السبت، 06 كانون1/ديسمبر 2025

Bupati Indramayu Soroti Siswa SMP-SMA yang Belum Bisa Membaca dan Berhitung

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

lognews.co.id - Dunia pendidikan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kembali menjadi sorotan setelah terungkap adanya siswa tingkat SMP hingga SMA yang masih belum menguasai keterampilan dasar membaca dan berhitung.

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, mengaku geram sekaligus prihatin setelah mengetahui kenyataan tersebut.

Terbongkar Saat Razia Satpol PP Fenomena ini mencuat saat Satpol PP Indramayu melakukan razia pelajar yang bolos sekolah di kawasan Makam Selawe, Sindang, pada Senin (11/8/2025). Dalam proses pembinaan, ditemukan seorang siswa kelas 9 SMP yang tidak bisa membaca sama sekali. Lebih mengejutkan lagi, seorang siswa kelas 12 SMA tidak mampu menjawab perkalian sederhana 3 x 4.

“Saya kaget banget lihat video ketika Kasatpol PP merazia anak-anak yang bolos sekolah. Ternyata ada yang kelas 9 nggak bisa baca, bahkan ada yang SMA nggak bisa hitung 3x4,” ujar Lucky Hakim dalam rekaman video, Senin (18/8/2025).

Banyak lulusan SD masih belum bisa membaca
Menurut laporan yang diterima Bupati, kondisi serupa bukan kali pertama terjadi. Banyak lulusan sekolah dasar di Indramayu yang tetap tidak bisa membaca meski telah bersekolah bertahun-tahun.

“Ini jadi PR besar bagi kita semua. Kalau mereka tidak pernah sekolah mungkin bisa kita masukkan ke kejar paket. Tapi masalahnya, mereka sudah sekolah bertahun-tahun, kok masih tidak bisa baca? Ini gimana?” tegas Lucky.

Penyebab dan tantangan
Pendidikan Lucky menilai persoalan ini tidak hanya terkait anak atau sekolah semata, melainkan dipengaruhi banyak faktor. Mulai dari kurikulum yang tidak sesuai, lemahnya implementasi undang-undang pendidikan, hingga sistem pembelajaran yang dianggap kurang efektif.

“Kalau sistemnya tidak mendukung, kita mau kerja keras di daerah pun tetap akan amburadul,” ujarnya.

Permintaan Dukungan Pemerintah Pusat Bupati menekankan bahwa penyelesaian masalah ini tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah daerah. Diperlukan dukungan dari pemerintah pusat untuk memperkuat pendidikan dasar, khususnya yang berfokus pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.

“Kita membangun kabupaten dengan segala upaya, tapi kalau banyak anak yang tidak bisa baca dan hitung, masa depan bangsa bisa hancur. Negara wajib hadir untuk mencerdaskan bangsanya,” tegas Lucky.

Harapan untuk perbaikan sistem pendidikan
Fenomena ini menjadi ironi besar di tengah banyaknya sekolah yang berdiri di Indonesia. Lucky berharap kasus tersebut menjadi momentum penting bagi perbaikan sistem pendidikan nasional agar tidak ada lagi generasi yang tertinggal dalam kemampuan dasar.