi juga berfungsi sebagai penampung air hujan.” jelas Deri.

Air di waduk biasanya bertahan selama 8 bulan, tetapi ketika debit air turun di bawah 5 juta kubik, warga Desa Situraja mulai mengeluhkan kekurangan air. Waduk ini menerima pasokan air dari beberapa sungai, dengan aliran terbesar berasal dari Sungai Cibiuk dan Cipancuh. Mengenai rencana pengairan dari Bendungan Sadawarna, Deri menjeaskan bahwa meskipun rencana ini masih sebatas rumor, ada kemungkinan air dari Sadawarna bisa dialirkan ke Waduk Cipancuh. Namun, karena elevasi Waduk Cipancuh lebih tinggi, diperlukan pembangunan bendung baru untuk menampung dan mengalirkan air tersebut, yang tentu saja membutuhkan biaya yang cukup besar.

Oleh karena itu, sebelum realisasi pengaliran ini, fokus utama adalah memperbaiki dan merehabilitasi Waduk Cipancuh, seperti yang dilakukan baru-baru ini dengan perbaikan tanggul, peninggian tanggul, serta perbaikan dan penggantian tanah pada area bekas longsoran. Dari perspektif perusahaan pengelola waduk Cipancuh,  Sandi, selaku pimpinan Perusahaan Jasa Tirta (PJT), menjelaskan bahwa waduk ini awalnya dikategorikan sebagai "situ," namun seiring waktu, luasannya yang besar membuatnya lebih tepat disebut sebagai bendungan.

 

Pengendali banjir.

Ia menegaskan bahwa Waduk Cipancuh dibangun dengan tujuan utama sebagai pengendali banjir. Berkait dengan pengembangan waduk, Sandi, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil survey terhadap masyarakat sekitar waduk, mereka menyatakan siap apabila tanah mereka dibutuhkan untuk pengembangan waduk.

Masyarakat menyadari bahwa tanah yang mereka tempati adalah bagian dari area genangan. Berdasarkan perhitungan konsultan, area yang akan dikembalikan mencapai sekitar 600 hektar, yang sebenarnya melebihi kapasitas awal. Namun, dengan area saat ini hanya sekitar 340 hektar, waduk ini tidak dapat melayani kebutuhan air masyarakat, terutama para petani, selama musim kemarau. Dalam kondisi sekarang, Waduk Cipancuh hanya mampu melayani kebutuhan irigasi selama dua bulan untuk 10 desa di Kecamatan Haurgeulis.

 

Peran penting warga masyarakat.

Meskipun begitu, daerah layanan waduk ini telah meningkat dari 900 hektar menjadi 1.179 hektar, yang bahkan mampu mendukung panen di musim kemarau. Lebih lanjut Sandi mengungkapkan bahwa meskipun layanan pariwisata di sekitar waduk semakin ramai setiap sore, kesadaran masyarakat terhadap kebersihan masih kurang. Banyak sampah berserakan disekitar waduk.

Hal ini menjadi tantangan dalam pengelolaan waduk sebagai destinasi wisata. Perlu ada edukasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya kebersihan lingkungan. Salah satu kekhasan Waduk Cipancuh adalah kemampuannya untuk mengering, yang membuat struktur tubuh bendungan harus tetap lembab. Jika tidak, bisa terjadi kelonggaran pada struktur bendungan, yang bisa berakibat fatal. Sandi juga mengingatkan bahwa kelebihan debit air pada tahun 2010 dan 2021 menyebabkan pergeseran pada bendungan, namun telah diperbaiki oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

Mengenai masa depan waduk ini, Pak Sandi menjelaskan bahwa masih ada pembahasan dari pihak pemerintah, termasuk kajian yang dilakukan oleh BBWS bersama dengan PKKB.

Salah satu usulan adalah pengembalian daya tampung waduk dan perluasan kaki bendungan, zona aman di sekitar kaki bendungan ditetapkan sejauh 50 meter, dan sedang diusulkan rencana pembebasan lahan di area tersebut.

 

Kesejahteraan masyarakat.

Sandi juga menyampaikan harapan besar masyarakat terkait kemungkinan aliran air dari Bendungan Sadawarna. Namun, secara teknis, terdapat perbedaan elevasi sekitar 7 meter antara Bendungan Sadawarna dan Waduk Cipancuh, yang membuat proyek ini memerlukan biaya yang sangat besar. Setelah dikaji lebih lanjut, alternatif lain dari Cijurai yang berjarak 4-5 km dianggap lebih memungkinkan dibandingkan dengan aliran dari Sadawarna yang lebih jauh. Menurut Sandy waduk Cipancuh ini sangat besar potensinya untuk dijadikan parawisata namun terbilang cukup unik karena waduk ini tidak selalu ada air karena airnya selalu mengalir, dengan pengelolaan yang tepat. Waduk Cipancuh memiliki kemampuan untuk menjadi pilar utama dalam mendorong kesejahteraan masyarakat dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi regional.

Pengembangan sektor pariwisata berbasis waduk juga dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan pendapatan daerah, dengan catatan perlu adanya dukungan infrastruktur memadai dan partisipasi aktif masyarakat lokal.

Optimalisasi Waduk Cipancuh diharapkan tidak hanya meningkatkan perekonomian lokal tetapi juga mempertahankan keseimbangan ekologis di kawasan sekitar waduk. Pembangunan infastruktur dengan pembangunan jalan akses yang baik menuju waduk, penyediaan tempat parkir, toilet umum, serta fasilitas rekreasi seperti area berkemah, taman, dan pusat informasi wisata. Selain itu, pengembangan dermaga dan fasilitas untuk aktivitas air, seperti penyewaan perahu dan perlengkapan memancing, juga diperlukan.

Selain peningkatan infastruktur dan fasilitas lainnya warga juga diharapkan meningkatkan kesadarannya untuk menjaga kebersihan sekitar waduk Cipancuh agar tidak merusak keindahannya. Menimbang besarnya potensi waduk Cipancuh ketika dikelola dengan baik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat baik dari sektor pertanian, perdagangan, maupun wisata, maka perlu ada upaya kolaboratif dari selruh pihak, Mahasiswa IAI Al AZIS, selaku elemen masyarakat memiliki keinginan untuk mengkonekkan harapan masyarakat ini kepada pihak-pihak pemangku kepentingan.

Dari kegiatan yang diinisiasi oleh para Mahasiswa IAI Al AZIS, semua data yang didapat sebisa mungkin dapat memberikan solusi kepada masyarakat, terlebih lagi dapat didengar oleh para pemegang kebijakan, agar segala potensi Waduk Cipancuh dapat berdampak pada kehidupan alam yang harmonis dengan kehidupan manusia menjadi makmur dan sejahtera. (Gina Safitri, Cahyadi, Ali Aminulloh)