lognews.co.id - Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Indramayu turut hadir dalam rapat koordinasi TPPS Provinsi dan Kabupaten/Kota yang berlangsung di Pelataran Setda A, Gedung Sate, pada Rabu (20/08/2025). Agenda tersebut membahas langkah-langkah strategis untuk menurunkan angka stunting di Jawa Barat yang saat ini menunjukkan perkembangan positif.
DATA SSGI 2025
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Jawa Barat berada di angka 15,9%. Angka tersebut mengalami penurunan cukup signifikan, yakni sebesar 5,8 poin dibandingkan dengan tahun 2023. Namun, tantangan masih cukup besar, sebab masih ada satu kabupaten yang termasuk dalam kategori prevalensi sangat tinggi, enam kabupaten/kota dengan kategori tinggi, 13 kabupaten/kota di kategori sedang, serta hanya dua kabupaten/kota yang masuk kategori rendah.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Dr. Drs. Herman Suryaman, menegaskan bahwa penanganan stunting merupakan persoalan penting yang harus ditangani secara kolaboratif. "Persoalan ini adalah persoalan sejarah, bahwa Jawa Barat menciptakan generasi, kita harus bersinergi. Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib mengintegrasikan indikator prevalensi stunting dan 31 Indikator Layanan dalam dokumen perencanaan," tegasnya.
STRATEGI JANGKA PANJANG DAN PENDEK
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. Vini Adiani Dewi, dalam kesempatan tersebut menjelaskan strategi yang telah berjalan sekaligus target jangka panjang. Salah satunya adalah menekan prevalensi stunting hingga 11,49% pada tahun 2030, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Barat 2025-2030.
Upaya percepatan penurunan stunting di Jawa Barat sendiri diterapkan melalui Logical Framework Akselerasi Pencapaian Indikator Strategis Pembangunan Provinsi Jawa Barat serta Progressive Bureaucratic Reform yang melibatkan berbagai tingkatan pemerintahan, mulai dari pusat hingga desa/kelurahan. Di sisi lain, terdapat pula strategi pencegahan jangka pendek dengan fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang mencakup intervensi kepada ibu hamil, bayi, dan balita. Sedangkan strategi jangka panjang diarahkan pada remaja, Pasangan Usia Subur (PUS), hingga Calon Pengantin (Catin).
Dalam forum tersebut, TPPS Kabupaten Indramayu menegaskan komitmennya untuk terus berkolaborasi dalam berbagai program percepatan penurunan stunting, dengan tujuan mewujudkan generasi Jawa Barat yang sehat dan berkualitas. (Sahil untuk Indonesia)


